RILISID, Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menanggapi terkait target Presiden Jokowi yang ingin menghapus kemiskinan ekstrem 0% di 2024. Menurutnya, target orang nomor satu di Indonesia itu sulit untuk dicapai.

"Mungkin kalau 0% betul tidak ya. Nol koma iya. Tapi kita ingin bagaimana komanya itu betul-betul mendekati nol," kata Muhadjir dalam konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Muhadjir kemudian membeberkan sejumlah faktor yang menjadikan target tersebut sulit untuk dipenuhi. Salah satunya, kata dia, yakni terkait geografis.

Selain itu, kata Muhadjir, keterhubungan antara satu daerah dengan daerah lainnya di pedalaman yang juga belum optimal. Ia mencontohkan Kabupaten Mimika di Papua Tengah yang cenderung sudah makmur dan modern, namun kondisi di daerah sekitarnya belum.

"Jadi Mimika itu kota maju tapi tidak bisa membuat maju yang lain karena nggak ada akses," ujarnya.

Muhadjir juga membeberkan adanya aksi pemalangan jalan di wilayah tersebut yang kerap terjadi dan berdampak luas bagi masyarakat. Bahkan, aksi semacam ini bisa membuat aliran listrik mati selama 3-4 hari.

"Kalau jalan dipalang, selesai ini. Lumpuh semua termasuk listrik. Karena suplai solar dari Abepura kalau macet, seluruh kabupaten nggak ada listrik 3-4 hari," tuturnya.

Meski demikian, Muhadjir menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen agar daerah yang dilanda konflik semacam itu tidak menghambat upaya mengentaskan kemiskinan. Ia juga optimis angka kemiskinan ekstrem terus berkurang.

"Saya berharap survey September kita sudah berada di bawah 1% sesuai target Bapak Presiden," tandasnya. (*)