AKURAT.CO Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra tidak ingin terburu-buru dalam mendeklarasikan pasangan calon presiden untuk 2024.

Mereka mengaku lebih senang jika deklarasi itu dilakukan terlebih dahulu oleh PDI Perjuangan.

"Bagi PKB sendiri dan Gerindra dalam berbagai diskusi. Bagusnya PDIP duluan deklarasi supaya golden tiket PDIP betul-betul terpakai awal untuk mendeklarasikan cawapres," kata Wakil Sekjen PKB, Syaiful Huda, di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Dia menjelaskan, hal itu akibat situasi politik yang masih dinamis. Sebab, dari tiga bakal capres yang saat ini sudah mendeklarasikan diri yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan belum ada yang punya kepastian menang 40 persen.

"Dari tiga figur calon capres dan cawapres, terutama capres, tidak ada yang bisa sampai angka psikologis menang 40 persen, alih-alih 51 persen. Baik Pak Prabowo, Mas Ganjar dan Mas Anies, semua rata-rata masih di bawah 40 persen," papar Huda.

Hal itu yang dinilai menjadi penyebab semua poros rumit dan tidak punya keberanian dalam menentukan sosok calon wapres. Huda pun membenarkan bahwa situasi saling mengintip di antara poros koalisi benar-benar terjadi.

"Jadi, fakta saling mengintip itu ya terjadi. Karena apa? Kalau elektabilitas capres ini belum ada yang menyentuh angka 40 persen saja belum, apalagi 50 persen lebih 51 persen," katanya.

Menurut dia, sosok capres tidak lagi menjadi penentu dalam Pilpres 2024 nanti. Sebab, kemenangan itu tergantung pada siapa sosok cawapres yang akan digandeng.

"Artinya, publik masih dinamis melihat figur-figur tiga orang ini. Dia masih bisa berpotensi untuk beralih ketika salah menentukan calonnya. Nah dalam situasi elektabilitas capres belum mencapai angka aman 51 persen inilah penentunya adalah cawapres," pungkas Huda.