Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Malang, Gresik
Kota Malang Pilot Project Pengembangan Teknologi Pengeringan Lumpur Limbah Domestik
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Malang (beritajatim.com) – United States Agency for International Development (USAID) melalui program Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH Plus) menggelar Peluncuran Opsi Teknologi Pengeringan Lumpur di Daerah Menantang Kota Malang dan Kabupaten Gresik.
Inisiatif ini lahir dari kerja sama USAID IUWASH Plus dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta pemerintah daerah terpilih, yakni Kota Malang dan Kabupaten Gresik.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Malang Mulyono, mengatakan, untuk mewujudkan sanitasi yang layak merupakan tantangan yang cukup berat bagi kota yang penduduknya berada di perkampungan yang sulit diakses, terutama yang berada di pinggiran sungai.
Wali Kota Malang Sutiaji melalui Mulyono menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena Kota Malang telah dijadikan uji coba sekaligus menjadi prototype untuk program ini.
“Opsi yang saat ini disampaikan merupakan terobosan baru yang sangat bagus. Terima kasih sudah diujicobakan di Kota Malang, sehingga bisa mendorong PHBS masyarakat,” ujar Mulyono.
Saat ini Kota Malang telah memiliki 88 unit SPALD-T skala pemukiman yang masing-masing melayani 50 hingga 75 rumah tangga. Unit SPALD-T ini rata-rata sudah dibangun di atas lima tahun yang tentunya memerlukan penyedotan. Namun, banyak SPALD-T yang tidak memiliki akses jalan masuknya truk penyedot.
Tantangan inilah yang mendorong USAID IUWASH Plus bersama PT ITS Techno, Pemkot Malang, dan Pemkab Gresik untuk mengembangkan teknologi terapan dan uji coba dengan mengembangkan dua model, yaitu stasioner dan mobile.
“Kalau ini berhasil tentu manfaatnya besar sekali dan bisa diaplikasikan, direplikasi di daerah lain. Salah satu yang dipesankan pak wali, mohon sosialisasi dikuatkan sehingga tidak muncul penolakan,” kata Mulyono.
Sementara itu Chief of Party USAID IUWASH Plus Bill Parente menyampaikan, bahwa penyediaan akses air minum dan sanitasi telah diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan target 100 persen akses air minum layak, termasuk 15 persen akses air minum aman.
“Rencana lima tahunan tersebut juga menargetkan 90 persen akses sanitasi layak, termasuk 15 persen akses sanitasi aman. Target ini sejalan dengan tujuan sustainable development goals, khususnya tujuan keenam, yaitu semua penduduk diharapkan sudah memiliki akses air minum dan sanitasi yang aman di tahun 2030,” imbuh Bill Parent.
USAID telah melakukan kegiatan bersama mitra di pusat dan daerah untuk mendukung percepatan peningkatan akses air minum dan sanitasi aman mulai dari pembuatan, kelembagaan, hingga pendampingan masyarakat untuk perubahan perilaku dan membangun kebutuhan akan akses air minum dan sanitasi aman.
“Untuk menjawab kebutuhan ini, salah satu sistem pengelolaan air limbah domestik yang dibangun adalah sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) skala pemukiman. Untuk Kota Malang dikembangkan, satu unit mobile dewatering, dua unit stasioner dewatering, dan satu unit revitalisasi dewatering existing. Kedua model telah diuji coba oleh UPTD Kota Malang pada daerah yang sulit dijangkau armada truk penyedot tinja dan proses ini berjalan dengan baik,” tandas Bill Parent.
Dalam kegiatan ini pula, dilakukan polling untuk menentukan nama tiga alat dewatering yang difungsikan untuk pengeringan lumpur di daerah yang sulit dijangkau. Dari hasil polling tersebut terpilih tiga nama, yaitu Sadewa untuk dewatering stasioner, Nakula untuk dewatering mobile, dan Pusaka untuk unit pompa. (luc/kun)
Post navigation
Sentimen: negatif (97%)