Sentimen
Negatif (100%)
5 Jul 2023 : 18.44
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang, Moskow, Shanghai, Warsawa

Kasus: Teroris, teror

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Perang Rusia-Ukraina! Moskow Didrone, Xi Jinping-Kiamat Makan

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

5 Jul 2023 : 18.44
Perang Rusia-Ukraina! Moskow Didrone, Xi Jinping-Kiamat Makan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia di Ukraina masih terus terjadi. Sejumlah fakta baru muncul antara kedua negara.

Selasa, Rusia menyebut pesawat tak berawak (drone) menyerang wilayah Moskow. Pemerintah Presiden Vladimir Putin pun menuding ada Amerika Serikat (AS) dan NATO dibaliknya.

Di sisi lain, Presiden China Xi Jinping memberi warning. Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Rabu (5/7/2023).

-

-

Drone Serang Moskow

Drone menyerang wilayah Moskow, Rusia. Setidaknya lima drone dijatuhkan Kremlin, kemarin.

Salah satu sasarannya adalah Kubinka, 40 kilometer (km) bandara internasional Vnukovo. Hal ini menyebabkan lalu lintas Udara dihentikan sementara.

Kremlin tegas menunjuk Ukraina sebagai pelakunya. Pemerintah Putin menyebutnya sebagai aksi teroris.

"Upaya rezim Kyiv untuk menyerang zona di mana infrastruktur sipil, termasuk bandara yang menerima penerbangan internasional, adalah aksi teroris baru," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova di Telegram.

Serangan drone telah menghantam kota-kota Rusia selama serangan Moskow terjadi di Ukraina. Namun, ini meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Moskow dan sekitarnya, terletak sekitar 500 kilometer (km) dari perbatasan Ukraina. Pada awal Mei, dua drone ditembak jatuh di atas Istana Kremlin dan kemudian di bulan yang sama drone menghantam gedung tinggi Moskow.

Kyiv sendiri mengatakan Selasa pagi bahwa Rusia telah meluncurkan 22 drone serangan Iran di wilayah Sumy, Donetsk dan Zaporizhzhia. Pasukannya menghancurkan 16 di antaranya.

Sementara itu dalam pernyataan terbaru, pemerintah Putin menunjuk serangan drone tak mungkin dilakukan tanpa bantuan AS dan NATO. Moskow mengatakan Barat telah memungkinkan Ukraina untuk melakukan aksi tersebut.

"Serangan ini tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan yang diberikan kepada rezim Kyiv oleh AS dan sekutu NATO-nya," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip AFP.

"Barat sedang melatih operator drone dan memberikan intelijen yang diperlukan untuk melakukan kejahatan semacam itu," tambah badan negara itu.

Bos Wagner Kembali Muncul

Bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin akhirnya muncul ke publik setelah hilang pasca kudeta gagal di Rusia. Dalam sebuah video Senin, ia meminta warga Rusia membela Wagner.

Hal ini dimuat Financial Times (FT) dan Al Arabiya. "Kami membutuhkan dukungan lebih dari sebelumnya," tegasnya seraya berterima kasih karena ke penggemarnya di Rusia.

Di kesempatan itu, Prigozhin tak mengkritik Kremlin sama sekali. Namun, ia membela kudetanya yang ia sebut "pawai keadilan".

Ia menyebut apa yang dilakukan ke Moskow bulan lalu adalah upaya untuk melawan pengkhianat dan memobilisasi masyarakat. "Segera Anda akan melihat kemenangan kami berikutnya di depan," tambahnya.

Sayangnya, Prigozhin tak menyebut di mana keberadaannya saat ini. Presiden Alexander Lukashenko mengatakan pekan lalu bahwa Prigozhin telah terbang ke Belarusia, menyusul kesepakatan yang ditengahi oleh dirinya.

Tetapi dari data Flight Radar, dilaporkan bagaimana pesawatnya terbang beberapa kali dari Belarus ke Moskow dan St Petersburg, yang menjadi kantor pusat Wagner. Ini menimbulkan pertanyaan apakah Prigozhin masih berpegang teguh pada ketentuan kesepakatan.

Dalam kesempatan yang sama, Wagner pun dilaporkannya masih secara aktif merekrutan orang untuk dilatih di wilayah Krasnodar, wilayah selatan Rusia. Iklan juga dipublikasikan di Telegram.

Sebelumnya Putin sempat berujar Wagner harus memilih antara menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, pulang ke rumah atau mengikuti Prigozhin ke pengasingan di Belarusia. Namun di kesempatan itu Prigozhin tak manyinggung Kremlin sama sekali.

Sementara itu, dimuat laman yang sama, perekrut Wagner yang dihubungi via hotline grup mengatakan berbagai "lowongan pekerjaan" tersedia. Termasuk di unit badai "bergengsi" yang bertempur di "zona operasi militer khusus", merujuk pada perang di Ukraina.

"Pelatihan akan berlangsung selama tiga minggu di desa Molkino di Rusia selatan sebelum penempatan," kata perekrut dimuat FT.

"Mereka yang ingin bergabung dengan Wagner diminta menghapus semua akun media sosial karena proses perekrutan menjadi lebih rumit", kata pejabatnya.

Kemunculan Prigozhin, mengutip Wall Street Journal (WSJ), datang di saat Putin dikabarkan berencana untuk mengambil alih bisnis tentara bayaran Wagner. Markas besar Grup Wagner di St. Petersburg dilaporkan telah digeledah agen-agen dari Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB).

Komandan Khusus Putin Tewas

Seorang komandan Rusia dilaporkan telah tewas dalam aksi di wilayah Donbas, Ukraina. Yevgeny Pisarenko, komandan formasi bersenjata kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechnya, dinyatakan meninggal pada Senin.

Ia berasal dari OMON, unit bergerak tujuan khusus dalam Garda Nasional Rusia, yang mengambil bagian dalam pertempuran militer di Chechnya sejak Perang Chechnya Pertama yang terjadi antara 1994 dan 1996.

Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya telah menandatangani kontrak dengan kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechnya pada Juni lalu, untuk menggantikan tentara bayaran Wagner.

"Terima kasih kepada orang tua yang membesarkan pahlawan seperti itu... Pria besar dengan hati besar!" kata rekannya Komandan unit Akhmat Apta Alaudinov melalui Telegram, sebagaimana dikutip Newsweek.

Pisarenko bertugas sebagai bagian dari operasi khusus Putin di Ukraina. Ia telah menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya di bagian timur Kliv.

"Bolshoi adalah rekan senegara saya, dia bertugas di Stavropol OMON selama bertahun-tahun, menerima pangkat kolonel," kata rekan lainnya Akhmat Dmitry Kulko juga buka suara terkait kematian Pisarenko, yang dipanggil dengan nama 'Bolshoi' yang berarti besar.

"Saat operasi khusus dimulai, dia mengajukan diri ke garis depan untuk melindungi penduduk Donbass," tambahnya.

Ancaman Nuklir Baru

Sementara itu, pejabat Rusia memperingatkan soal kiamat. Hal ini disampaikan sekutu Putin yang juga mantan presiden Dmitry Medvedev.

Dalam sebuah artikel di surat kabar Rossiskaya Gazeta milik negara Rusia, Medvedev mengatakan bahwa risiko "kiamat" terlihat lebih mungkin sekarang daripada selama krisis rudal Kuba tahun 1962. Dukungan Barat yang berkelanjutan di Ukraina, akan membuat prospek perang nuklir "sangat mungkin terjadi".

"Saya akan mencatat satu hal yang kutipan dari semua garis tidak suka mengakui," katanya dimuat CNBC International.

"Kiamat seperti itu tidak hanya mungkin, tetapi juga sangat mungkin," tegasnya dalam tulisan yang diterjemahkan.

Medvedev yang kita menjabat sebagai Kepala Dewan Keamanan Rusia, juga mengatakan bahwa Moskow tetap berkomitmen untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO. Ia menambahkan bahwa konflik dapat bertahan selama beberapa dekade sebagai akibatnya.

"Tujuan kami sederhana, untuk menghilangkan ancaman keanggotaan Ukraina di NATO," tambahnya.

"Dan kami akan mencapainya," kata Medvedev lagi.

"Anda tidak perlu menjadi seorang visioner untuk memahami bahwa fase konfrontasi akan berlangsung sangat lama. Kebuntuan akan berlangsung beberapa dekade," jelasnya.

Rusia memang menjadi salah satu negara dengan nuklir terbesar dunia saat ini, borsama Amerika Serikat (AS). Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir pada 2022.

Juni lalu, Rusia pun telah mengirimkan senjata nuklir taktisnya ke Belarusia. Ini merupakan perdana dilakukan setelah kejatuhan Uni Soviet.

Di sisi lain, tetangga NATO Rusia, Polandia, juga mengumumkan keinginan Warsawa untuk bergabung dengan program "Berbagi Nuklir NATO". Ini juga sebagai reaksi dikerahkannya senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia.

Warning Xi Jinping

Presiden Xi Jinping kemarin memperingatkan dalam pertemuan puncak secara virtual para pemimpin Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), yang di host India, Selasa. Ia menyinggung "Perang Dingin baru" dan "revolusi warna".

"Kita harus sangat waspada terhadap kekuatan eksternal yang mengobarkan 'Perang Dingin baru' dan menciptakan konfrontasi di kawasan," kata Xi, dilansir AFP.

"Dengan tegas menentang negara manapun yang mencampuri urusan dalam negeri dan melakukan 'revolusi warna' dengan alasan apapun," tambahnya.

Ia pun mengisyaratkan hubungan lebih dalam dengan negara anggota, termasuk Rusia. Ia pun menyerukan penolakan pada sanksi.

"Menyerukan upaya untuk menjaga perdamaian regional dan memastikan keamanan bersama", kata kantor berita negara Xinhua mengutip Xi lagi.

"Meningkatkan solidaritas mereka," tambahnya.

SCO beranggotakan delapan negara. Selain China, Rusia dan India, Kazakstan, Kyrgystan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Pakistan

Organisasi ini berfokus pada bidang ekonomi dan pertahanan. SCO mewakili sekitar 20% PDB global.

"Kiamat" Makanan

Ancaman "kiamat" makanan makin jelas. Ini terkait perkembangan terbaru Black Sea Grain Initiative (Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam).

Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka tidak melihat alasan untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam. Kremlin pun mengkritik hambatan yang berarti untuk ekspor produk pertaniannya sendiri.

"Jelas bahwa tidak ada alasan untuk kelanjutan lebih lanjut dari Inisiatif Laut Hitam yang berakhir pada 17 Juli," kata Kemla Rusia.

Konflik antara Rusia dan Ukraina yang menjadi pengekspor biji-bijian utama dunia, memicu kekhawatiran krisis pangan global ketika pelabuhan utama Ukraina diblokir oleh kapal perang Moskow di awal perang Februari 2022.

Namun di Juli tahun lalu, perjanjian dibuat dengan perantara Turki dan PBB, yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina dimulai kembali disertai memorandum paralel tentang ekspor makanan dan pupuk Rusia tanpa hambatan.

"Normalisasi pasokan makanan dan pupuk Rusia ke pasar dunia, yang disediakan oleh Memorandum Rusia-PBB, terus menurun," kata kementerian itu.

Moskow mengatakan masalah tersebut berasal dari efek sekunder dari sanais Barat terhadap perusahaan pelayaran dan asuransi serta bank. Moskow juga menuduh Ukraina menghancurkan bagian pipa yang digunakan Rusia untuk mengekspor amonia, komponen inti pupuk.

Kemlu Rusia juga mengatakan bahwa sebagian besar ekspor Ukraina ditujukan ke negara-negara kaya. Hal itu bertentangan dengan data yang diberikan oleh PBB dan Ukraina.

Kemarin, Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov mengatakan bahwa 29 kapal dengan 1,4 juta ton biji-bijian sudah diblokir karena inspeksi yang tertunda. Ia menyalahkan Rusia atas penahanan tersebut.

Kubrakov juga menulis di Twitter bahwa Rusia telah menghentikan pendaftaran kapal masuk sejak 26 Juni. Moskow mengatakan dalam pernyataannya Selasa bahwa pihaknya akan memastikan back-log kapal yang menunggu pemeriksaan akan jelas sebelum kesepakatan berakhir pada 17 Juli.


[-]

-

1 Tahun Perang Rusia-Ukraina dalam 5 Babak Penuh Teror
(sef/sef)

Sentimen: negatif (100%)