Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2019
Kab/Kota: Bogor, Menteng
Kasus: HAM, korupsi
Jangan Pilih Pemimpin yang Mengatakan Indonesia Bubar 2030!
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024, Adian Napitupulu meminta agar masyarakat tidak memilih sosok pemimpin yang pernah menyebut Indonesia berpotensi bubar pada 2030.
Meski demikian, Adian tak menyebut siapa sosok pemimpin yang dimaksud.
"Apakah kita mau melihat Indonesia, bertahan 100 tahun, 200 tahun, 300 tahun sampai 1.000 tahun lagi? Jangan pernah memilih pemimpin yang pernah mengutip mengatakan Indonesia bisa bubar 2030. Jangan," kata Adian kepada para relawan Ganjar di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta, Minggu (30/7/2023).
Baca juga: Adian ke Pendukung Ganjar: Jangan Pilih Capres Korup, Melanggar HAM dan Diskriminatif
Menurut dia, sejauh ini baru Ganjar, sosok bakal calon presiden (bacapres) yang memenuhi kriteria tanpa korupsi, tanpa kekerasan, bukan pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan tidak berlaku diskriminatif.
"Saya mau Indonesia tanpa kekerasan. Saya mau Indonesia tanpa korupsi. Saya mau Indonesia tidak melanggar HAM. Saya mau Indonesia tidak berlaku diskriminatif. Satu per satu kita tuliskan lalu kita pilih siapa presiden yang memenuhi kriteria itu," ujarnya.
"Sampai hari ini saya baru ketemu satu nama, namanya Ganjar Pranowo. Baru itu. Jadi kalau orang katakan, 'Adian kenapa kamu pilih Ganjar Pranowo'. Karena dia memenuhi seluruh mimpi-mimpi saya tentang Indonesia," lanjut dia.
Adian mengaku tak main-main ketika memutuskan mendukung Ganjar dalam Pilpres 2024.
Selain sebagai kader PDI-P, Adian mengaku telah mempelajari satu per satu figur bacapres yang ada saat ini.
"Enggak rumit-rumit, enggak sulit-sulit. Kalau kemudian ada yang katakan pada saya kenapa saya pilih Ganjar? Saya periksa satu per satu rekam jejaknya," ujar dia.
Ia pun berpesan bahwa dalam politik, setiap capres akan mengumbar janji pada saat kampanye untuk menarik minat masyarakat mendukungnya. Namun, kata dia, cara menguji janji itu adalah dengan melihat rekam jejaknya.
Baca juga: PBB Deklarasi Prabowo Capres, Cak Imin, Anis Matta hingga Anas Urbaningrum Hadir
"Seperti itu lah politisi-politisi ketika mau mengejar kursi menebar janji, dari yang paling masuk akal hingga yang tidak masuk akal. Lalu kita baru menguji janji yang keluar dari setiap politisi ini. Gimana cara mengujinya? Gampang, periksa rekam jejaknya masing-masing," tutur kader PDI-P ini.
Indonesia bubar 2030Sebelumnya, video Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyampaikan kajian soal potensi Indonesia bubar pada 2030, sempat viral di dunia maya pada 2018 atau menjelang Pemilu 2019.
Potongan video itu bahkan diunggah di akun Facebook dan Twitter resmi Gerindra. Diketahui, pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam kegiatan konferensi dan temu kader nasional Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat pada Oktober 2017.
Baca juga: Prabowo Diteriaki Presiden Saat Hadiri Milad ke-25 PBB di ICE BSD
"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi, di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo dalam video tersebut.
Saat dijumpai terpisah, Prabowo mengungkapkan bahwa prediksi Indonesia bubar itu didasarkan pada skenario writing pihak asing.
"Jadi di luar negeri itu ada scenario writing, yang nulis itu ahli-ahli intelijen strategis. Dibuka dong, baca dong," ujar Prabowo di Hotel Millenium, Jakarta, pada 22 Maret 2018.
Baca juga: Saat Prabowo dan Ganjar Kompak Pakai Kemeja Kotak-kotak, Tunjukkan Keakraban meski Rival dalam Pemilu
Menurut Prabowo, skenario itu merupakan peringatan bagi Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi, penguasaan sumber daya, hingga persoalan lingkungan.
Ia menambahkan, masih banyak pihak asing yang hingga kini berusaha mengganggu kedaulatan Indonesia, seperti pada masa penjajahan di masa lalu.
"Sesudah perang kemerdekaan mereka tetap Indonesia mau dipecah dari dulu selalu. Nah ini sekarang masih ada tulisan seperti itu bahwa Indonesia ini oleh ahli masih dianggap tahun 2030 sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Baca juga: PBB Deklarasi Prabowo Capres di Milad ke-25 Hari Ini, Undang Jokowi dan Ketum Parpol Pro Pemerintah
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk tidak terlalu lugu atas ancaman pihak luar terhadap kedaulatan Indonesia. Sebab, berbagai kekayaan manusia, sumber daya alam, hingga kebudayaan menjadi sasaran perebutan pihak asing.
"Bahwa banyak iri sama kita banyak yang tidak punya sumber daya alam jadi mereka inginnya menjadi kaya dari kita, kita disuruh miskin terus jadi ini fenomena ya," kata dia.
-. - "-", -. -Sentimen: positif (100%)