Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Perum BULOG
Tokoh Terkait
'Kiamat' Beras India Diklaim Tak Ngefek ke RI, Ini Alasannya
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Stok beras nasional diklaim aman di tengah kekhawatiran akibat larangan ekspor beras non-basmati oleh India. Sebab, Indonesia tidak hanya mengimpor beras dari negara itu. Sementara itu, stok beras nasional diklaim aman sampai akhir tahun, bahkan, masih akan ada stok carry over untuk ketahanan 3 bulan di tahun 2024.
Di sisi lain, menurut International Food Policy Research Institute (IFPRI), India memasok 40% beras ke pasar global di tahun 2022/2023. Karena itu, setiap aksi India diakui akan memicu efek domino.
Namun, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi optimistis, langkah India itu tak akan pengaruhi stabilitas pangan Indonesia. Sebab, kata dia, pemerintah telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras.
Di sisi lain, di menambahkan, pemerintah juga telah menugaskan Bulog mengisi stok cadangan beras pemerintah (CBP) lewat impor dengan kuota 2 juta ton. Termasuk impor dari India.
Arief mengatakan, posisi perdagangan Indonesia dan India saat ini, justru pemerintah India yang menawarkan dilakukannya trade balancing dengan Indonesia.
"Trade balance India itu dengan Indonesia kalahnya besar, sehingga teman-teman dari India ini mengharapkan kita itu Importasinya salah satunya dari India, jadi memang mereka sendiri yang meminta pemerintah Indonesia untuk menyeimbangkan atau trade balance karena ekspor CPO kita jauh lebih besar," kata Arief dalam keterangan resmi dikutip, Rabu (2/8/2023).
Deputi bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menambahkan hal senada. Dia mengatakan, langkah India itu tak akan mengganggu Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia tak hanya mengimpor beras dari India.
"Larangan ekspor India nggak banyak pengaruh, kita impor sedikit sih. Kita impor juga dari Vietnam, Pakistan, Thailand, Burma (Myanmar)," kata Ketut kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/8/2023).
"Dan, teman-teman Perum Bulog juga sedang berkomunikasi dengan Kamboja," tambahnya.
Sementara itu, BPS mencatat, India jadi sumber impor beras Indonesia terbesar di tahunn 2021 dan 2022. Yaitu, masing-masing tercatat sebanyak 215.386,5 dan 178.533,6 ton. Dari total impor sebanyak 407.741 ton di tahun 2021 dan 429.207 ton di tahun 2022. Hanya saja, tidak disebutkan porsi beras impor basmati dan non-basmati di dalam data tersebut.
Sumber impor beras Indonesia menurut catatan BPS adalah India, Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, Jepang, China, dan sejumlah negara lainnya.
Tahun 2019 dan 2020, sumber impor beras Indonesia terbesar adalah Pakistan, dan di tahun 2018 terbanyak berasal dari Thailand, disusul Vietnam.
Sementara itu, Bulog mencatat, untuk tahun ini, impor beras dari India baru 5.000 ton. Sisanya dari Thailand dan Vietnam. Di mana, Bulog telah merealisasikan impor beras tahap I sebanyak 500 ribu ton, dan sedang proses pelaksanaan tahap II sekitar 300 ribu ton.
"Tahap 1 kita ada kontrak dengan India, untuk tahap 2 belum ada," kata Kabag Humas Bulog Tomi Wijaya kepada CNBC Indonesia, Senin (17/7/2023).
Stok AmanKetut mengatakan, Indonesia akan memiliki stok beras sebanyak 7.681.209 ton di akhir tahun 2023. Angka itu mengacu pada prognosa neraca pangan per 30 Juli 2023.
Mengutip paparan Ketut dalam webinar pangan Pataka (Selasa, 2/8/2023), produksi beras nasional tahun 2023 diprediksi mencapai 31,55 juta ton. Di mana, berdasarkan Sistem Nasional Neraca Komoditas, stok beras awal tahun 2023 diasumsikan sebanyak 4,06 juta ton. Data ini berdasarkan hasil survei stok beras oleh BPS dan Bapanas.
Sementara itu, realisasi impor beras Januari-Juni 2023 tercatat sebanyak 1,01 juta ton, dan direncanakan masuk lagi sebanyak 1,88 juta ton pada periode Juli-Desember 2023. Dengan asumsi tidak ada rencana ekspor beras tahun ini, prognosa total ketersediaan beras nasional tahun 2023 adalah 38,52 juta ton.
Asumsi kebutuhan beras setahun ini adalah 30,84 juta ton atau 2,57 juta ton per bulan.
Dengan asumsi itu, akan ada stok akhir di akhir Desember 2023 sebanyak 7,68 juta ton.
"Maka prognosa kita, akan ada carry over beras ke stok tahun 2024 sebanyak 7,68 juta ton. Ini setara ketersediaan untuk 93 hari," jelas Ketut.
"Jadi, begitu melewati tahun 2023, kita masih punya stok untuk 3 bulanan. Stok beras tahun ini dan sampai melewati akhir tahun ini akan aman. Itu dengan asumsi kita nggak melakukan apa-apa. Tapi kan nanti ada panen di Januari, ada di Februari," ujarnya.
Foto: Impor Beras Menurut Negara Asal Utama, 2000-2022. (Dok. BPS)Impor Beras Menurut Negara Asal Utama, 2000-2022. (Dok. BPS)
Hanya saja, ketersediaan stok beras itu juga dipengaruhi kelancaran pasokan beras impor. Karena itu, Ketut mengakui, ketersediaan stok beras sebanyak 7,68 juta ton untuk ketersediaan di awal tahu 2023 bisa tercapai dengan asumsi seluruh rencana impor 1,88 juta ton terealisasi penuh.
Ketut yakin, larangan ekspor India tidak akan mengganggu rencana importasi beras Indonesia tahun ini.
"Dan, kita menunggu update KSA dari BPS. Semoga tidak ada banyak perubahan untuk data produksi tahun ini," kata Ketut.
Seperti diketahui, pada 20 Juli 2023 lalu, India mengumumkan larangan ekspor beras non-basmati untuk menekan laju kenaikan harga beras di negara itu. Di mana, IFPRI mencatat, sejak Oktober 2022 harga beras di India sudah melonjak hingga 30%.
[-]
-
Jokowi Buka 'Keran' Impor Beras, RI Borong dari 2 Negara Ini(dce/dce)
Sentimen: positif (66%)