Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Jember, Malang
Tokoh Terkait
Kisah inspiratif Mochtar Riady, dulu cuma penjaga toko, kini sukses jadi konglomerat pemilik Lippo Group
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Siapa yang pernah ke Bandung Indah Plaza, Plaza Semanggi, Central Plaza, atau menggunakan jasa e-walet OVO, yang ternyata adalah sedikit dari banyaknya gurita bisnis Lippo Group milik Mochtar Riady. Itu adalah sedikit contoh dari kerajaan bisnis yang dimiliki oleh Mochtar Riady pemilik sekaligus pendiri dari Lippo Group.
Memiliki banyak anak perusahaan dibawah Lippo Group, siapa saLippo Group.ngka kalo Mochtar Riady dulunya adalah anak seorang pedagang Batik. Ia bahkan pernah menjadi penjaga toko hingga pegawai bank, sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis.
Lantas seperti apakah perjalanan hidup Mochtar Riady yang sukses membangun kerajaan bisnis hingga masuk ke daftar orang terkaya versi majalah forbes pada tahun 2011, diurutan ke 38?
Pernah ditangkap Belanda
Mochtar Riady adalah seorang anak dari pasangan pedagang Batik, Liapi dan Sebelau yang merantau dari Fujian Tiogkok dan tiba di Malang pada tahun 1918. Pada tahun 1947, Mochtar Riady yang memiliki nama Tionghoa Lie Moe Tie ini ternyata pernah merasakan dinginnya lantai penjara.
Pasalnya, ia sempat ditangkap oleh pemerintah Belanda lantaran menentang pembentukan Negara Indonesia Timur sehingga membuatnya harus ditahan di penjara Lowokworo, Malang. Mochtar Riady kecil yang kala itu masih berusia 10 tahun, rupanya sudah memiliki cita-cita ingin menjadi seorang bankir. Lahir di Malang pada 12 Mei 1929, mimpinya untuk menjadi bankir ternyata ditengarai dari rutinitas kesehariannya yang sering melewati kantor bank.
Setiap hari ketika ia berangkat sekolah dia selalu melewati sebuah gedung megah yang merupakan kantor dari Nederlandsche Handels Bank (NHB). Dari sana ia melihat para pegawai bank yang berpakaian rapi dan terlihat sibuk. Oleh karena itu ia pun bercita-cinta ingin menjadi bankir saat dewasa.
Sayangnya cita-citanya itu sempat ditentang oleh sang ayah, menurut ayahnya profesi bankir hanya untuk orang-orang kaya. Sementara keluarganya kala itu sangat miskin. Lebih lanjut, sang ayah kemudian menantangnya untuk menjaga toko milik keluarganya. Tak disangka tokonya itu justru berkembang sangat cepat selama tiga tahun, hingga menjadi toko terbesar di Jember.
Nekat Merantau
Setelah menyelesaikan tantangan dan bertekad tak lagi menggubris tantangan yang diberikan sang ayah, Mochtar Riady akhirnya memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Pada tahun 1954 ia pun bertekad untuk mewujudkan impiannya dengan hijrah ke Ibu Kota Negara, Jakarta. Siapa sangka iapun berhasil mewujudkan mimpinya tersebut dan menjadi direktur bank Kemakmuran yang kala itu sedang dilanda krisis.
Meski belum memiliki pengalaman, kegigihan Mochtar untuk belajar dari nol tentang dunia perbankan akhirnya membuahkan hasil dan membuat Bank Kemakmuran mampu bangkit dari keterpurukan.Dari sanalah karir perbankannya dimulai. Setelah Bank Kemakmuran berkembang cukup besar ia pun pindah ke Bank Buana pada tahun 1964.
Kemudian pada tahun 1971, dia pindah lagi ke Bank Panin yang merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun 1975 sampai 1991, dia menjadi penentu arah bank BCA.
Mulai beli Saham
Sejalan dengan karirnya yang mulai menanjak, Mochtar Riady mulai rajin membeli saham-saham bank. Saat bekerja di BCA sendiri, dia mendapatkan share saham sebesar 17,5 % yang dulu nilainya hanya Rp12,8 miliar. Kemudian dia memutuskan untuk keluar dari BCA pada akhir tahun 1990 diamana saat itu sahamnnya sudah berada diatas Rp 5 triliun.
Konsentrasi di Bisnis
Setelah memutuskan untuk keluar dari dunia perbankan, ia memutuskan untuk menjadi pengusaha dan fokus membangun bisnisnya. Sejak saat itu ia mulai konsentrasi mengembangkan bisnis Lippo yang awalnya berfokus di bidang bisnis lahan dan properti, tapi sekarang bisnis Lippo Group telah menggurita di berbagai bidang.
Beberapa gurita bisnis Lippo Group diantaranya, perbankan, urban development, jasa teknologi dan informasi, bisnis retail, infrastruktur, mall, sarana air bersih, rekreasi, hiburan, rumah sakit sampai lembaga pendidikan swasta. (Zs/Hp.Com)
Sentimen: netral (50%)