Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Lamborghini, Ferrari
Kab/Kota: Bogor, Cirebon
Tokoh Terkait
Temuan Nikuba Kerap Dijelek-jelekkan, Aryanto Misel Ingin Lanjutkan Riset tapi Tolak Dukungan BRIN
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID -- Penemu teknologi Niku Bayu alias Nikuba, Aryanto Misel, menolak dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Aryanto Misel mengaku sejak awal kerap diremehkan dan dijelek-jelekkan.
Saat piranti Nikuba yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan baku hidrogen, ungkap Aryanto, BRIN sudah meremehkan temuannya. Makanya, Aryanto menegaskan dirinya tidak membutuhkan dukungan BRIN.
"Wah saya enggak butuh mereka, saya udah dibantai habis," ungkap Aryanto Misel saat diwawancari Metro TV, dikutip dari unggahan @terangmedia di Instagram.
Dirinya mengaku tak ingin mendapat bantuan pendanaan untuk pengembangan risetnya dari pihak mana pun. Aryanto Misel yang dapat dukungan penuh TNI AD Pangdam III Siliwangi Cirebon itu mengaku hanya ingin Nikuba hasil penelitiannya bisa terjual dan diakui oleh perusahaan Italia.
Aryanto Misel mengaku ingin meriset kembali Nikuba teknologi baru. Sayangnya ia tak menjelaskannya.
"Saya enggak sayang pak, yang penting kalau saya dapat duit bisa melanjutkan riset kembali, saya gamau didanai dari pihak manapun," ungkapnya.
Biaya Kompensasi Rp15 Miliar
Perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini di Italia mengundang Aryanto Misel untuk mempresentasikan temaunnya. Saat mempromosikan temuan teknologi Nikuba, Aryanto Misel berharap ada kompensasi atas temuannya.
Aryanto Misel dan dua orang timnya menghabiskan waktu selama 17 hari di Italia. Aryanto Misel 4 hari mempresentasikan hasil temuannya di depan petinggi Ferrari dan Lamborghini.
Faktanya, kata Aryanto Misel, Ferrari Cs pun tak sanggup menghargai teknologi Nikuba yang diklaimnya itu.
Aryanto Misel mengaku sudah menghabiskan waktu dan biaya untuk pengembangan teknologi Nikuba.
"Saya melakukan penelitian dan membuat nikuba itu selama lima tahun itu menghabiskan uang yang banyak," akunya.
Aryanto sejatinya tak menolak sepenuhnya untuk memberi kunci alat konversi air menjadi bahan bakar itu kepada Ferrari dan Lamborghini.
Namun, Aryanto Misel berharap Ferrari dan Lamborghini mau membayar kompensasi adopsi teknologi Nikuba Cirebon.
"Saya siap belajarin buat Nikuba, asal ada kompensasi," jelas Aryanto Misel.
Tak tanggung-tanggung, Aryanto Misel meminta Rp15 miliar agar teknologi Nikuba bisa diadopsi oleh Ferrari dan Lamborghini di Italia.
Namun sayangnya, Aryanto menyebut tidak ada pembicaraan terkait masalah hak cipta ini dari perusahaan Italia itu.
"Bahasa kasarnya, ya silakan tekhnologi Nikuba yang saya ciptakan dibeli oleh mereka dengan nilai Rp15 miliar, tetapi itu tidak ada obrolan mengenai itu," ujarnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengaku siap mendukung para inovator tak terkecuali penemu Nikuba untuk menggunakan fasilitas riset.
"BRIN punya semua fasilitas yang kami sediakan untuk seluruh fasilitas periset di Tanah Air, baik itu di kampus termasuk juga personal seperti yang membuat Nikuba (Aryanto Misel)," ujar Laksana di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu, 5 Juli 2023.
BRIN menilai, teknologi konversi yang diklaim Aryanto Misel dapat mengubah air menjadi bahan bakar hidrogen itu perlu dibuktikan.
BRIN terbuka untuk mengembangkan dan menyempurnakan Nikuba secara bersama-sama.
"Itu salah satu yang sedang kami ajak supaya bisa dibuktikan secara saintifik, itu dulu nomor satu," jelasnya. (fajar/disway)
Sentimen: positif (88.9%)