Sentimen
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi, Idul Adha 1441 Hijriah
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Gunung, Yogyakarta, Gunungkidul
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Antraks Muncul Lagi di Gunung Kidul Gegara Warga Gali Sapi yang Sudah Dikubur Lalu Dimakan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Antraks kembali merebak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Akibatnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan isolasi terbatas terhadap lalu lintas ternak di kawasan terdampak.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti mengatakan bahwa pihaknya menemukan lima ekor hewan ternak positif terjangkit antraks dari November 2022 hingga jelang Hari Raya Idul Adha 2023 di wilayah Semanu. Sehingga, pembatasan lalu lintas hewan ternak diterapkan.
Dia menuturkan, lima hewan ternak positif antraks dari wilayah Semanu tersebut memiliki gejala mati mendadak. "Saat mendapat laporan dari masyarakat adanya hewan ternak mati mendadak, petugas langsung ke lapangan mengambil sampel. Kemudian dicek di laboratorium dan hasilnya positif antraks," tutur Wibawanti, Selasa 4 Juli 2023.
Baca Juga: Permintaan Kurban Naik, DKP3: Tak Ada Cek Poin dan Kalung Bebas Antraks, Covid-19 Anggaran Terbatas
Dia mengatakan, dinas telah meminta agar ternak mati dikubur dan diambil spesimennya untuk diuji laboratorium. Namun, sebagian masyarakat di sekitar ternak mati justru tak mengindahkan imbauan petugas.
Ternak yang telah dikubur, sebagian dibongkar lalu disembelih lantas dagingnya dimakan banyak orang. Setelah hasil laboratorium keluar, ternyata sapi mati yang dikonsumsi positif terjangkit antraks.
Setelah ditemukan hewan ternak mati terjangkit antraks, pihaknya menggelar sosialisasi tentang penyakit hewan strategis. "Kami lakukan pemberian anti biotik, vaksinasi antraks, pemberian disinfektan di lokasi, serta meminimalkan ternak keluar dari kawasan ternak yang terkena antraks," ujar Wibawanti.
Tiga Warga MeninggalKementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan tiga warga di Kabupaten Gunung Kidul meninggal dunia akibat penyakit antraks yang ditularkan dari hewan ternak.
"Kalau kasus meninggal ada tiga orang di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa 4 Juli 2023.
Sampai saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi kasus tersebut di dua Kecamatan yakni Semanu, dan Karangmojo untuk mengukur sebaran hingga penyebab pasti penularan virus. Hasil sementara hingga saat ini terkumpul 93 pasien positif antraks di wilayah tersebut berdasarkan hasil tes serologi.
Baca Juga: Fakta-fakta di Balik Penyakit Antraks, Bakterinya Bisa Bertahan 100 Tahun dalam Tanah
Sedangkan hasil pemeriksaan terhadap seluruh kasus meninggal melalui genom sekuensing menunjukkan hasil positif antraks. "Dalam pemeriksaan, menunjukkan hasil positif antraks di dalam tubuhnya," ucap Siti Nadia Tarmizi.
Dia mengatakan kasus antraks di Gunung Kidul merupakan kasus perdana pada tahun 2023 setelah di tahun sebelumnya dilaporkan nihil. "Sejauh ini baru kasus di Gunung Kidul yang terjadi pada tahun ini dengan total 93 positif serologi dan kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi," ujar Siti Nadia Tarmizi.
Dia menambahkan bahwa sebagian pasien masih ada yang dirawat dan sebagian lainnya sudah dinyatakan sembuh. Dugaan sementara, kejadian itu disebabkan konsumsi daging sapi yang berlangsung saat perayaan Idul Adha 1444H/2023, sebab Kabupaten Gunung Kidul termasuk dalam daerah endemi antraks.
"Sapi bisa tertular saat memakan rumput yang mengandung virus antraks. Ada juga kemungkinan virus antraks yang selama ini mengendap di bawah tanah terangkat karena aktivitas penggarap, sebab antraks bisa bertahan hidup lama di permukaan tanah," tutur Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Hewan yang Terkena Antraks dari Fisiknya
125 Warga Sembelih dan Makan Daging Sapi Positif AntraksDinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunung Kidul melakukan penelusuran terhadap 125 warga di Kecamatan Semanu yang mengkonsumsi daging sapi positif antraks guna mengantisipasi penyebaran antraks pada manusia. Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, berdasarkan penelusuran ada 125 warga yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang positif antraks.
"Kami mengambil sampel darah mereka untuk diperiksa lebih lanjut di BBTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Yogyakarta. Hasil pemeriksaan menyatakan 85 warga positif antraks, yang bergejala 18 orang," katanya.
Dewi Irawaty mengatakan warga yang diambil sampel darahnya mengalami gejala luka-luka khas antraks. Ada juga yang mengalami diare, mual, pusing, dan sebagainya. Mereka yang bergejala maupun tidak mendapatkan antibiotik sebagai penanganan.
"Meski demikian, tidak ada warga yang harus dirawat di RS karena bergejala," ucapnya.
Dewi Irawaty mengatakan sampai saat ini Dinkes masih melakukan surveilans di lokasi ditemukannya kasus antraks. "Proses surveilans masih berjalan sampai sekarang, selama dua kali masa inkubasi atau 120 hari sejak laporan diterima," ujarnya.***
Sentimen: positif (98.5%)