Sentimen
Positif (88%)
23 Jul 2023 : 04.07
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang

Sangar! Ini Penampakan Senjata Baru Taiwan Serang China

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

23 Jul 2023 : 04.07
Sangar! Ini Penampakan Senjata Baru Taiwan Serang China

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina mampu mengimbangi Rusia di medan perang melalui drone. Cara ini nampaknya menarik perhatian Taiwan untuk melawan China.

Pada musim panas 2022, hanya beberapa bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen mengumpulkan pejabat senior dari partainya yang berkuasa di pusat kota Taipei. Agenda tersebut membahas bagaimana Ukraina dalam perangnya dengan Rusia berhasil mengimbangi keunggulan musuh yang jauh lebih kuat.

Presiden Tsai Ing-wen diberi laporan pengarahan internal setebal 77 halaman melalui Power Point, yang membahas mengenai drone.

-

-

"Sejak perang dimulai, Ukraina, yang sebelumnya dianggap kurang supremasi udara, dengan cerdik menggunakan drone untuk menciptakan sebagian supremasi udaranya sendiri," kata presentasi tersebut dikutip dari Reuters, Sabtu (22/7/2023).

Drone dikerahkan Taiwan karena dari segi jumlah, China juga mempersenjatai atau melindungi negaranya melalui serangan udara drone. Oleh karena itu dibutuhkan program tabrakan untuk menutup celah tersebut.

Kesenjangan drone sangat mencolok. Taiwan saat ini memiliki empat jenis drone yang dimilikinya dan ukuran armada hanya ratusan, menurut dua orang yang mengetahui langsung masalah tersebut dan laporan keamanan internal yang terpisah.

Sementara itu, di seberang Selat Taiwan yang sempit, militer China memiliki persenjataan lebih dari 50 jenis drone yang berbeda, yang diperkirakan mencapai puluhan ribu, menurut analis pertahanan dan pemeriksaan Reuters terhadap pabrik dan laporan militer China di media pemerintah China.

Di bawah program "Tim Nasional Drone", Taiwan merekrut pembuat drone komersial dan perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan pulau itu dalam upaya bersama dengan militer untuk mempercepat pembangunan rantai pasokan drone mandiri.

Foto: (Kantor Kepresidenan Taiwan/Handout via REUTERS)
Presiden Tsai Ing-wen "menekan tombol" pada program drone Taiwan tahun lalu. Di sini dia terlihat sedang memeriksa tampilan drone di taman kedirgantaraan di selatan kota Chiayi pada tahun 2021. (Kantor Kepresidenan Taiwan/Handout via REUTERS)

"Kami mencoba yang terbaik untuk mengembangkan drone dengan spesifikasi komersial untuk penggunaan militer. Kami berharap dapat segera membangun kapasitas kami berdasarkan teknologi yang ada sehingga kami dapat menjadi seperti Ukraina," ujar pengusaha kerdirgantaraan Max Lo, koordiantor pembuatan drone di Taiwan.

Menurut dokumen perencanaan pemerintah Taiwan yang ditinjau, adalah membangun lebih dari 3.200 drone militer pada pertengahan 2024. Ini akan mencakup mini-drone yang beratnya kurang dari dua kilogram, serta pesawat pengintai yang lebih besar dengan jangkauan 150 kilometer.

Untuk mempercepat produksi, pemerintah untuk pertama kalinya mengikutsertakan perusahaan swasta dalam tahap penelitian dan pengembangan program senjata. Setidaknya sembilan perusahaan swasta telah bergabung dalam upaya tersebut.

Perang Rusia-Ukraina telah memberi Taiwan "inspirasi besar," kata kantor Tsai menanggapi. "Dalam invasi Rusia ke Ukraina, seluruh dunia melihat pentingnya drone."

"Untuk generasi mendatang, drone akan memainkan peran yang sangat penting baik dalam aplikasi sipil maupun militer. Untuk negara dengan industri maju, Taiwan tidak bisa absen," ujar kantor kepresidenan Taiwan.

Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Taiwan, Australia, Jepang, dan Korea Selatan, yang ingin mempertahankan dominasi Amerika di wilayah tersebut. Di sisi lain adalah China yang semakin tegas, bertekad untuk menguasai pulau yang diperintah secara demokratis dan menggusur Amerika sebagai kekuatan regional terkemuka.

Tsai mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka, secara resmi disebut Republik China, dan telah berjanji untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Partai Komunis China yang berkuasa mengatakan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari China dan menolak mengesampingkan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Menanggapi pertanyaan untuk laporan Taiwan mengenai pembuatan masal drone, Kementerian Luar Negeri China mengatakan "upaya otoritas Taiwan untuk 'menolak reunifikasi dengan kekerasan' dan 'mencari kemerdekaan dengan orang asing' pasti akan gagal."


[-]

-

Presiden Taiwan Bakal Terbang ke AS, Awas Xi Jinping Ngamuk!
(cap/wur)

Sentimen: positif (88.6%)