Sentimen
Positif (99%)
9 Jul 2023 : 08.32
Tokoh Terkait
Muhammad Syarif Bando

Muhammad Syarif Bando

Indonesia Posisi Tujuh Dalam Penerbitan Buku

9 Jul 2023 : 08.32 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Indonesia Posisi Tujuh Dalam Penerbitan Buku

Krjogja.com - JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengatakan, Indonesia berada diperingkat 7 dari 49 negara di dunia dalam industri penerbitan global.

“Pada tahun 2023 world intellectual proprty organization WIPO) mengeluarkan laporan industri penerbitan global edisi empat. Laporan ini menyajikan ikhtiar data industri penerbitan secara komprehensif. Indonesia berada dalam peringkat 7 dari 49 negara,” kata Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando, pada acara penandatanganan nota kesepahaman bersama antar Perpusnas dengan Mitra di Jakarta, Jumat (07/07/2023).

Dikatakan, 10 besar penerbit secara global antara lain, Amerika Serikat dengan 2,56 juta, Korea Selatan 340,506, Jerman 354.000, Polandia 220.042, Jepang 184.985, Inggris 168.960, Indonesia 159.330, Italia 142.267, Spanyol 95.985 dan Iran 89.884.

Lebih lanjut dikatakan Syarif, saat ini Indonesia memiliki koleksi buku di perpustakaan dalam bentuk digital sekitar 1,3 juta . Sedangkan 3,5 juta koleksi di perpustakaan yang berbahasa Indonesia dan 12 juta berbahasa Inggris.

Selain itu 120 ribu koleksi digital khasanah pusaka nusantara atau Khastara yang berisikan koleksi digital naskah lama yang dibagai dalam 6 kategori yakni naskah kuno, buku, peta, foto, gambar dan lukisan, majalah dan surat kabar langka, mikro film dan sumber lain.

Dikatakan, masyarakat sangat memerlukan buku-buku, untuk itu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia upaya peningkatan kualitas pendidikan, baik nonformal maupun formal. “Indonesia disebutkan bahwa bangsa yang budaya bangsanya rendah, tidak bena. Tapi masalahnya kita kurang buka bacaan. Banyak permintaan, tidak mungkin perpustakaan keliling memenuhinya, kita lihat anak-anak sangat merindukan banyak sekali buku-buku bacaan, terutama yang didesa desa,” tegasnya.

Ditambahkan, ada lima tahapan literasi. Pertama, baca, tulis, hitung, dan pembentukan karakter. Kedua, akses bahan bacaan terjangkau yang akurat, terkini, terlengkap, dan terpercaya. Ketiga, yakni memahami apa yang tersirat dan tersurat, ke empat inovasi dan kreativitas sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi informasi. Kelima yakni memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diimplementasikan untuk menciptakan barang atau jasa yang dapat digunakan dalam kompetensi global.

Sementara itu Sekjen Kemendikbudristek, Suharti mengatakan, perpustakaan merupakan unsur utama dalam peningkatan literasi di masyarakat. Perpustakaan di abad 21 telah mengalami perubahan peran yang sangat besar.

Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat pengelolaan dan penyebaran bahan pustaka, namun perpustakaan saat ini merupakan entitas dalam pengelolaan dan penyebaran data, informasi, dan pengetahuan yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kecakapan hidup masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan juga harus bertransformasi agar dapat tetap memberikan manfaat nyata kepada pemustakanya. Perpustakaan Nasional sebagai instansi pembina perpustakaan dan pustakawan memiliki peran yang sangat vital dalam peningkatan dan pengelolaan perpustakaan melalui Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang disusunnya.

Kemendikbudristek memiliki ratusan perpustakaan yang berada di bawah koordinasi langsung, yang terdiri atas perpustakaan khusus di unit kerja/Unit Pelaksana Teknis, perpustakaan perguruan tinggi negeri (akademik dan vokasi), serta perpustakaan Sekolah Indonesia di luar negeri.

Selain itu, Kemendikbudristek juga telah mengeluarkan berbagai peraturan dan standar terkait perpustakaan dan tenaga perpustakaan di satuan pendidikan. Kemendikbudristek menyambut baik inisiasi kerja sama ini dengan harapan kebijakan yang telah dibangun dan dikembangkan, baik di Perpustakaan Nasional maupun di Kemendikbudristek, dapat selaras dan berkesinambungan.

Dikatakan, tepat di tanggal 7 Juli ini, yang dirayakan sebagai Hari Pustakawan Nasional, Kemendikburistek mengharapkan terjalinnya kolaborasi antara para pemangku kepentingan untuk dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam peningkatan literasi masyarakat melalui peningkatan penyelenggaraan perpustakaan sesuai standar melalui akreditasi perpustakaan, penyelarasan Standar Nasional Perpustakaan di satuan pendidikan, peningkatan kapasitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan, pemanfaatan dan akses sumber daya informasi Perpustakaan Nasional, serta pembinaan penerbitan ISBN dan pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam di lingkungan Kemendikbudristek. (Lmg)

Sentimen: positif (99.9%)