Sentimen
Positif (99%)
13 Jul 2023 : 23.58
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: bandung, Semarang

Kasus: nepotisme, korupsi

Hanya Anies Solusi untuk Indonesia, bukan Prabowo Apalagi Ganjar

13 Jul 2023 : 23.58 Views 7

Oposisicerdas.com Oposisicerdas.com Jenis Media: News

Hanya Anies Solusi untuk Indonesia, bukan Prabowo Apalagi Ganjar

Jika Prabowo menjadi Presiden akan terbebani dengan berbagai kasus yang membelit dirinya dan lingkungan di bawah kendalinya, sehingga Prabowo bukanlah pilihan tepat untuk Pemimpin ke depan. Selain banyak pihak yang terus mempermasalahkan kasus penculikan aktivis tahun 1998 (seperti diungkap dalam puisi Butet), Prabowo juga akan tersandera dengan kasus food estate yang gagal, berupa perkebunan singkong seluas 600 hektare mangkrak dan 17.000 hektare sawah baru tak kunjung panen, “pengkhianatan” dari para ulama dan pendukungnya di tahun 2019, kasus ketidakjelasan agamanya, dan baru-baru ini mencuat kasus korupsi di Kementerian Pertahanan yang merugikan negara Rp 500 miliar dan melibatkan 4 tersangka. Artinya, belum jadi Presiden saja Prabowo sudah memiliki banyak permasalahan, apalagi kalau nanti menjadi orang nomor 1 di Indonesia.

Sedangkan Ganjar bahkan lebih parah lagi. Selain tidak punya kapasitas dan kompetensi menjadi pemimpin dan zero prestasi juga mewariskan banyak permasalahan di propinsinya : kemiskinan terekstrem, “penindasan” rakyat Wadas, Banjir di mana-mana tanpa solusi, kasus korupsi yang belum tuntas, renovasi stadion Jaka Baring di Semarang yang gagal padahal telah menelan biaya 1 triliun, belum lagi citra buruknya karena hobi nonton film bokep, dll.

Problematika yang tengah dihadapi Indonesia multi kompleks dan multi dimensi, sehingga tidak bisa ditangani oleh orang-orang biasa, apalagi orang yang tidak punya kapasitas dan kompetensi, dipastikan Indonesia akan tambah terpuruk. Hanya orang hebat dan cerdas yang bisa membawa Indonesia bangkit menuju kemajuan, kejayaan, kemakmuran, dan kewibawaan.

Ada 10 permasalahan bangsa yang hanya Anies Baswedan yang bisa mengatasinya.

Indonesia sudah di ambang kehancuran akibat kebijakan rezim Jokowi yang menumpuk hutang yang terlampau besar (sudah lebih dari 7000 triliun), kemungkinan Indonesia tak akan mampu bayar, sebagai kompensasinya negara akan “digadaikan”. Ada beberapa negara yang sudah tergadai akibat terjerat hutang China : Zimbabwe, Uganda, Sri Lanka, dan Nigeria. Negara-negara itu sudah dibawah kendali China yang komunis dan anti Islam, bahkan ada yang sampai masjid-masjidnya dihancurkan.

Malaysia ketika dipimpin oleh Najib Razak juga punya ketergantungan kepada China, tapi begitu berganti PM, Malaysia dikabarkan tidak mau bayar hutang dan Najib Razak sendiri divonis 12 tahun penjara karena kasus korupsi. Demikian juga mantan PM Muhyidin Yassin yang terjerat korupsi. Akankah Indonesia akan seperti Malaysia yang menyeret Jokowi untuk dipenjara ? Semoga keadilan ditegakkan.

Anies adalah satu-satunya kandidat yang bisa menyelesaikan permasalahan negara dan bangsa. Ini 10 problematika yang dihadapi Indonesia ke depan oleh calon pemimpin Indonesia 2024 ;

Pertama, Harus mampu lepas dari ketergantungannya kepada oligarki taipan dan China komunis

Dari track record-nya hanya Anies yang konsisten tidak tunduk pada kemauan oligarki taipan. Apalagi Ganjar cuma boneka (jongos) oligarki taipan, tidak mungkin bisa memajukan Indonesia.

Kedua, Orientasi pembangunan bukan dari hutang, tapi dari pemberdayaan potensi kekayaan dan kecakapan dalam negeri

Hanya Anies yang mampu memberdayakan potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia untuk membangun negeri bukan mengandalkan pada hutang hutang dan hutang.

Ketiga, Ekonomi yang dibangun atas keterlibatan dan untuk kesejahteraan rakyat, bukan monopoli segelintir pengusaha tertentu, apalagi lebih mengutamakan pengusaha Aseng*

Jika pemerintah lebih mengutamakan pengusaha China, usaha pribumi pada gulung tikar karena mereka dalam menjalankan usahanya eksklusif dengan sesama mereka.

Keempat, Undang-undang produk rezim Jokowi yang pro oligarki taipan dan pengusaha harus diamandemen dan direvisi lagi sehingga pro rakyat

Selama Jokowi menjabat presiden, kekuasaan dikendalikan oleh oligarki taipan sehingga seluruh Undang-undang, Perppu, Perpres, atau Keppres hanya untuk melayani oligarki taipan. Jokowi cuma pajangan dan pencitraan saja, tidak punya kemampuan membuat kebijakan yang pro rakyat.

Kelima, Mengutamakan tenaga kerja dan ahli dari dalam negeri, menghindari penggunaan TK Asing dan China

Di rezim Jokowi TKA China dimanjakan, tenaga dalam negeri ditindas. Hanya Anies yang mampu memuliakan tenaga kerja dalam negeri.

Keenam, Menegakkan hukum dan aturan dengan seadil-adilnya.

Selama rezim Jokowi hukum hanya jadi alat kepentingan penguasa. Hanya Anies yang bisa menegakkan hukum dengan seadil-adilnya.

Ketujuh, Memilih pejabat yang jujur, anti korupsi, dan kompeten

Selama rezim Jokowi korupsi sudah jadi budaya, termasuk keluarga istana. Bahkan Jokowi bukan saja membiarkan korupsi, malah membangun kolusi dan nepotisme.

Kedelapan, Hukuman berat dan pemiskinan bagi para koruptor

Di era Jokowi koruptor diperlakukan seperti “pahlawan” sehingga pejabat berlomba-lomba untuk korupsi. Para Anggota DPR/MPR terus diam membisu karena hampir semuanya terlibat korupsi. Hanya Anies yang punya gagasan menghukum berat korupsi dan memiskinkannya.

Kesembilan, Memuliakan para ulama dan mengikuti fatwa para ulama

Di antara capres yang ada, Anieslah yang selalu memuliakan para ulama.

Kesepuluh, Membangun kesatuan dan persatuan, kesetaraan dan toleransi antar umat beragama

Hanya Anies yang mampu memperlakukan para pemeluk agama dengan baik sehingga selama memimpin Jakarta para pemeluk agama merasa nyaman karena telah diperlakukan dengan baik.

Anies adalah pilihan Allah, dikehendaki oleh alam semesta, pilihan para ulama, umat Islam dan mayoritas rakyat Indonesia. Menghalangi Anies maju nyapres berarti melawan kehendak Allah, dan itu pasti datangnya dari iblis. Para penjegal Anies adalah para pasukan iblis.

Semoga kemenangan berpihak pada yang benar.

Bandung, 22 Dzulhijjah 1444

Oleh : Sholihin MS

Pemerhati Sosial dan Politik

Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Sentimen: positif (99.2%)