Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Washington, Moskow, Praha
Kasus: HAM
Tokoh Terkait
AS Kirim Bom-Zelensky Desak NATO
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung hingga kini. Dalam informasi terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta NATO untuk secara jelas menunjukkan negaranya berada di jalur yang tepat untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
Zelensky mengatakan Kyiv membutuhkan lebih banyak jaminan daripada pernyataan umum bahwa pintu ke NATO tetap terbuka.
Komentarnya muncul menjelang KTT NATO dua hari di Vilnius, Lituania, minggu depan. Zelensky mencari indikasi langsung dari aliansi bahwa Ukraina dapat bergabung dengan kelompok beranggotakan 30 orang itu ketika perang berakhir.
"Kami berbicara tentang sinyal yang jelas, beberapa hal konkret menuju undangan," kata Zelenskiy pada konferensi pers di Praha bersama Presiden Ceko Petr Pavel, mengutip Reuters. "Kami membutuhkan motivasi ini. Kami membutuhkan kejujuran dalam hubungan kami."
Berikut update terbaru perang Rusia-Ukraina terbaru lainnya, sebagaimana dikutip CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (7/7/2023).
Situasi Ukraina di Dekat Kota Timur Bakhmut
Seorang juru bicara militer pada Jumat mengatakan pasukan Ukraina telah maju lebih dari satu kilometer pada hari terakhir melawan pasukan Rusia di dekat kota timur Bakhmut.
Komentarnya adalah yang terbaru oleh Kyiv yang menandakan bahwa serangan balasan yang diluncurkan pada awal Juni secara bertahap membuat kemajuan meskipun catatan pertempuran Rusia di sektor Bakhmut berbeda dari Ukraina.
"Pasukan pertahanan terus memegang inisiatif di sana, memberikan tekanan pada musuh, melakukan operasi penyerangan, bergerak maju di sepanjang sisi utara dan selatan," kata juru bicara militer Serhiy Cherevatyi kepada televisi Ukraina, seperti dikutip CNBC International.
"Secara khusus, selama beberapa hari terakhir, mereka telah maju lebih dari satu kilometer (0,62 mil)."
Seorang juru bicara staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan pasukan Ukraina telah berhasil sebagian di dekat desa Klishchiivka, tepat di barat daya Bakhmut.
AS Segera Kirim Senjata Terlarang ke Ukraina
Amerika Serikat (AS) berencana mengirim munisi atau bom tandan ke Ukraina untuk membantunya memerangi penjajah Rusia. Pengiriman senjata 'terlarang' ini diprediksi akan memberikan elemen baru yang kuat untuk serangan balasan Kyiv ke Moskow.
Paket bantuan senjata yang mencakup munisi tandan yang ditembakkan oleh meriam Howitzer 155mm diharapkan akan diumumkan paling cepat Jumar. Tiga pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama, seperti dikutip Reuters, menyebut tindakan AS telah dipertimbangkan secara serius setidaknya selama seminggu.
Namun Gedung Putih mengatakan pengiriman munisi tandan ke Ukraina sedang dipertimbangkan secara aktif tetapi belum ada pengumuman yang dibuat. Presiden Joe Biden sendiri akan menghadiri KTT NATO di Lituania minggu depan.
Dalam paket bantuan yang akan diumumkan, yang diharapkan bernilai sebanyak US$800 juta atau sekitar Rp12,1 triliun, Ukraina akan menerima amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dan kendaraan darat seperti kendaraan tempur Bradley dan pengangkut personel lapis baja Stryker.
Paket bantuan keamanan terbaru ini akan menjadi yang ke-42 yang disetujui oleh Amerika Serikat untuk Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022, dengan total lebih dari US$40 miliar.
Kelompok HAM Desak AS Tak Kirim Munisi Tandan ke Ukraina
Human Rights Watch mengatakan AS tidak boleh mentransfer munisi tandan ke Ukraina, menyusul laporan bahwa Washington telah memutuskan untuk melakukannya.
"Pemerintah AS seharusnya tidak menyediakan munisi tandan ke negara mana pun karena bahaya yang dapat diperkirakan dan berlangsung lama bagi warga sipil dari senjata ini," kata Mary Wareham, penjabat direktur senjata di Human Rights Watch.
"Mentransfer munisi tandan mengabaikan bahaya besar yang mereka timbulkan bagi warga sipil dan merusak upaya global untuk melarangnya."
Kelompok itu mengatakan penggunaan senjata tersebut dapat membunuh warga sipil. Mereka menyebut bahwa pasukan Rusia dan Ukraina telah menggunakan senjata tersebut dan ini telah membahayakan masyarakat.
Munisi tandan, yang dilarang oleh lebih dari 120 negara, biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas. Ini dilaporkan mengancam warga sipil. Bom yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama bertahun-tahun setelah konflik berakhir.
Uni Eropa Setuju Tingkatkan Produksi Amunisi dan Rudal
Uni Eropa mencapai kesepakatan sementara untuk mempercepat produksi amunisi dan rudal di kawasan itu. Langkah itu dikatakan akan menguntungkan Ukraina dan blok beranggotakan 27 negara tersebut.
Kepresidenan UE, yang saat ini dipegang oleh Spanyol, mengatakan Jumat pagi bahwa negara-negara anggota dan perwakilan Parlemen UE setuju untuk segera memobilisasi 500 juta euro dari anggarannya untuk Undang-Undang yang Mendukung Produksi Amunisi.
Kesepakatan itu sekarang harus disahkan oleh Dewan dan Parlemen Eropa, dan pemberlakuan diharapkan sebelum akhir bulan. Itu terjadi setelah Zelensky meminta lebih banyak senjata dari sekutu untuk membantu mengurangi skala perang Rusia.
"Ini adalah bukti lain dari komitmen UE yang tak tergoyahkan untuk mendukung Ukraina, memperkuat basis teknologi dan industri pertahanan UE, dan pada akhirnya memastikan keamanan dan pertahanan jangka panjang warga UE," kata Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles dalam sebuah pernyataan.
Rudal Rusia di Ukraina Tewaskan 10 Orang
Serangan rudal Rusia di sebuah gedung apartemen di Lviv di Ukraina barat telah menewaskan 10 orang. Hal ini disampikan Walikota kota Andriy Sadovyi.
Pejabat itu pada Jumat mengatakan di Telegram bahwa petugas darurat sekarang membebaskan almarhum dari puing-puing.
"Ini akan menyelesaikan operasi pencarian dan penyelamatan," tambahnya, dalam sambutan yang diterjemahkan oleh NBC.
[-]
-
Awas Perang Nuklir! Putin Sah Teken UU Rusia Out Janji Nuklir(pgr/pgr)
Sentimen: positif (99.8%)