Sentimen
Positif (64%)
19 Jul 2023 : 11.00
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Mengenal Ritual Malam 1 Suro dan Makna Kebo Bule bagi Masyarakat Solo

19 Jul 2023 : 18.00 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Mengenal Ritual Malam 1 Suro dan Makna Kebo Bule bagi Masyarakat Solo

PIKIRAN RAKYAT - Tahun Baru Islam 2023 atau 1 Muharram 1445 H akan jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023. Tahun Baru Islam memiliki makna penting sebagai momen bersejarah dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam.

Bagi masyarakat Jawa di Indonesia, Tahun Baru Islam lebih dikenal dengan sebutan Malam 1 Suro. Malam 1 Suro merupakan malam yang sangat sakral bagi masyarakat Jawa.

Pada malam ini, masyarakat Jawa di Indonesia melakukan berbagai macam ritual di daerah masing-masing. Salah satunya Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta (Solo).

Kirab Malam 1 Suro dilaksanakan pada malam sebelum tanggal 1 Muharram dan telah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun di Surakarta.

Baca Juga: 25 Ucapan Tahun Baru Islam 2023 atau 1 Muharram 1445 H, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman Dinas Pariwisata Surakarta, ritual Malam 1 Suro memiliki makna sebagai refleksi diri atau mengingat kembali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan selama satu tahun yang telah berlalu.

Pada Malam 1 Suro yang menandai pergantian tahun, masyarakat berharap sifat manusia menjadi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada Ritual Kirab Satu Suro di Keraton Surakarta, ribuan orang berpartisipasi, termasuk Raja beserta keluarga dan kerabat, abdi dalam wilayah Solo Raya, dan masyarakat umum.

Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 2023, Umat Muslim Wajib Tahu

Kerbau yang disebut Kebo Bule menjadi simbol dalam kirab ini. Kerbau ini diyakini merupakan keturunan dari Kebo Kiai Slamet yang memiliki nilai pusaka bagi Sri Susuhunan Pakubuwono II. 

Semua peserta kirab mengenakan pakaian hitam. Laki-laki mengenakan busana adat Jawa berwarna hitam atau busana Jawi jangkep, sedangkan wanita mengenakan kebaya berwarna hitam.

Barisan Kebo Bule berada di depan, diikuti oleh abdi dalem, putra-putri Sinuwun, dan Pembesar Keraton yang membawa sepuluh pusaka Keraton. Selama prosesi kirab, tidak ada peserta yang berbicara, hal ini memiliki makna sebagai introspeksi terhadap apa yang telah dilakukan selama setahun.

Setelah ritual ini, banyak masyarakat yang mengambil kotoran Kebo Bule. Bagi sebagian orang, hal ini diyakini membawa berkah dan kemakmuran.***

Sentimen: positif (64%)