Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang, bandung, Bogor, Temanggung
Kasus: bullying
Tokoh Terkait
AKBP Faisal Febrianto
Guru Bully Murid di Temanggung, Guru Culik Murid di Tangsel, Guru Ambil Tabungan Siswa di Pangandaran
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Permasalahan antara guru dan murid di beberapa daerah menjadi sorotan belakangan ini. Mulai dari kasus tabungan miliaran rupiah milik siswa di Pangandaran, Jawa Barat, hingga perundungan yang berakhir dengan pembakaran sekolah di Temanggung, Jawa Tengah.
Berikut Pikiran-Rakyat.com kumpulkan kasus-kasus antara guru dan murid yang tengah menjadi sorotan publik tersebut. Ada kasus perundungan siswa oleh guru di Temanggung, guru yang menculik murid di Tangerang Selatan (Tangsel), dan guru yang mengambil tabungan siswa di Pangandaran.
Murid berinisial R (13) membakar beberapa ruang kelas di sekolahnya di SMP Negeri 2 Pringsurat Kabupaten Temanggung, pada Selasa 27 Juni 2023 dini hari, karena sakit hati sering menjadi korban bullying teman-temannya.
Baca Juga: Sederet Manfaat Liburan Sekolah bagi Anak, Orangtua Wajib Tahu
Tidak hanya teman, dia juga merasa sakit hati oleh guru yang menurutnya kurang memperhatikannya. Selain itu, pelaku mengaku menyimpan dendam dengan gurunya karena tugas sekolahnya pernah dirobek di depan kelas tanpa alasan yang jelas.
"Artinya ini adalah subjektif pada perasaan si siswa. Hal tersebut dibuktikan pada saat dia mempunyai sebuah prakarya dan oleh guru menilainya biasa saja, maunya dia yang terbaik," kata Kapolres Temanggung AKBP Agus Puryadi di Temanggung, Rabu 28 Juni 2023.
Kemudian, R ikut dalam PMR dan mencalonkan diri untuk menjadi ketua organisasi di sekolahnya tersebut. Namun kredibilitas dan kapabilitasnya menurut teman-teman belum sesuai untuk memimpin organisasi tersebut, sehingga dia tidak terpilih sebagai ketua.
"Akumulasi dari beberapa rasa sakit hati, yang hal itu subjektif saja maka dia merencanakan untuk membakar sekolah tersebut," ucap Agus Puryadi.
Akibatnya, tersangka membawa sebuah botol bekas minuman bervitamin, kemudian menggunakan cairan khusus yang sudah dicampur dengan bahan tertentu sehingga menimbulkan api yang besar. Upayanya cukup berhasil, sehingga sejumlah ruangan di sekolah tersebut terbakar.
Setelah berhasil melakukan uji coba, R membuat tiga rangkaian yang sama. Satu diletupkan di sebelah kanan sekolah, kemudian ada yang dilempar, dan yang paling fatal adalah yang ditaruh di ruang prakarya karena ruang itu tidak tetutup dan di dalamnya terisi barang-barang dari kayu dan kardus. Hasil karya tersebut habis terbakar.
Dari ruang prakarya, api kemudian merambat ke ruang kelas lain yang bagian atapnya separuh hangus, hampir roboh. Kemudian api jalan lagi ke green house, tetapi juga tidak terbakar habis, serta membakar spanduk kelulusan.
Karena terbukti melakukan tindak kriminal dengan sengaja melakukan pembakaran, tersangka diancam dengan Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Peradilan Pidana Anak.
Guru Culik Murid di TangselGuru sekaligus wali kelas di Tangsel melakukan penculikan terhadap murid berkebutuhan khusus berinisial N. Penangkapan berawal dari rekaman CCTV sekolahnya di Pamulang.
Guru berinisial GF (28) tersebut ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan pelaku lainnya masih dalam pendalaman.
kasus penculikan terjadi pada Rabu 21 Juni 2023 pukul 9.00 WIB. Pada saat itu, GF meminta N meninggalkan sekolah untuk menemui orangtuanya yang disebut sedang pergi ke Bandung. Kemudian, pelaku mengarahkan korban untuk naik mobil jenis minibus berwarna putih dengan nomor polisi B 1042 WIJ yang menjemputnya di luar sekolah.
Di dalam mobil tersebut, N dibawa dua pelaku lain yang kemudian memberinya pil yang diduga obat tidur. Sementara GF tetap tinggal di sekolah berpura-pura mencari N.
"Sudah tersangka satu orang. Sementara yang lain masih kami dalami," ucap Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Faisal Febrianto di Mapolda Metro Jaya, Selasa 27 Juni 2023.
Dia menambahkan, guru inisial GF yang menjadi tersangka mengaku disuruh atau dijanjikan sejumlah uang oleh pelaku lain yang diduga sebagai otak penculikan. Menurutnya, korban berinisial N diculik beberapa hari dan ditemukan dalam kondisi sehat di salah satu rumah di Bogor pada Jumat 23 Juni 2023.
Sementara itu, Polisi masih terus mendalami motif dari penculikan tersebut. "Sampai saat ini masih dalam proses penyidikan," ujar Faisal Febrianto.
Guru Ambil Tabungan Siswa di PangandaranKasus guru yang mengambil tabungan siswa di Pangandaran belum juga usai. Uang tabungan siswa SD senilai Rp7,47 miliar itu belum dikembalikan karena disimpan di koperasi dan dipinjam guru. Dari Rp 7,47 miliar itu, hampir Rp 1,5 miliar di antaranya dipinjam 62 guru dan belum dikembalikan.
Kasus tersebut terjadi di sejumlah SD yang ada di Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi, Pangandaran. Akibat ulah para guru yang tidak kunjung mengembalikan pinjaman, koperasi merugi dan dituntut untuk mengembalikan uang siswa.
Setelah kasus tersebut mencuat, tim khusus penyelesaian uang tabungan murid bentukan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata terus door to door mendatang sekolah dasar. Khususnya, SD yang berada di wilayah Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Dalam dua minggu setelah dibentuk, tim khusus akan dievaluasi oleh Bupati, terkait sejauh mana tim telah melakukan penyelesaian uang tabungan yang mandek. Sementara itu, guru atau pihak sekolah yang mempunyai sangkutan pun dituntut untuk bertanggung jawab dan segera mengembalikan uang tabungan murid.
"Jangan melempar masalah ke pemerintah (Pemda)," ucap Jeje Wiradinata kepada wartawan, Sabtu 24 Juni 2023.
Dia mengatakan hal tersebut, karena sebelumnya para guru sempat meminta bantuan Pemda untuk melunasi utang mereka. "Kan, sebetulnya mereka (pihak sekolah) sempat patunjuk tunjuk siapa yang salah dan siapa yang benar. Termasuk kata komite, saat meminjam pihaknya tidak dilibatkan," kata Jeje Wiradinata.
Dia menuturkan, disintegrasi sekolah merupakan otonomi lembaga pendidikan tersebut, di mana ada sekolah dan komite sekolah. Menurutnya, jika pengelola uang tabungan berjalan dengan baik, tentu tidak akan terjadi hal seperti itu.
"Kita ikut campur, karena ini sudah menjadi persoalan di masyarakat. Makanya, kita turun untuk menyelesaikan persoalan ini," tutur Jeje Wiradinata.***
Sentimen: negatif (80%)