Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Paramadina
Heboh Isu Koalisi Poros Keempat, Sosoknya di Lingkaran Jokowi
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah telah terbentuknya beberapa koalisi partai politik yang telah mengusung tiga nama calon presiden untuk Pemilu 2024, muncul wacana poros keempat yang berpotensi mengusung capres alternatif.
Capres alternatif ini akan menjadi nama baru selain yang sudah santer saat ini, seperti Ganjar Pranowo yang diusung PDIP-PPP, Anies Baswedan didukung NasDem-Demokrat-PKS, dan Prabowo Subianto yang telah dideklarasikan poros Gerindra-PKB.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui adanya wacana poros keempat yang ia sebut sebagai 'dji sam soe'. Ia mengungkapkan, sudah menjalin komunikasi dengan semua partai politik, termasuk PDIP, PAN, hingga PKB.
Lalu, muncul pula wacana meleburkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Gerindra- PKB dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, PAN, dan PPP. Tapi, dalam skema peleburan ini, PPP akan dikesampingkan karena sudah menjalin hubungan dengan PDIP.
Namun, khusus untuk kemungkinan munculnya poros keempat ini, disampaikan Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini. Poros keempat itu kata dia datangnya dari partai-partai yang juga kuat di RI seperti Golkar dan juga PAN.
Didik menyampaikan, ketimbang mengekor dengan partai-partai yang telah mengusung calon presidennya sendiri, kedua partai itu bisa menciptakan poros sendiri karena memiliki rekam jejak yang kuat dalam pemerintahan maupun parlemen.
Menurut Didik, peta politik yang berkembang saat ini juga semakin memperuncing potensi bubarnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sehingga kedua partai yang pernah bersinar itu berpotensi memperkuat posisi dan elektabilitasnya sendiri.
"Momentum transisi ini sangat berpeluang besar bagi Golkar, dan PAN untuk membuat membuat poros ke-4 demi memperkuat ketahanan partai," ujar Didik melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu (15/7/2023).
Didik menilai, jika dua partai yang masih stabil itu terus mengekor saja hingga 2024, maka tidak akan mendapat tambahan suara, kecuali dapat jatah menteri kemudian hari, itu pun jika presiden yang mereka calonkan menang.
"Ini merupakan peluang untuk berkiprah mengusung pasangan sendiri sehingga bisa membuat peta politik baru menjadi 4 pasangan dan koalisi baru Golkar-PAN cukup untuk mengusungnya," tuturnya.
Jika Golkar mengusung Airlangga Hartarto sebagai calon presiden, Didik berpendapat dinamika partainya akan hidup selama pilpres daripada mengusung kader partai lain. Wakil dari kader PAN bisa bergabung dengan Golkar.
"Apalagi jika Golkar berhitung matematis votes secara strategis mengusung kader barunya, Ridwan Kamil, sebagai calon presiden, maka suara jawa barat akan disapu bersih. Golkar akan mendapat manfaat besar dalam demokrasi terbuka ini," ucap Didik.
Ia turut mengingatkan, koalisi yang lebih tersebar menghindari dominasi kekuasaan yang otoriter seperti saat ini. Koalisi 82 persen di parlemen menyebabkan demokrasi terancam dengan wajah pemerintah dan aparat yang sudah otoriter.
Tentu strategi koalisi pilpres seperti ini dengan poros baru ke-4 akan menyebabkan pilpres bakal menjadi dua tahap atauk masuk ke perputaran kedua. Dua pasangan akan lanjut, partai-partai yang kalah berada di posisi ketiga dan keempat akan berhitung lagi dengan pembentukan koalisi baru.
"Golkar dan PAN tidak akan kehilangan kesempatan berkiprah pada putaran kedua ini. Jadi, inisiatif poros keempat bisa dikatakan rasional dilihat dari kepentingan partai-partai yang terus bersaing satu sama liain," kata Didik.
[-]
-
10 PR Besar Capres Dari Pengusaha(fsd/fsd)
Sentimen: positif (100%)