ANDIR, AYOBANDUNG.COM -- Kemenag Jawa Barat (Jabar) mulai memetakan opsi-opsi keberlangsungan pendidikan para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. Hal itu menyusul adanya kemungkinan penutupan Ponpes Al Zaytun pasca adanya polemik di Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang.

Plh Kanwil Kemenag Jabar, Ali Abdul Latief mengatakan bahwa, mendistribusikan para santri Al Zaytun ke Ponpes terdekat akan dijadikan salah satu opsi.

"Pertama kalau tidak memungkinkan lagi pembelajaran pada ponpes tersebut, ya kami distribusikan ke ponpes terdekat atau pada lembaga madrasah yang terdekat," kata Ali, Rabu 5 Juli 2023.

Ali mengungkapkan, ada 5014 santri di Al Zaytun baik di tingkat MI, MTS, dan MA. Dengan jumlah tersebut, Kemenag harus melakukan pemetaan secara komprehensif untuk melakukan pendistribusian para santri.

Baca Juga: Tiga Terdakwa Kasus OTT Yana Mulyana Jalani Sidang di PN Bandung

"Nanti kami akan lihat dulu karena Ponpes Al Zaytun ini ribuan santrinya beda dengan ponpes yang lain. Kalau santrinya hanya 50, mungkin bisa cepat. Tapi kalau 5 ribu santri, kami juga harus melihat di Indramayu ada berapa madrasah," ungkapnya.

Ali menuturkan, penyelenggaraan pendidikan telah diatur oleh pemerintah termasuk komposisi dalam setiap rombongan belajar.

"Kami juga akan menyesuaikan karena kapasitas santri atau rombongan belajar (rombel) sudah ada ketentuannya, di mana ponpes atau lembaga yang bisa menerima, tentu harus ada dari Kemenag untuk nanti mengarahkannya," tuturnya.

Ali menegaskan, belum ada keputusan atau kebijakan yang telah diberlakukan oleh pemerintah terhadap Al Zaytun. Nantinya, Kemenag pusat akan memberikan arahan pasti pasca adanya kebijakan final.

Baca Juga: Tiket dan Alamat Papa Dino Park Bandung 2023, Wisata Edukatif Anak-Anak dengan Replika Dinosaurus

"Kami menunggu arahan lebih lanjut dari Kemenag Pusat terkait nanti kita harus seperti apa terhadap keberadaan Ponpes Al Zaytun," pungkasnya.