Sentimen
Negatif (100%)
1 Agu 2023 : 03.34
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Tokoh Terkait

India Setop Ekspor Beras, Berdampak untuk Indonesia?

1 Agu 2023 : 03.34 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

India Setop Ekspor Beras, Berdampak untuk Indonesia?

Krjogja.com - INDIA - India melarang ekspor beberapa kategori beras seiring kenaikan harga domestik dan kekhawatiran akan kekurangan hasil panen. Langkah India itu dinilai berdampak ke sejumlah negara yang menjadi pangsa pasar ekspor beras India serta dapat kerek harga biji-bijian global.

Dikutip dari laporan VOA, 23 Juli 2023, ditulis Jumat (28/7/2023), India merupakan salah satu pengekspor beras terbesar di dunia menyumbang 40 persen dari perdagangan beras global. India ekspor beras ke sekitar 140 negara.

India mengumumkan larangan ekspor beras pada Kamis, 20 Juli 2023. Pemerintah menyebutkan alasan setop ekspor beras karena harga telah naik sekitar 11,5 persen selama setahun terakhir dan 3 persen dalam sebulan terakhir.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Urusan Konsumen India mengatakan telah mengubah kebijakan ekspor untuk memastikan ketersediaan beras putih non-basmati yang memadai di pasar India. Selain itu, larangan ekspor beras tersebut untuk menahan kenaikan harga di pasar domestik.

Langkah India dilakukan beberapa hari setelah Rusia mundur dari kesepakatan untuk mengizinkan pengiriman gandum Ukraina dengan aman melalui Laut Hitam. Hal ini memicu peringatan tindakan tersebut dapat menyebabkan lonjakan harga.

“Dampak larangan beras di India pasti akan akan terasa pada harga global. Ini terjadi setelah inisiatif Laut Hitam tidak diperbarui. Saat gandum mengalami guncangan, larangan ekspor beras oleh India sebabkan guncangan lebih lanjut di pasar biji-bijian global,” ujar Editor The Indian Express Harish Damodaran kepada VOA.

“Dulu India ekspor sekitar 22,5 juta ton. Sekarang sekitar 10 juta ton akan keluar dari pasar internasional, jadi sekitar 40 persen ekspor kita akan terlempar. Ini termasuk kategori yang dilarang ekspornya tahun lalu,” ujar dia.

Analis menilai, India tidak mungkin melonggarkan pembatasan segera setelah bergulat dengan inflasi pangan.

Adapun kenaikan harga pangan merupakan masalah sensitif bagi pemerintah karena negara itu bersiap mengadakan serangkaian pemilihan negara bagian penting akhir tahun ini dan pemilihan nasional pada April mendatang.

Harga beras dan gandum menjadi perhatian khusus di negara mana sereal merupakan bagian utama dari makanan masyarakat berpenghasilan rendah.

India telah memperketat ekspor pertanian sejak tahun lalu. Larangan ekspor gandum yang diberlakukan lebih dari setahun lalu belum dicabut.

Analis menuturkan, India, produsen beras terbesar kedua di dunia memiliki stok beras cukup untuk 1,4 miliar penduduknya, ada kekhawatiran musim hujan yang tidak menentu dapat merusak tanaman padi berikutnya yang ditanam pada Juni dan dipanen pada September.

Hujan deras di bagian utara India dalam beberapa pekan terakhir memicu banjir di daerah utama penanaman padi. Sementara curah hujan yang rendah di selatan halangi banyak petani untuk menanaman tanaman tersebut.

“Kami mengalami hujan lebat dan banjir di Punjab dan Haryana, dan ini adalah dua negara bagian yang sebagian besar memasok surplus beras ke negara itu,” ujar Analis Pertanian, Devinder Sharma kepada VOA.

“Tragedi negara bagian selatan adalah mereka tidak memiliki irigasi dan oleh karena itu mereka terkena dampak buruk oleh kurangnya curah hujan. Jadi semuanya bisa kacau balau dengan panen berikutnya,” ia menambahkan.(*)

Sentimen: negatif (100%)