Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ayam
Nasional Sebanyak 23 Provinsi Mengalami Kenaikan Harga Jagung Pusat Pemberitaan
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Jakarta: Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan, sebanyak 23 provinsi mengalami kenaikan harga jagung pipilan kering. Kenaikan harga tertinggi bahkan mencapai 60 persen.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa mengungkapkan, tiga provinsi mengalami kenaikan harga 60 persen. Ia menjelaskan, tiga provinsi tersebut yakni Papua Barat, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Tengah.
Ketut merinci, harga jagung pipilan kering di tiga provinsi tersebut mencapai Rp8.100 per kilogram. "Sementara, Harga Acuan Penjualan (HAP) untuk jagung di tingkat peternak hanya Rp5 ribu per kilogram," katanya, Jumat (28/7/2023).
Menurutnya, kenaikan harga jagung ini penuh dilema. Di satu sisi membahagiakan petani, tapi berdampak pada kenaikan harga pangan lain, seperti telur dan daging ayam ras.
Ia memastikan, Bapanas bakal berkolaborasi dengan pihak terkait untuk kemudian menata kembali harga jagung. Pihaknya ingin harga jagung kembali stabil sesuai HAP.
"Kita kendalikan, khususnya untuk jagung pipilan kering bisa kita turunkan mendekati harga Rp5 ribu. Sebagaimana kita tetapkan di tingkat peternak," ujarnya.
Masih ada 20 provinsi lain yang mengalami kenaikan harga jagung pipilan kering. Semua provinsi yang harga jagungnya naik di atas 10 persen dari HAP adalah:
1. Papua Barat (60 persen),
2. Kepulauan Riau (60 persen,
3. Kalimantan Tengah (60 persen),
4. Provinsi Riau (50 persen),
5. Kalimantan Timur (43 persen),
6. Nusa Tenggara Timur (41 persen),
7. Sulawesi Utara (40 persen),
8. Maluku Utara (40 persen),
9. Papua (39 persen),
10. Sulawesi Tengah (37 persen),
11. Banten (35 persen),
12. Sulawesi Tenggara (34 persen),
13. Jambi (34 persen),
14. Sumatra Selatan (30 persen),
15. Maluku (29 persen),
16. Kalimantan Selatan (29 persen),
17. Nusa Tenggara Barat (27 persen),
18. Kalimantan Barat (24 persen),
19. Jawa Tengah (20 persen),
20. Jawa Timur (19 persen),
21. Sumatra Utara (17 persen),
22. Bali (12 persen),
23. Jawa Barat (10 persen).
Sentimen: positif (92.8%)