Sentimen
Positif (79%)
4 Jul 2023 : 18.20
Tokoh Terkait

Lestari ingatkan pentingnya pemahaman nilai sejarah bagi anak muda

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

4 Jul 2023 : 18.20
Lestari ingatkan pentingnya pemahaman nilai sejarah bagi anak muda

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat saat menghadiri Simposium Puan Lingkar HIV bertema “Reclaiming Women’s Right and Access to Health, Protect from Gender Based Violence”, yang digelar Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) di Jakarta, Kamis (8/7/2023). ANTARA/HO-Humas MPR

Elshinta.com - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan segenap elemen bangsa Indonesia mengenai pentingnya pemahaman nilai-nilai sejarah bagi anak muda sebagai generasi penerus bangsa.


Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, Lestari mengatakan pemahaman mengenai nilai-nilai sejarah itu bernilai penting untuk anak muda karena hal tersebut dapat menjadi landasan bagi mereka dalam bersikap saat menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.


"Nilai-nilai sejarah Indonesia yang ditorehkan para pendahulu bangsa masih sangat relevan untuk menjadi landasan bersikap dalam menjawab sejumlah tantangan berbangsa dan bernegara di masa sekarang," ujar dia.

Lebih lanjut, Lestari menyampaikan saat ini terdapat sebanyak 496 dokumen Ingatan Kolektif Dunia dari The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Sebanyak 11 di antaranya, lanjut dia, dimiliki oleh Indonesia, termasuk tiga arsip yang baru saja ditetapkan sebagai dokumen Ingatan Kolektif Dunia, yakni pidato Presiden ke-1 RI Soekarno bertajuk “To Build The World A New”, Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, dan Hikayat Aceh. Pada Senin (3/7), sertifikat Ingatan Kolektif Dunia dari UNESCO untuk tiga arsip itu diserahkan Wakil tetap Indonesia di UNESCO Ismunandar kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah.

Sementara delapan dokumen lainnya yang telah terlebih dahulu menjadi dokumen Ingatan Kolektif Dunia adalah Arsip VOC, Arsip Konferensi Asia-Afrika, Babad Diponegoro, Arsip Konservasi Borobudur, Arsip Tsunami, La Galigo, Nagarakertagama, dan Cerita Panji. Menurut Lestari, pengakuan dari UNESCO terhadap dokumen milik Indonesia sebagai dokumen Ingatan Kolektif Dunia merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap pentingnya nilai-nilai sejumlah peristiwa sejarah di Tanah Air yang merupakan bagian dari peristiwa sejarah dunia.

Oleh karena itu, kata Lestari, sudah sepatutnya setiap anak bangsa mampu menggali dan memaknai nilai-nilai luhur yang diwarisi oleh nenek moyangnya sendiri itu. Dia menekankan setiap anak bangsa wajib memiliki pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai sejarah dalam upaya membangun karakter generasi penerus yang tangguh.

Sentimen: positif (79.5%)