Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jember
Tokoh Terkait
Perpustakaan Bisa Menambah Pengetahuan Serta Mampu Mensejahterakan Masyarakat
Krjogja.com Jenis Media: News
Perpustakaan Bisa Menambah Pengetahuan Serta Mampu Mensejahterakan Masyarakat
Krjogja.com - JEMBER - Mahasiswa ketika lulus kuliah didorong untuk tidak berfokus mencari pekerjaan tapi juga menciptakan lapangan kerja baru. Karena pengetahuan sejatinya selain menambah intelektual turut mampu memberikan kesejahteraan.
"Perpustakaan menangkap dua peran penting tersebut, yakni kemakmuran/kesejahteraan dan juga intelektualitas," kata Direktur Politeknik Negeri Jember Saiful Anwar, ketika membuka pelaksanaan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Auditorium Vokasi Politeknik Negeri Jember (Polije), Senin, (24/07/2023).
Kehadiran perpustakaan nyata-nyata membawa gairah berliterasi. Caranya gimana, pahami pengertian literasi dan terus belajar mengaktualisasi diri. Literasi dalam berbagai kesempatan disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando diartikan sebagai kedalaman ilmu pengetahuan yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreatifitas untuk memproduksi barang/jasa yang berkualitas. "Indonesia sudah 77 tahun merdeka namun masyarakatnya masih berbasis konsumen. Belum berani menjadi masyarakat produktif," ujarnya.
Maka itu, Syarif Bando menantang para mahasiswa berani terjun langsung mempraktekkan pengetahuan yang diperolehnya tanpa harus melalui kelulusan dulu. Kemajuan teknologi tidak lepas dari kebiasaan membaca yang kemudian berkembang lewat inovasi dan kreatifitas.
"Satu peluru hanya sanggup menembus satu kepala dan ampuh digunakan di medan perang. Namun, satu buku justru sanggup menembus jutaan kepala, dan bahkan menumbuhkan keilmuan baru," terang Syarif Bando.
Senada dengan Kepala Perpusnas, anggota Komisi X DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi menjelaskan kalau urusan literasi bukan main-main lagi. Tidak bisa dipandang enteng karena menyangkut pembangunan sumber daya manusia.
"Undang-undang sudah menyiratkan jelas bahwa tujuan bernegara salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, justru alokasi anggaran literasi tidak sampai Rp1 triliun," jelas Purnamasidi.
Indonesia dengan segala potensi kekayaan alamnya sering disebut akan mampu menghasilkan beragam komoditi unggulan. Idealnya, masyarakat Indonesia pun punya kemampuan mengelola sumber daya alam dengan baik. Sayangnya, hal tersebut belum nampak.
"Kita masih lebih berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik dibanding infrastruktur sumber daya manusia. Masih berpikir jangka pendek," ungkapnya.
Infrastruktur pembangunan manusia seperti infrastruktur literasi manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Karena maju mundurnya negara bisa ditentukan dari investasi keilmuan yang ditumbuhkan dari saat ini.
"Saya sering sampaikan dalam pembahasan anggaran agar pemerintah turut memprioritaskan pembangunan SDM sebagai upaya memanfaatkan bonus demografi penduduk," imbuhnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember Yuliana Harimurti yang ikut menjadi narasumber talkshow juga mengakui bahwa ikhtiar meningkatkan literasi tidak semudah yang dipikirkan. Mengajak orang untuk tertarik dan mencintai buku seperti menempuh jalan terjal.
Yuliana lantas mengisahkan ketika berkeliling dengan mobil perpustakaan keliling (MPK) di salah satu wilayah Jember bagian utara, armada perpustakaan kelilingnya tidak ada yang mendatangi. Setelah ditunggu beberapa lama tidak ada yang datang. Hingga akhirnya ia pun mencoba untuk mencari tahu kenapa.
Jawabannya cukup mengejutkan. Mereka beranggapan bahwa membaca tidak penting. Padahal keadaan ekonomi dan sosial mereka dalam kondisi yang jauh dari sejahtera. "Ini mengindikasikan bahwa upaya menumbuhkan literasi (pemahaman yang baik) itu sulit," ungkap Yuliana.
Oleh karena itu, itulah pentingnya kenapa masyarakat Indonesia harus cerdas. Karena dengan terus dijajah kita akan diajak bodoh. Apakah dijajah pemikiran atau dijajah melalui berbagai hasil riset yang sering menempatkan Indonesia pada urutan bawah. "Ubah mind set kita bahwa literasi bukan sekedar bisa baca tulis," ujar Pustakawan Utama Perpusnas Abdullah Sanneng.
Perguruan tinggi yang merupakan kawah candradimuka lahirnya intelektual masa depan Indonesia juga mesti menyadari kalau lulusan mereka nantinya adalah penerus estafet pembangunan. Tidak bisa berdiam diri menunggu orang lain berbuat.
Mereka adalah generasi z (gen z) yang menjadi bagian dari keuntungan bonus demografi penduduk yang dialami Indonesia. Tidak semua negara mengalami posisi demikian. Jadi, beranikan diri mengubah mind set, melakukan inovasi dan hal produktif luar biasa lainnya," pungkas Dosen Polije Budi Hariono.
Pada kesempatan yang sama turut dilakukan pula penandatanganan MOU antara Perpusnas dengan Politeknik Negeri Jember dan penyerahan bantuan buku komunitas oleh anggota Komisi X DPR-RI disaksikan Kepala Perpusnas kepada lima komunitas di wilayah Jember, antara lain In-Terest ( Institute for Sosial and Rurel Potential Studies), JDC (Jember Development Center), PRAMITA ( Perempuan Mandiri Tercinta), Lembaga Pemuda Kreatif, dan Karya Buntaran Kidul. (Lmg)
Sentimen: positif (100%)