Sentimen
Positif (49%)
6 Jul 2023 : 11.18
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi, Kambing, Domba

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Yogyakarta, Gunungkidul

Tokoh Terkait

Antraks Sebabkan Kematian di DIY, Kemenkes Lakukan Penyelidikan

6 Jul 2023 : 18.18 Views 1

Tirto.id Tirto.id Jenis Media: News

Antraks Sebabkan Kematian di DIY, Kemenkes Lakukan Penyelidikan
tirto.id - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi melaporkan, tercatat tiga kasus kematian yang dihubungkan akibat kasus antraks di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Namun ia menegaskan, pihaknya masih akan mengonfirmasi kasus laporan kematian yang berkaitan dengan antraks tersebut. Kemenkes, kata Nadia, akan melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari tahu awal penyebaran kasus.

“Masih akan dikonfirmasi ulang karena satu suspek dan 2 dengan gejala antraks,” kata Nadia melalui pesan singkat, Rabu (5/7/2023).

Penularan Antraks biasanya terjadi karena memakan daging sapi yang terkontaminasi Antraks. Antraks mampu menular ke sapi, ketika hewan tersebut mengonsumsi rumput yang tanahnya terdapat bakteri Antraks.

“Karena virus Antraks sangat kuat di dalam tanah, tidak gampang mati,” ucap Nadia.

Nadia berpesan agar masyarakat hati-hati dalam membeli daging sapi atau ketika menangani sapi yang mati mendadak.

“Itu yang selalu kita bilang kepada masyarakat jangan membeli sapi yang biasanya lebih murah. Kita selalu katakan sapi yang digunakan (dijualbelikan) harus sehat. Jadi dinas peternakan harus periksa semua gitu,” ungkap Nadia.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa antraks (Anthrax) merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.

“Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan di dalam tanah, sehingga kadang-kadang antraks juga disebut ‘penyakit tanah’,” kata Tjandra.


Manifestasi penyakitnya di manusia ada tiga jenis. Pertama adalah antraks kulit, ini merupakan jenis antraks yang paling sering terjadi. “Tetapi tidak berbahaya,” jelas Tjandra.

Jenis kedua adalah antraks pencernaan serta antraks paru atau pernapasan yang dapat memicu kondisi gangguan kesehatan lebih serius.

“Ada sebagian kasus dapat menjadi berat, menyebabkan syok serta meningitis dan bahkan kematian,” ujar Tjandra.

Sebagai informasi, kasus antraks dilaporkan menjangkiti puluhan warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks.

Sentimen: positif (49.6%)