Sentimen
Netral (79%)
25 Jul 2023 : 17.55
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Partai Terkait
Tokoh Terkait
Budi Hartono

Budi Hartono

Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong

Profil Low Tuck Kwong, Raja Tambang Batubara yang Kini Kembali jadi Orang Paling Tajir di RI

25 Jul 2023 : 17.55 Views 2

Gelora.co Gelora.co Jenis Media: News

Profil Low Tuck Kwong, Raja Tambang Batubara yang Kini Kembali jadi Orang Paling Tajir di RI

GELORA.CO  - Raja Batubara RI Low Tuck Kwong kembali menggeser posisi Hartono bersaudara dari status orang terkaya di Indonesia.

Kekayaan Low Tuck Kwong yang melejit mampu meruntuhkan dominasi bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono yang selama bertahun-tahun menempati peringkat pertama orang terkaya Indonesia.

Menurut data Forbes Real Time Billionaires yamg dikutip Selasa (25/7/2023) harta Low Tuck Kwong mengalami lonjakan kekayaan sebesar 4,78% atau sebanyak US$ 1,3 miliar atau Rp 19,53 triliun (Rp 15,020/US$), hanya kurang dari sehari. Sehingga pria asal Singapura ini mengempit harta sebanyak US$ 27.6 bmiliar atau setara Rp 414,5 triliun.

Low Tuck Kwong lahir pada 17 April 1948. Ia dikenal sebagai raja batu bara di Indonesia berkat perusahaan BYAN.

Perjalanan kesuksesan Low Tuck Kwong dimulai sejak usianya 20 tahun. Di usia tersebut, ia bekerja di perusahaan konstruksi bangunan milik ayahnya, David Low Yi Ngo. Ayah Low Tuck Kwon diketahui merupakan pemilik perusahaan konstruksi di Singapura.

Di tahun 1972, Low Tuck Kwong pindah ke Indonesia dan mendirikan perusahaan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang bergerak di bidang kontraktor, pekerjaan tanah, pekerjaan sipil, dan kelautan.

Perusahaan JSI kemudian berkembang ke bisnis batu bara di tahun 1988. Dalam bisnis inilah, perusahaan Low Tuck Kwong berkembang pesat sebagai kontraktor tambang terkemuka. Pembelian tambang pertamanya tercatat pada tahun 1997 yang kemudia menjadi sumber utama kekayaannya.

Kwong juga menjadi pendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Sentimen: netral (79.9%)