FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pada 2022, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pendapatan cukai rokok hampir Rp200 triliun. Pendapatan ini kini dibandingkan dengan ludesnya uang negara karena korupsi.

Politisi kawakan Akbar Faizal mengenang. Saat negara mendapat Rp198,02 triliun dari cukai rokok, Menteri Keuangan saat itu senang.

“Sri Mulyani happy cukai rokok capai Rp200 T. Kita juga happy,” kata Akbar Faizal dikutip fajar.co.id, Rabu(2/7/2023).

Pasalnya, negara memang kerja keras mencari pemasukan. Yang selanjutnya dialokasikan untuk berbagai sektor.

“Negara susah payah cari pemasukan untuk jalan, gaji PNS, beli senjata, perbaikan kualitas kesehatan, transfer dana ke desa, dan lain-lain,” ujarnya.

Namun yang ia pertanyakan, jika Sri Mulyani, Kementerian Keuangan dan rakyat senang ketika negara mendapat pemasukan triliunan, kenapa tidak merespon sebaliknya jika negara kehilangan triliunan rupiah.

“Wajar banyak yang marah BTS dikorupsi. Tp @DPR_RI koq gak marah ya seperti biasanya? @kemenkeu” pungkasnya.

Sebelumnya Akbar Faizal menyentil para legislator DPR RI. Ia menagih suara kritis 575 wakil rakyat tersebut.

Menurutnya, mereka yang punya kuasa di Senayan itu selalu ribut jika terjadi kasus keciln. Namun kini teriakannya tak terdengar di kasus korupsi Base Transceiver Station (BTS).

“Mana teriakan kemarahan Anda wahai 575 anggota @DPR_RI seperti yang sering kalian tunjukkan pada banyak kasus-kasus receh?” kata Faizal dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Jumat (14/7/2023).

“Mana suara fraksi dan partai gagah kalian?” tambahnya.

Ia mengatakan, kini hanya Partai Sokidsritas Indonesia yang getol menyoroti kasus BTS. Padahal, partai yang diketuai Giring Ganesha itu kerap dihina.
(Arya/Fajar)