Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Domba
Influencer Judi Online Dan Soceng
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Kebebasan dalam menggunakan media sosial malah menimbulkan dampak yang buruk kepada perubahan perilaku masyarakat. Individu cenderung memanfaatkan kemajuan teknologi dengan melakukan manipulasi terkait konten-konten yang diproduksi di media baru untuk keuntungan ekonomi. Salah satunya, tindakan cybercrime dengan mempromosikan judi online pada media baru sebagai bentuk perilaku moral hazard. Media menginvasi ruang kehidupan kita, membentuk selera dari mereka yang ada di sekitar kita, memberikan informasi dan mempersuasi kita mengenai produk dan kebijakan, mencampuri mimpi pribadi dan ketakutan publik, dan sebagai gantinya mengundang kita untuk hidup di dalam mereka.
Promosi judi online influencer memiliki kepentingan ekonomi dengan melakukan tindakan manipulatif dan social engineering (soceng) atau rekayasa sosial untuk keuntungan individu. Mereka hanya berfokus untuk mempromosikan judi online dengan segala bentuk keuntungannya dan tidak objektif dalam menampilkan kerugian dalam menggunakan judi online. Padahal profesi influencer selama ini dikenal sebagai teman online bagi pengikut. Secara etika, influencer harus selalu jujur dalam memproduksi konten baik melalui video maupun tulisan. Promosi yang dilakukan influencer cenderung tidak eksplisit. Hal ini justru berbahaya bagi pihak yang belum bisa membedakan antara promosi dan informasi sesungguhnya.
Judi awalnya sebagai salah satu jenis permainan ditemukan di Mesir diduga pada 3500 Sebelum Masehi. Pada lukisan makam dan gambar keramik terlihat orang yang sedang melempar astragali (tulang kecil domba) dan papan pencatat untuk menghitung nilai pemain. Astragali ini juga dimainkan oleh penduduk Yunani dan Romawi. Selain itu, cerita tentang judi paling banyak ditemukan pada kebudayaan Asia yang berkisah permainan judi antara dewa, antara manusia, dan antara manusia dan dewa. Taruhannya berupa kaum wanita seperti istri, saudara perempuan, anak perempuan, bagian dari tubuh, atau bahkan jiwa.
baca juga:Judi didefinisikan Peter Collin (2003) mencakup tiga komponen yaitu sesuatu yang berharga dipertaruhkan biasanya berupa uang, keuntungan dan kerugian yang sulit ditebak, dasar pengambilan risiko bersifat acak. Awalnya perjudian ini dilakukan pada permainan kasino maupun judi yang di lakukan di perkampungan di Indonesia. Judi memang mengandung unsur permainan dan hiburan, tetapi kedua hal tersebut bukanlah hakikat dari judi. Keduanya hanya sarana dan efek sementara dari judi.
Menurut etika sekuler, judi merupakan perbuatan yang salah. Walaupun sama-sama mendatangkan keuntungan, judi berbeda dibandingkan bekerja. Bekerja memiliki aspek perencanaan terhadap modal-modal yang dikembangkan. Dalam judi tidak ada aspek timbal balik antara perencanaan sesuatu dengan keuntungan diharapkan. Contohnya, jika bekerja lebih keras akan menghasilkan keuntungan yang banyak, atau jika individu melakukannya lebih sedikit maka keuntungan yang diharapkan juga akan sedikit. Hal inilah yang menyebabkan judi tidak bisa disamakan dengan bekerja.
Kasus influencer mempromosikan judi online perlu dikritisi dengan pertimbangan beberapa hal. Pertama, influencer tidak hanya sebagai konsumen dalam media baru tetapi juga memproduksi konten, sama halnya dengan jurnalis yang memproduksi konten pada media tradisional. Sehingga influencer merupakan alat produksi dan juga mendistribusikan konten dengan menggunakan media sosial yang dimiliki. Influencer dalam mempromosikan judi online dalam media baru melahirkan isu etis. Influencer sebagai entitas yang memiliki jumlah pengikut yang besar memiliki tanggung jawab dalam menyampaikan setiap informasi dalam postingan yang dipublikasikan. Setiap individu sebagai bagian dari masyarakat memiliki nilai-nilai yang mengikat dirinya, tidak lagi sebagai kertas putih yang baru lahir.
Sentimen: positif (80%)