Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Paris
Kasus: kebakaran, penembakan
Tokoh Terkait
Kesaksian WNI Prancis Chaos: Kondisi Mencekam, Suasana Kacau
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kerusuhan luas di Prancis yang dipicu oleh penembakan remaja 17 Tahun, Nahel Merzouk, oleh polisi telah membuat kondisi di berbagai kota mencekam.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tengah menempuh pendidikan di Ibu Kota Prancis, Paris, memberikan kesaksiannya kepada CNBC Indonesia terkait kondisi terkini di sana.
Sandra, mahasiswa Université Paris 8, mengatakan kondisi Ibu Kota, terutama daerah pinggiran yang padat penduduk, mencekam. Aksi kerusuhan bahkan belum menunjukkan tanda-tanda mereda sejak pecah pada 27 Juni malam, beberapa jam setelah Nahel tewas ditembak polisi.
"Sejak tanggal 27 sudah mulai ada pembatasan pergerakan transportasi massal juga kayak bus atau trem. Jadi memang setelah kejadian [penembakan], malamnya sudah langsung mulai ada pergerakan massa," katanya, Senin (3/7/2023).
Menurutnya, kerusuhan memuncak pada 28 Juni malam atau sehari setelah penembakan. Setelah itu, kekacauan terus meluas di wilayah Prancis. Adapun, kerusuhan besar biasanya mulai pecah pada sore dan malam hari.
"Kerusuhan dengan kekerasan sampai bakar-bakaran itu memang biasanya dimulai dari sore ke malam dan itu sejak puncaknya di 28 Juni terus berlangsung. Sekarang juga katanya malam ini bakal ada aksi lagi," ujarnya.
Dia mengatakan kekacauan kali ini jauh lebih parah dibandingkan dengan aksi demonstrasi belum lama ini yang menentang kebijakan mengenai usia pensiun yang melanda hampir seluruh kota di Prancis.
"Yang sebelumnya memang demo gede-gedean juga, tapi gak sampai rusuh yang merusak banget kayak sekarang. Jadi di sini memang sering banget demo, tapi yang sekarang kasar banget, banyak yang sampai luka-luka."
Jam MalamSandra menjelaskan pihak pemerintah Prancis telah mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tetap diam di dalam rumah sampai kondisi kondusif.
Senada, pihak KBRI Paris juga memberikan imbauan maupun peringatan serupa sejak 27 Juni atau awal mula kerusuhan.
"Jadi dari KBRI langsung memberikan warning juga beserta dengan titik-titik rawan kerusuhan. Kami juga selalu koordinasi di grup WhatsApp kalau ada apa-apa," katanya.
Menyusul aksi demonstrasi besar-besaran, Sandra menjelaskan banyak polisi berjaga di tiap sudut kota demi mengantisipasi pergerakan massa.
Adapun, hingga saat ini, jam malam yang diberlakukan sejak pukul 21.00 hingga 06.00 waktu setempat masih belum dicabut.
"Mal juga di beberapa tempat memang tutup lebih cepat. Restoran juga banyak yang tutup dan sudah pakai pembatas semua," imbuhnya.
Sementara itu, WNI lain yang tinggal di Toulouse, Prancis bagian selatan, James, mengatakan kondisi kotanya relatif tak separah Paris dan beberapa kota di bagian utara.
Menurutnya, aksi demonstrasi hanya pecah di beberapa tempat saja dengan skala yang tak terlalu masif.
"Demo cuma di beberapa tempat kayak di Empalot, atau Trois Cocus," katanya.
Meskipun begitu, mahasiswa TBS Education Toulouse tersebut mengatakan sejumlah tempat usaha seperti pertokoan telah dipasangi pelindung untuk mengantisipasi kerusuhan besar.
Langkah MacronDalam perkembangan terbaru, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan para pemimpin dari kedua majelis parlemen pekan ini. Pertemuan dilakukan setelah pertemuan darurat dengan para menteri pemerintah pada Minggu malam.
Kantor Presiden menyebut Macron juga akan bertemu dengan wali kota dari 220 kota yang terkena dampak protes pada Selasa (4/7/2023).
Setelahnya, pada Minggu, presiden dijadwalkan terbang ke Jerman untuk kunjungan kenegaraan yang sempat dibatalkan karena krisis yang sedang berlangsung.
Kementerian dalam negeri menyebut pihak polisi melakukan 49 penangkapan secara nasional per Minggu. Jumlah ini turun secara signifikan dari 719 penangkapan sehari sebelumnya, dan 1.300 pada Jumat.
Lebih dari 3.000 orang juga telah ditahan sejak Selasa, setelah pengerahan massal 45.000 petugas polisi di seluruh negeri.
Selama akhir pekan, Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin mengatakan pengerahan itu tidak akan berubah, setelah pengunjuk rasa membakar mobil, menjarah toko, merusak infrastruktur, dan bentrok dengan polisi pada Sabtu malam.
Darmanin juga mengumumkan kematian seorang petugas pemadam kebakaran berusia 24 tahun, yang tewas saat menangani kobaran api di tempat parkir bawah tanah di Saint-Denis pinggiran Paris setelah beberapa kendaraan dibakar pada Minggu malam.
[-]
-
Prancis Chaos! Mengapa Warga Berani Demo & Lawan Negara?(luc/sef)
Sentimen: negatif (100%)