Sentimen
Negatif (100%)
23 Jul 2023 : 11.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Kasus: kecelakaan

Kecelakaan di Semarang dan Lampung, Kenapa Kereta Api Tak Bisa Rem Mendadak?

23 Jul 2023 : 11.26 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Kecelakaan di Semarang dan Lampung, Kenapa Kereta Api Tak Bisa Rem Mendadak?

Krjogja.com - Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) merespons terkait kecelakaan kereta api dengan truk di Semarang dan Lampung. KAI menyampaikan kereta api memiliki karakteristik berbeda dengan transportasi pada umumnya secara teknis tidak dapat mengerem secara mendadak.

Vice President Public Relations KAI Joni Martinus mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati sebelum melewati perlintasan sebidang. Hal ini seiring insiden tabrakan antara kereta api dengan truk di Semarang dan Lampung yang terjadi belum lama ini.

KAI pun menyampaikan faktor-faktor yang menyebabkan kereta api tidak dapat mengerem mendadak yaitu panjang dan berat rangkaian kereta api. Demikian mengutip dari Antara, Jumat (21/7/2023).

KAI mengatakan, makin panjang dan berat rangkaiannya, jarak yang dibutuhkan kereta api untuk dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.

Rata-rata satu rangkaian kereta penumpang di Indonesia terdiri atas 8-12 kereta atau gerbong dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya. Dengan kondisi itu akan dibutuhkan energi besar untuk membuat rangkaian kereta api berhenti.

Terkait sistem pengereman, KAI memaparkan pengeraman yang dipakai pada kereta api di Indonesia pada umumnya memakai sistem jenis rem udara. Cara kerjanya ialah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.

Ketika masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda. Friksi tersebut yang akan membuat kereta berhenti.

Joni menuturkan, meskipun kereta api telah dilengkapi dengan rem darurat, kereta api itu tetap tidak bisa berhenti mendadak. Rem itu hanya hasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara lebih besar untuk hentikan kereta lebih cepat.

“Jadi, meskipun masinis telah melihat ada yang menerobos palang kereta, selanjutnya melakukan proses pengereman, maka tetap akan membutuhkan suatu jarak pengereman agar benar-benar berhenti. Hal inilah yang nantinya menyebabkan kejadian tabrakan, apabila jarak pengereman tidak terpenuhi,” ujar dia.

Faktor yang berpengaruh pada jarak pengeraman kereta api yaitu kecepatan kereta api, kemiringan/lereng (gradient) jalan rel (datar, menurun, atau tanjakan), persentase pengereman yang diindikasikan dengan benarnya gaya rem, jenis kereta api (kereta penumpang/barang), jenis rem (blok komposit/blok besi cor), kondisi cuaca dan berbagai faktor teknis lainnya. (*)

Sentimen: negatif (100%)