Sentimen
Positif (50%)
5 Jul 2023 : 22.59
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Washington, Moskow

Tokoh Terkait

Ngeri! Ternyata Ini yang Terjadi jika Ukraina Gabung NATO

6 Jul 2023 : 05.59 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Ngeri! Ternyata Ini yang Terjadi jika Ukraina Gabung NATO

Jakarta, CNBC Indonesia - Keinginan Ukraina untuk bergabung dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) makin meningkat sejak negara tetangganya, Rusia, melakukan invasi besar-besaran ke Kyiv sejak 2022.

Ukraina beralasan jaminan keamanan yang diberikan oleh Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Inggris ketika menyerahkan persenjataan nuklirnya ke Moskow pada tahun 1994 jelas tidak berharga.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyebut ekspansi NATO ke perbatasan Rusia selama dua dekade terakhir sebagai alasan utama keputusannya untuk mengirim puluhan ribu tentara ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari 2022.

-

-

Sementara itu, negara-negara Eropa timur mengatakan semacam peta jalan harus ditawarkan ke Kyiv pada pertemuan puncak NATO di Vilnius, Lithuania pada Selasa (4/7/2023) dan Rabu (5/7/2023). Namun AS dan Jerman mewaspadai setiap langkah yang mungkin membawa aliansi itu lebih dekat ke perang dengan Rusia.

Setiap perluasan aliansi harus disetujui oleh semua 31 anggota, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengesampingkan undangan resmi untuk Kyiv di KTT tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang telah diambil Ukraina untuk menjadi anggota NATO, kemungkinan kompromi atas langkah selanjutnya, serta dan pandangan Rusia tentang perkembangan tersebut, sebagaimana mengutip Reuters.

Membership Action Plan

Pada KTT Bucharest tahun 2008, NATO menyetujui Ukraina pada akhirnya dapat bergabung dengan aliansi tersebut. Namun para pemimpin NATO tidak memberi Kyiv Rencana Aksi Keanggotaan (Membership Action Plan/MAP) yang meletakkan peta jalan untuk membawanya lebih dekat ke blok tersebut.

Tak lama setelahnya, Moskow secara ilegal mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung proksi separatis di timur Ukraina.

Dalam kunjungan ke Kyiv pada April ini, Stoltenberg mengatakan tempat yang sah untuk Ukraina adalah di NATO, tetapi kemudian menjelaskan bahwa negara itu tidak akan dapat bergabung selama perang dengan Rusia masih berkecamuk.

Pada awal Juni, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya memahami posisi ini, tetapi pada akhir bulan ia mengulangi seruan agar Ukraina menerima undangan politik ke NATO di KTT tersebut.

Di bawah proses MAP diikuti oleh negara-negara bekas komunis lainnya di Eropa Timur, para kandidat harus membuktikan bahwa mereka memenuhi kriteria politik, ekonomi dan militer dan mampu memberikan kontribusi militer untuk operasi NATO.

Sejak tahun 1999, sebagian besar negara yang ingin bergabung dengan NATO telah berpartisipasi dalam MAP meskipun prosedur ini tidak wajib: Finlandia dan Swedia, sebelumnya negara netral yang bekerja sama dengan NATO, diundang untuk bergabung langsung dengan aliansi tersebut.

Militer Ukraina sendiri telah mengambil langkah besar menuju standar NATO sejak invasi besar-besaran Rusia. Proses ini semakin cepat karena senjata dan amunisi buatan Soviet secara bertahap habis dan Barat melatih pasukan Ukraina sesuai dengan standar NATO serta mengirimkan lebih banyak persenjataan canggih.

Alasan Keanggotaan Ukraina Sangat Sensitif

Klausul bantuan timbal balik terletak di jantung aliansi, yang dibentuk pada 1949 dengan tujuan utama melawan risiko serangan Soviet di wilayah sekutu.

Ini dikutip sebagai salah satu alasan utama mengapa Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO saat berkonflik dengan Rusia, karena hal ini dapat segera menarik aliansi tersebut ke dalam perang aktif.

Klausa, Pasal 5 Perjanjian Washington NATO, menyatakan bahwa serangan terhadap satu sekutu dianggap sebagai serangan terhadap semua sekutu.

Stoltenberg telah memperjelas bahwa, sementara NATO harus mendiskusikan opsi untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina setelah perang, jaminan keamanan berdasarkan Pasal 5 hanya akan diberikan kepada anggota penuh aliansi tersebut.

Kremlin menggambarkan ekspansi sebagai bukti permusuhan Barat terhadap Rusia, sesuatu yang disangkal oleh kekuatan Barat, dengan mengatakan aliansi itu sepenuhnya bersifat defensif.

Moskow mengatakan akan menimbulkan masalah selama bertahun-tahun yang akan datang jika Ukraina bergabung dengan NATO. Tak hanya itu, Rusia juga telah memperingatkan tanggapan yang tidak ditentukan untuk memastikan keamanannya.


[-]

-

Perang Rusia-Ukraina Gak Kelar-Kelar, NATO Mulai Pusing
(luc/luc)

Sentimen: positif (50%)