Sentimen
Negatif (76%)
13 Jul 2023 : 08.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Tokoh Terkait
Janet Yellen

Janet Yellen

Tiba-Tiba Rusia Sebut RI Cs soal Keruntuhan AS, Ada Apa?

13 Jul 2023 : 08.10 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Tiba-Tiba Rusia Sebut RI Cs soal Keruntuhan AS, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya dedolarisasi alias buang dolar makin kuat dilakukan Rusia. Kali ini Moskow mengajak ASEAN untuk melakukannya.

Mengutip Russia Today (RT), Kremlin berencana membahas peralihan mata uang dalam perdagangan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Ini terjadi saat pemerintah Presiden Vladimir Putin mendapatkan sanksi Barat di mana akses keuangan diblokir akibat perang di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan akibat sanksi Barat, perdagangan antara Rusia dan RI Cs, menurun sebesar 4,4% pada tahun 2022. Karenanya, perlu ada mata uang baru untuk mengatasi hal ini.

-

-

"Untuk memperbaiki situasi, Rusia sedang berupaya meluncurkan konsultasi untuk memperkenalkan mata uang nasional dalam penyelesaian bersama," kata Kementerian Luar Negeri Rusia yang mengutip pernyataan Lavrov di sela-sela pertemuan ASEAN, Rabu (12/7/2023).

Diketahui pertemuan menteri luar negari ASEAN memang tengah berlangsung di Jakarta pekan ini. Rusia menjadi salah satu tamu yang diundang, termasuk AS dan China.

Namun sayangnya belum ada komentar dari pemerintah ASEAN soal dedolarisasi ini. Namun khusus Indonesia, Bank Indonesia memang telah mengurangi ketergantungan akan dolar sejak 2018 melalui local currency settlement (LCS) dalam transaksi perdagangan bilateral Indonesia dengan negara mitra.

Sebenarnya, Rusia sebelumnya juga menggemakan wacana dedolarisasi dalam aliansi BRICS. Aliansi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) ini merupakan 50% produsen gandum dan beras dunia dan pemilik 15% cadangan emas planet ini.

Untuk memuluskan ini, Moskow mengusulkan mata uang baru yang akan berbasis pada emas. Nantinya, kesepakatan ini akan disahkan pada pertemuan BRICS 22 Agustus mendatang.

Langkah ini kemudian diikuti oleh data Bank Sentral China yang menambahkan 23 ton cadangan emas pada bulan Juni. Dengan penambahan tersebut, People's Bank of China saat ini memiliki cadangan hingga 2.330 ton emas.

Seorang mantan penasihat CIA dan dan bankir investasi James Rickards mengatakan bahwa ada fakta menarik terkait tanggal pertemuan BRICS yang rencananya diadakan 22 Agustus mendatang. Ia menyebut tanggal yang sama pada tahun 1971 juga merupakan hari di mana AS menjatuhkan standar emas.

"Ini melibatkan peluncuran mata uang utama baru yang dapat melemahkan peran dolar dalam pembayaran global dan pada akhirnya menggantikan dolar AS sebagai mata uang pembayaran dan mata uang cadangan utama," katanya.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga bula suara soal dedolarisasi. Menurutnya, meski beberapa negara yang mengambil manuver ini, pihaknya masih berharap dolar tetap akan menjadi mata uang yang mendominasi dalam skema perdagangan global.

"Kami berharap dolar tetap menjadi mata uang dominan dalam transaksi internasional," paparnya dikutip Reuters awal pekan ini.

Perlu diketahui, sejarawan terkenal AS, Alferd McCoy pernah memprediksi "kekaisaran" Amerika akan runtuh di 2017. Hal ini pun terkait dolar AS.

"Pada tahun 2030, dolar AS akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dominan dunia, menandai hilangnya pengaruh kekaisaran," kata penulis buku "The Politics of Heroin" tersebut dimuat Big Think.


[-]

-

IMF Beri Kode Dedolarisasi, Ramai-Ramai Sudah Buang Dolar?
(sef/sef)

Sentimen: negatif (76.2%)