Tifatul menyebut orang yang menghalangi perubahan akan terlindas oleh zaman.

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Politikus PKS Tifatul Sembiring merespons ketidaksetujuan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan atas perubahan.

Adapun narasi perubahan belakangan ini digencarkan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan bacapresnya, Anies Baswedan.

Tifatul mencatut sebuah ayat Al-Qur’an untuk menanggapi sikap Luhut tersebut. Berdasarkan ayat tersebut, menurut dia, setiap generasi harus terbuka dengan perubahan. Sebab perubahan itu pasti.

Soal Bahlil Lahadalia Maju jadi Caketum Golkar, Luhut Respons Begini

“’Sesungguhnya Allah swt tak akan mengubah nasib suatu bangsa, kecuali mereka mengubah nasibnya sendiri’, ~ QS Ar-Ra'd : 11,” tulisnya via akun Twitter @tifsembiring, disitat Rabu (26/7).

Lanjut Tifatul, pihak yang merintangi laju perubahan bakal tertindas oleh masa. Dia berharap perubahan itu diberi jalan selebar mungkin.

“Siapa yang menghalang perubahan, akan dilindas oleh zaman. Tak ada yang tetap, kecuali perubahan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan ketidaksetujuannya dengan “perubahan” yang belakangan ini cukup bergaung.

“Saya tidak setuju atau tidak setuju ketika orang mengatakan membuat perubahan, Anda tahu? Apa yang terjadi perubahan," kata Luhut Pandjaitan yang hadir secara daring dalam CNBC Nickel Conference di Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).

Alih-alih melakukan perubahan, pemerintah selanjutnya disarankan untuk meneruskan program dari pemerintah sebelumnya. Program itu antara lain:

1. Melanjutkan industrialisasi melalui hilirisasi untuk pertumbuhan dan ketahanan ekonomi.

2. Melakukan digitalisasi di semua lini agar semua hal efektif dan efisien.

3. Menyediakan pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau untuk menghasilkan sumber daya manusia terampil.

4. Pengembangan infrastruktur untuk menyambung konektivitas orang, barang, dan juga laju informasi.

5. Melakukan dekarbonisasi untuk mempercepat net zero emission, sambil menangkap peluang di bisnis ekonomi hijau.

6. Menyeimbangkan semuanya dengan 'adil' menyelesaikan masalah ketidaksetaraan sosial di Indonesia.