Sentimen
Negatif (66%)
7 Jul 2023 : 07.53
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jayapura, Timika

Tokoh Terkait

Keluarga Bantu 'Bujuk' Egianus Kogoya Bebaskan Pilot Susi Air

7 Jul 2023 : 07.53 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Keluarga Bantu 'Bujuk' Egianus Kogoya Bebaskan Pilot Susi Air

PIKIRAN RAKYAT - Keluarga Egianus Kogoya ikut terlibat dalam proses pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Pria berkebangsaan Selandia Baru tersebut telah disandera selama 4 bulan, tepatnya sejak 7 Februari 2023.

Peran serta keluarga Egianus Kogoya pun diharapkan bisa membantu meluluhkan hati pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut. Dengan begitu, mereka bisa segera membebaskan pilot Susi Air yang disandera.

Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri membenarkan bahwa pada saat ini, keluarga ikut membantu agar sandera berkebangsaan Selandia Baru dapat segera dibebaskan. Selain keluarga, ada juga tokoh masyarakat dan tokoh agama yang turut terlibat agar pilot Susi Air yang ditawan dibebaskan.

Baca Juga: Nasib Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua di Ujung Tanduk, Jokowi: Banyak Hal yang Kita Lakukan di Sana

"Mudah-mudahan dengan bantuan dari berbagai pihak maka sandera tersebut dilepaskan," tuturnya di Jayapura, Selasa 4 Juli 2023.

Mathius Fakhiri mengatakan, berbagai upaya melalui negosiasi terus dilakukan agar proses pembebasan dapat segera terlaksana. Meski begitu, TNI-Polri tidak akan mengabulkan dua permintaan yaitu merdeka dan senjata.

"Asal jangan minta dua permintaan itu maka yang lainnya dapat melalui negosiasi," katanya.

Mathius Fakhiri mengatakan bahwa dari laporan yang diterima, kondisi kapten Philip Mark Mehrtens dalam keadaan sehat. Sehingga, pihaknya berharap agar sandera segera dibebaskan agar dapat berkumpul dengan keluarganya.

Kronologi Penyanderaan

Pesawat jenis Pilatus Porter terbang dari Timika pukul 5.33 WIT dan dijadwalkan tiba ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 7.40 WIT.

Pilot Pesawat Susi Air, Captain Philips M berkebangsaan Selandia Baru dan membawa lima penumpang, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Baca Juga: Markas KKB Papua Digerebek Tim Gabungan, Senjata Api dan Bendera Bintang Kejora Diamankan

Representatives Susi Air Donal Fariz secara terpisah mengatakan Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak pada Selasa, 7 Februari 2023 pukul 6.35 WIT di Bandara Paro sekitar pukul 6.17 WIT saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kilogram. Dua jam kemudian Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 9.12 WIT.

Perusahaan kemudian menjalankan kondisi darurat di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di "runway".

Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengungkapkan dalang pembakaran pesawat Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368. Dijelaskan Danrem pelakunya merupakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Baca Juga: Megawati Bicara Soal KKB Papua: Kalau Masih Komandan, Saya Terjunkan Beberapa Batalion, Keren kan?

"Betul, dari laporan yang diterima memang pelaku pembakaran pesawat milik Susi Air dilakukan KKB dipimpin Egianus Kogoya," kata Danrem 172/PWY, Selasa 7 Februari 2023.

Danrem 172 yang mengaku baru tiba dari Jakarta itu mengatakan pesawat milik Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368 dibakar KKB di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa pagi 7 Februari 2023.

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menjelaskan tim gabungan masih terus mencari keberadaan pilot dan penumpang Susi Air.

Pesawat Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368 diduga dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nguga, Papua, Selasa 7 Februari 2023.

Di Istana Merdeka, Kapolri menjelaskan tim gabungan masih menelusuri para korban. "Kami tim gabungan dari Operasi Damai Cartenz saat ini sedang melakukan operasi pencarian, sedangkan untuk hasilnya nanti akan kami informasikan," tambah Listyo.***

Sentimen: negatif (66%)