Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Ular
Kab/Kota: Bekasi
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
Dorong Kepesertaan Pekerja Informal, BPJAMSOSTEK Luncurkan KKBC Masuk Desa
Krjogja.com Jenis Media: News
Foto: Dirut BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo launching KKBC Masuk Desa. (Istimewa)
Krjogja.com - JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) menargetkan di tahun 2026 mampu melindungi 70 juta pekerja. Tentunya dalam hal ini memerlukan sebuah lompatan besar untuk mendorong angka peserta aktif yang saat ini jumlahnya mencapai 36 juta pekerja.
Untuk itu, BPJAMSOSTEK kembali menghadirkan sebuah gebrakan lewat sosialisasi masif di seluruh desa yang tersebar di penjuru tanah air dengan tetap mengusung tema "Kerja Keras Bebas Cemas". Cara ini dinilai tepat karena ekosistem desa menyimpan potensi jutaan pekerja di sektor informal atau Bukan Penerima Upah (BPU) yang mayoritas belum memahami pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo beserta seluruh jajarannya melaunching kampanye ini secara simbolis dengan memukul alu lesung bersama dengan seluruh stakeholder yang hadir. Ia dalam kesempatan ini menegaskan bahwa BPJAMSOSTEK saat ini tengah fokus menggarap sektor BPU dimana sebagian besar berada di ekosistem desa.
“Apa yang kami lakukan ini juga sejalan dengan yang diinginkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk memulai pembangunan dari yang paling luar, yaitu desa dan kelurahan. Jika melihat data, 65 persen pekerja informal atau pekerja bukan penerima upah terdapat di sana, sehingga perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan juga sebaiknya dimulai dari desa,” terang Anggoro.
Pada launching KKBC Masuk Desa ditampilkan aksi teatrikal yang menceritakan berbagai risiko yang setiap harinya mengancam para pekerja, mulai dari risiko kecelakaan kerja, kematian dan kesulitan finansial saat memasuki hari tuanya. Adanya perlindungan BPJAMSOSTEK tentu menjadi sebuah solusi agar para pekerja bisa kerja keras bebas cemas.
Anggoro mengatakan, lewat aksi teatrikal tadi dapat melihat risiko yang mungkin dialami pekerja di desa. Contohnya petani yang bisa saja digigit ular, terpeleset, terkena benda tajam hingga mengalami risiko finansial saat mereka sudah tidak mampu bertani. "Tentu beragam risiko tersebut dapat dialihkan ke BPJAMSOSTEK jika mereka menjadi peserta," ujarnya.
Agar kampanye ini berjalan lebih optimal, tentu BPJAMSOSTEK membutuhkan dukungan dari seluruh unsur ekosistem desa mulai dari perangkat desa, Bhabinkamtibmas dan juga perisai. Sinergi ini dirasa sangat penting untuk mempercepat edukasi kepada masyarakat desa terkait beragam manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Sekretaris Disnakertrans DKI Jakarta Hedy Wijaya mengungkapkan komitmennya untuk mendukung kampanye ini secara penuh lewat berbagai regulasi yang telah diterbitkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Sejalan dengan itu Kasat Binmas Polres Metro Bekasi Kota AKP Puji Astuti menyebut bahwa kepolisian tentunya mendukung program pemerintah ini.
Seperti yang diketahui hanya dengan iuran mulai dari Rp36.800 per bulan, para pekerja BPU akan mendapatkan perlindungan tiga program yang terdiri Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Hari Tua (JHT). Jika dibanding dengan iurannya, manfaat yang didapatkan jauh lebih besar, yaitu perawatan tanpa batas biaya, santunan kematian karena kecelakaan kerja sebesar 48 kali upah yang dilaporkan.
Selain itu santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), santunan cacat total tetap, serta layanan homecare. Sedangkan jika peserta meninggal bukan karena kecelakaan kerja, ahli warisnya akan mendapatkan santunan sebesar Rp42 juta serta beasiswa pendidikan untuk dua orang anak dari jenjang TK hingga perguruan tinggi, maksimal Rp174 juta. (Ful)
Sentimen: positif (100%)