Sentimen
Positif (97%)
5 Jul 2023 : 12.52
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Pacitan, Yogyakarta, Kulon Progo, Sleman, Bantul

Partai Terkait

Pascagempa Bantul Yogyakarta, Puan Maharani Minta Perbaikan Fasilitas Pendidikan Diprioritaskan

5 Jul 2023 : 12.52 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Pascagempa Bantul Yogyakarta, Puan Maharani Minta Perbaikan Fasilitas Pendidikan Diprioritaskan

PIKIRAN RAKYAT - Ketua DPR Puan Maharani menekankan pentingnya upaya pemulihan dan rekonstruksi setelah gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia meminta agar perbaikan infrastruktur rusak akibat gempa yang berpusat di Kabupaten Bantul itu tidak berkepanjangan.

"Pemerintah daerah perlu membentuk tim khusus untuk mengkoordinasikan dan mempercepat proses perbaikan infrastruktur pascagempa. Sehingga, kegiatan masyarakat bisa berlangsung normal kembali," kata Puan pada Senin, 3 Juli 2023.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, diketahui ada satu orang yang meninggal dunia akibat gempa. Sejumlah warga jumlah mengalami luka-luka. Puan meminta Pemerintah memberi penanganan yang serius untuk korban.

“Saya mengucapkan belasungkawa untuk korban gempa yang meninggal dunia serta keprihatinan mendalam bagi korban-korban luka akibat gempa. Pemerintah harus memastikan merawat korban sampai sembuh,” tuturnya.

Baca Juga: Alasan Wali Kota Makassar Mundur dari NasDem: Anies Baswedan Capres, Mau Gabung PDIP

Dari laporan BPBD DIY, bangungan yang rusak ringan akibat gempa di Yogyakarta jumlahnya mencapai 102 unit. Sedangkan yang rusak sedang ada 4 unit.

Sementara itu di wilayah Gunung Kidul, total ada 58 unit rumah mengalami rusak ringan, di Bantul 31 unit rumah, Kulon Progo 16 unit rumah dan Sleman 1 unit rumah. Sejumlah fasilitas umum mulai dari gedung perkantoran, tempat ibadah, fasilitas usaha, fasilitas pendidikan hingga kesehatan juga terdampak gempa.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,4 yang terjadi akhir pekan lalu itu pun tidak hanya dirasakan warga DIY, tapi juga warga Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Berdasarkan informasi, ada 102 unit rumah di Jawa Tengah yang mengalami kerusakan dengan rincian 88 unit rumah rusak ringan, 13 unit rumah rusak sedang dan 1 unit rumah rusak berat.

Baca Juga: Jokowi Wanti-Wanti Soal Persaingan Politik 2024: Jangan Ganggu Program Pemerintah

Tak hanya di DIY dan Jawa Tengah, gempa Bantul juga mengakibatkan sejumlah rumah dan bangunan fasilitas umum di Jawa Timur rusak, seperi di Kabupaten Pacitan. Sejumlah warga juga masih ada yang mengungsi akibat rumahnya rusak, maupun karena trauma dan takut dengan adanya gempa susulan.

Untuk itu, Puan mengimbau agar Pemerintah harus memastikan adanya program perbaikan yang efektif dan tepat sasaran, serta memastikan agar dana bantuan tersedia untuk memulihkan daerah yang terdampak.

“Rehabilitasi untuk rumah dan fasilitas umum yang rusak harus dipastikan memenuhi standar bangunan tahan gempa mengingat daerah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur merupakan wilayah rawan gempa,” katanya.

Di samping itu, Puan pun meminta perhatian pemerintah untuk para korban yang mengungsi. Ia mengatakan bahwa pemerintah harus memastikan tersedianya tenda pengungsian yang layak dan aman, serta dengan fasilitas sanitasi yang memadai.

Baca Juga: Vladimir Putin Akui Bayar Pasukan Wagner Group untuk Perang di Ukraina hingga Rp15 Triliun

“Korban yang terpaksa mengungsi di tenda karena rumahnya rusak harus menghadapi kondisi hidup yang sulit di tengah keadaan yang tidak stabil. Bantuan makanan, air bersih, dan pelayanan kesehatan harus terus diberikan kepada para pengungsi," ujarnya.

Puan juga menekankan perlunya perbaikan segera terhadap fasilitas pendidikan yang terdampak gempa. Apalagi sebentar lagi sekolah memasuki tahun ajaran baru sehingga perbaikan fasilitas pendidikan yang rusak harus menjadi prioritas agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.

Apabila perbaikan fasilitas pendidikan belum selesai saat sekolah sudah memulai tahun ajaran baru, mantan Menko PMK ini meminta Pemerintah menyiapkan tempat pengganti yang layak. Dengan begitu, kata Puan, murid tetap bisa belajar dengan nyaman.

"Tidak mungkin aktivitas belajar mengajar ditunda untuk jangka waktu yang tidak pasti, kan ada target waktu ujian dan penyelesaian kurikulum. Jangan juga mereka jadi belajar di lokasi yang ala kadarnya dan tidak nyaman," ujar Puan.***

Sentimen: positif (97%)