Sentimen
Negatif (76%)
19 Jul 2023 : 10.35
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: penistaan agama

Tokoh Terkait
Panji Gumilang

Panji Gumilang

Borok Al Zaytun Terbongkar, Eks Wali Santri Kini Umbar Soal Lempar Jumrah Ala Ponpes Pimpinan Panji Gumilang Itu...

19 Jul 2023 : 17.35 Views 1

TVOneNews.com TVOneNews.com Jenis Media: News

Borok Al Zaytun Terbongkar, Eks Wali Santri Kini Umbar Soal Lempar Jumrah Ala Ponpes Pimpinan Panji Gumilang Itu...

Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah proses hukum yang menjerat pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang, satu persatu mantan anggota NII bongkar borok di Al-Zaytun.

Proses hukum Panji Gumilang masih berjalan, seusai menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri pada Senin (03/07/2023). 

Pemeriksaan yang dilakukan selama sekitar 8 jam tersebut membahas mengenai dugaan kasus penistaan agama, status Panji Gumilang kini naik ke penyelidikan dari penyidikan.


Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.

Bareskrim Polri belum melakukan gelar perkara soal kasus penistaan agama Panji Gumilang, hingga saat ini polisi masih berfokus terkait pemeriksaan saksi ahli dan barang bukti.

Mantan anggota NII beberkan soal lempar jumrah versi Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang

Satu persatu keanehan dan diduga penyimpangan yang dilakukan di lingkungan Al-Zaytun mulai terungkap, seperti keterkaitannya dengan NII KW 9 (Negara Islam Indonesia) hingga penggalangan dana dan cara nyeleneh dalam melempar jumrah.

Hal itu diungkap oleh eks wali santri sekaligus mantan anggota NII yang bernama Leny Siregar. Pada awalnya ia mengungkapkan soal acara 1 Muharram sangat banyak massa ke Al-Zaytun.

Leny mengaku pernah mengikuti acara 1 Muharram yang juga melempar jumrah. 

"Sebelum memasukkan santri pun pernah ke sana, tahun 2009 misalnya, jadi dari koordinator-koordinator lah diundang untuk datang ke sana, makanya gak akan heran kalau kita lihat begitu banyak massanya," ujarnya yang dilansir dari Youtube tvOnenews.

Eks wali santri ini pun mengaku bahwa undangan 1 Muharram ditujukan dari level tertinggi sampai level desa, semua yang mempunyai dana bisa ikut ke Al-Zaytun.


Leny Siregar, eks wali santri sekaligus orang dalam Ponpes Al-Zaytun berbicara blak-blakan soal kebobrokan Pondok Pesantren di bawah naungan Panji Gumilang.

Ditanyakan bukti oleh Andromeda Mercury, lalu tim Catatan Demokrasi menampilkan video kiriman dari Leny Siregar terkait kegiatan melempar jumrah di Al-Zaytun oleh sejumlah anggota NII.

Tampak dalam video itu memperlihatkan di sebuah panggung, satu persatu peserta atau koordinator dari masing-masing daerah yang tergabung dalam NII dipanggil lalu memasukkan sejumlah uang yang terbungkus di plastik atau  amplop ke kotak.

Melalui penjelasan Leny bahwa 'melempar jumrah' yang merupakan istilah yang digunakan oleh orang dalam.  

"Istilah orang dalam itu lempar jumrah, jadi memasukkan infak-infak dari wilayah masing-masing," jelas Leny.

"Ada orang yang Anda kenal," tanya Maria Assegaf selaku presenter tvOne.

"Ada, di situ ada Gubernur saya, gubernur NII. Jadi memang seperti itulah mengundang tokoh-tokoh, mengundang jemaah-jemaahnya dari koordinator," ujar Leny Siregar.

"Itu bukan masyarakat biasa atau dari sekitar kompleks Al-Zaytun, itu semua umat NII KW 9," terang Leny.


Kotak yang berisi infak dari para jemaah atau anggota NII KW 9 yang dijadikan istilah melempar jumrah.

Leny Siregar mengatakan bahwa kegiatan melempar jumrah itu dilaksanakan di masjid rahmatan lil' alamin yang terletak di tengah-tengah kompleks Ma'had Al-Zaytun.

Ditanyakan kembali dari video yang ditampilkan bahwa para peserta ini tampak sumringah dan tak ada tampak rasa terpaksa dari wajahnya saat memberikan uang atau infak ke kotak.

"Karena kita melalui doktrin yang bertahap, sudah beberapa lama, sudah melalui proses taskiah. Jadi malah kita nyumbang sedikit tuh malu, nyumbang Rp1 juta atau Rp500 ribu tuh malu di sana," ujarnya.

Lebih lanjut, Leny menyatakan bahwa ada juga keberadaan santri di momen melempar jumrah, menurut analisa Leny bahwa itu untuk menutupi, untuk memberi kesan bahwa itu kegiatan pesantren juga.

"Padahal intinya itu yang besar-besarnya kegiatan orang dalam, Infak sebanyak itu gak mungkin kalau gak di koordinir," ujarnya.

"Jumlah uangnya bisa milyaran di sana dalam beberapa jam saja, karena memang sudah dikumpul beberapa hari sebelumnya, jad koordinator tinggal bawa dan masukkan uangnya," sambungnya.

"Kalau ditanya diperuntukkan apa, ya untuk pembangunan di sana saja," ungkapnya. (ind)Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
 

Sentimen: negatif (76.2%)