Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Semarang, Surabaya, Madiun, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo
Tokoh Terkait
Jokowi Batalkan KA Semi Cepat Jakarta-Surabaya, Kenapa?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kereta semi cepat rute Jakarta-Surabaya dikabarkan bakal dihapus dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diketahui pula ada beberapa faktor yang menyebabkan dihapusnya kereta semi cepat, salah satunya belum ada anggaran untuk proyek tersebut. Terlebih lagi, masa kepimpinan Presiden Jokowi akan habis pada 2024 mendatang.
Proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya merupakan salah satu PSN yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perpres No 58/2018.
Proyek ini sebelumnya dirancang meng-upgrade rel di lintasan utara Jawa agar laju kereta api bisa lebih cepat dari sebelumnya. Dengan proyek ini, waktu tempuh Jakarta-Surabaya dirancang jadi hanya 5,5 jam dengan kecepatan 160 km per jam, dari saat ini berkisar 12 jam dengan kecepatan rata-rata maksimal 120 km per jam.
Lantas apa alasan PSN kereta semi cepat Jakarta-Bandung dicoret Jokowi?
"Salah satunya karena sudah ada KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung) yang akan dilanjutkan sampai Surabaya. Yang diusulkan untuk dikeluarkan dari PSN adalah Kereta Jakarta-Surabaya semi cepat, bukan Kereta Cepat yang saat ini relasi Jakarta-Bandung sudah akan dioperasikan," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/7/2023).
Memang, pemerintah telah mewacanakan menyambung rute KCJB sampai ke Surabaya yang rencananya melewati Kertajati lalu ke Purwokerto-Yogyakarta-Solo-Madiun. Hal ini berbeda dari rencana proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya via jalur utara yaitu Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya.
"Dikeluarkan dari PSN bukan berarti dihentikan, tapi tidak lagi masuk dalam kriteria proyek strategis yang punya ketentuan-ketentuan khusus," jelasnya.
"Sampai saat ini masih kereta cepat," ungkap Adita.
Sebelumnya, Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan belum ada keputusan pasti apakah proyek tersebut akan menjadi kereta semi cepat, kereta cepat atau dengan konsep lainnya.
"Waktunya pasti panjang itu. Putusannya juga apakah itu mau kereta cepat, atau kereta semi cepat, atau seperti apa," tuturnya
Proyek ini dimulai dari kerja sama antara Indonesia dengan pemerintah Jepang di tahun 2017. Kemudian hal itu berlanjut di tahun 2019 dimana pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk menandatangani kelanjutan Proyek Peningkatan Kecepatan Kereta Api (KA) Jakarta - Surabaya (Kereta Semi Cepat) melalui penandatanganan Summary Record On The Java North Line Upgrading Project pada 24 September 2019.
Sejak itu sampai dengan Oktober 2020, pihak Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) melaksanakan Preparatory Survey on Java North Line Upgrading Project.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Minister of Economic Affairs Embassy of Japan Tadayuki Miyashita dan Dirjen Perkeretaapian Zulfikri. Turut menyaksikan penandatanganan tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadjimulyono, Duta Besar Jepang Masafumi Ishi dan Direktur Jembatan Bina Marga Iwan Jarkasih.
"Pada akhir Mei 2020, Tim Konsultan JICA akan memberikan hasil awal studi yang diharapkan dapat memberikan gambaran objektif bagi Pemerintah Indonesia dalam mengambil keputusan, baik secara teknis, skema pembiayaan proyek maupun kebijakan operasional," ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya saat itu seperti dikutip, Jumat (27/7/2023).
Budi Karya kemudian menuturkan, rencana awalnya pelaksanaan pengadaan tanah dijadwalkan pada tahun 2021. Dilanjutkan pelaksanaan konstruksi proyek ini diperkirakan dapat dimulai pada tahun 2022.
Namun sayang, proyek ini tidak ada perkembangan hingga pertengahan 2022. Dirjen Perkeretaapian Kemenhub saat itu, Zulkifri, mengonfirmasi proyeknya masih dibuat kajian (feasibility study) oleh Jepang.
"Kalau (proyek) Kereta Semi Cepat di Jepang masih feasibility study, belum sampai konstruksi. Yang jelas, sampai 2024 itu masih penyiapan dokumen perencanaan dulu," terang Zulfikri, (27/06/2022).
[-]
-
Pemudik 'Meledak' 2023, Orang Ramai-Ramai Mobil Pribadi!(Linda Hasibuan/hsy)
Sentimen: positif (99.2%)