Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ibadah Haji
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Kemenag Percepat Persiapan Ibadah Haji 2024
Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, memastikan pihaknya akan mempercepat persiapan Ibadah Haji tahun 2024. Pemerintah Arab Saudi sendiri telah mengumumkan kuota untuk Indonesia serta tahapan persiapan Ibadah Haji 2024.
"Kita sudah diskusikan terkait dengan hambatan, risiko, dan peluang-peluang yang mungkin kita bisa dapatkan dengan percepatan ini," ujar Menag, di Jakarta, Minggu (9/7).
Yaqut mengatakan, percepatan yang dilakukan Saudi harus segera direspons. Apalagi masa berakhir pemvisaan jemaah juga lebih awal, jauh sebelum keberangkatan jemaah haji. "Kalau kita bandingkan dengan haji tahun ini, dua hari sebelum closing date itu, kita masih bisa melakukan pemvisaan. Nah tahun depan, hampir dua bulan sebelum closing date, sudah tidak ada lagi proses pemvisaan. Artinya dia akan berjalan lebih cepat prosesnya," jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah Arab Saudi sudah menetapkan kuota haji Indonesia tahun depan sebesar 221.000 jemaah. Bersamaan itu, telah diumumkan tahapan persiapan, mulai 16 September 2023.
Baca Juga :
Menag Usulkan Tambahan Biaya Haji Rp288,3 Miliar untuk Kuota TambahanAdapun untuk proses pemvisaan akan berakhir pada 29 April 2024. Waktu tersebut sekitar 10 hari sebelum mulai dibukanya fase keberangkatan jemaah haji ke Arab Saudi.
Tahap Percepatan
Menag mengungkapkan, proses percepatan akan diawali dengan penyelesaian laporan keuangan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H. Selama ini, masa penyusunan laporan adalah 60 hari, terhitung sejak berakhirnya operasional haji.
"Saya minta maksimal satu bulan harus sudah selesai. Jadi tidak usah tunggu sampai dua bulan. Satu bulan selesai laporan keuangan, kita laporkan ke DPR agar bisa mulai membahas haji tahun depan," katanya.
Menag menekankan, pembahasan dengan DPR perlu segera dilakukan karena ada perbedaan mendasar dalam hitungan kalender. Pemerintah Arab Saudi menggunakan kalender Hijriyah, sementara Indonesia menggunakan kalender Masehi, sehingga siklus keuangannya berbeda.
"Nah ini yang menurut saya akan menjadi tantangan serius, bagaimana siklus keuangan ini yang kita punya harus menyesuaikan kalender Hijriyah yang digunakan di sini. Artinya, pembahasan-pembahasan terkait dengan pelaksanaan ibadah haji, harus dimulai sedini mungkin," ucapnya.
Baca Juga :
Seluruh Kuota Jemaah Haji Reguler Sudah TerisiYaqut berharap pembahasan dengan Komisi VIII DPR juga akan mempercepat kesepakatan tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1445 H/2024 M.
Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup
Sentimen: positif (40%)