Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Serang
Kasus: HAM
Tokoh Terkait
Dengan Tegas Prabowo Yakin Menangkan Pilpres 2024 Penerus Jokowi, tak Mau Ada Perpecahan seperti 2019
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
Dengan Tegas Prabowo Yakin Menangkan Pilpres 2024 Penerus Jokowi, tak Mau Ada Perpecahan seperti 2019
POJOKSATU.id – Prabowo Subianto menyatakan sudah banyak belajar. Dia pun yakin bisa memenangkan Pilpres 2024 mendatang dan jadi presiden penerus Joko Widodo (Jokowi).
Keyakinan itu lantaran dirinya kini sudah menyelami dunia politik dan belajar menjadi politisi handal.
Meski begitu Prabowo Subianto tidak ingin ada perpecahan seperti yang terjadi di Pilpres 2019 lalu.
Pilpres kali itu adalah kali kedua ia berhadapan dengan Jokowi dan 2 kali pula ia dikalahkan.
Kontestasi politik saat itu juga terbilang sangat panas karena pendukung dari kedua kubu yang sama-sama saling serang secara sengit.
Belajar dari Jokowi
Mulanya Prabowo ditanya perihal penilaian masyarakat tentang kepribadiannya yang keras dan menyeramkan.
Akan tetapi Prabowo membantahnya. Ia menyatakan bahwa penilaian masyarakat itu lantaran tidak mengetahui kepribadiannya yang asli.
- Prabowo Akui Kehebatan Jokowi sampai Rela jadi Muridnya, Ungkap Penyebab Kekalahan Beruntun dari Jokowi
“Prabowo yang asli itu ngga serem, lembut, sangat lembut,” ujar Prabowo dalam wawancara eksklusif bersama Najwa Shihab.
Prabowo lantas sedikit menyinggung tentang Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 dimana dirinya 2 kali pula dikalahkan Jokowi.
Penyebab kekalahannya saat itu adalah karena dirinya memang bukanlah sosok politisi ulung dan handal.
“Saya ini kurang politisi. Makanya saya kalah terus,” kata dia.
Meski tak menyatakan secara tegas dirinya akan kembali mencalonkan diri sebagai capres tapi Prabowo mengatakan bahwa Pilpres 2024 adalah giliran dirinya yang menang.
Sebab dirinya selama ini juga telah banyak belajar tentang politik dan menjadi politisi.
- Dicap Sebagai Penculik dan Pembunuh, Prabowo Akhirnya Buka Suara Soal Pelanggaran HAM Masa Lalu
“Tapi kali ini (Pilpres 2024) insyaallah menang. Karena saya sudah belajar politik,” tegasnya.
Sosok yang menjadi guru tempatnya belajar tidak lain adalah Presiden Jokowi.
Diakui Prabowo, Jokowi adalah sosok yang hebat. Itu terbukti bahwa Jokowi lah yang keluar sebagai pemenang di 2 pilpres terakhir.
“Saya belajar dari pak Jokowi yang mengalahkan saya. Berarti itu guru yang hebat. Iya kan. Sudah, santai saja,” ucap Prabowo.
Capres 3 kali
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga ditanya alasan dirinya kembali maju sebagai capres untuk ketiga kalinya di Pilpres 2024.
Satu-satunya alasan adalah karena sejak kecil ia dididik untuk berbakti dan berjuang demi negara dan bangsa.
“Saya merasa terpanggil. Saya harus menyediakan diri, menawarkan diri untuk saya bisa berbuat, mengabdi, memberi sumbangsih yang terbaik kepada bangsa dan negara saya,” ungkap Prabowo.
Prabowo juga mengungkap dirinya sama sekali tidak terganggu dengan cemooh dan olok-olok yang menyebutnya terlalu ambisius dengan kembali maju sebagai capres.
- Didesak Najwa Shihab, Prabowo Subianto Tanggapi Cebong Kampret
“Enggak. Diolok-olok itu kan nggak sakit. Diolok, dihujat, difitnah. Siapa sih yang suka diolok-olok. Tapi, ya sudah lah,” ucapnya.
Menurutnya, ada hal yang jauh lebih penting di dunia dan hidup ini. Yakni kesejahteraan rakyat.
“Rakyat kita banyak menderita lebih dari sekedar saya disakiti, saya dihina. Saya ingin di sisa hidup saya, saya ingin berbbuat yang baik. Itu saja,” tegasnya.
“Orang mau hina, mau olok-olok, silahkan. Saya tidak mau jawab, saya tidak mau layani dan saya tidak mau balas. Biar aja,” sambungnya.
Tak mau seperti 2019
Meski tidak secara langsung menyinggung soal Pilpres 2019 tapi Prabowo Subianto tegas menyatakan menolak dan tak ingin ada polarisasi saat Pilpres 2024 mendatang.
Ia menyatakan bahwa rakyat Indonesia sama sekali tidak suka dengan narasi politik yang kasar dan saling menjatuhkan suatu tokoh atau individu.
- Janji Prabowo Bila Terpilih Jadi Presiden : Tidak Ada Lagi Masyarakat Terkotak-kotak, Harus Dirangkul
Hal itu berkaca pada Pilpres 2019 lalu dimana muncul polarisasi yang diwakili cebong dan kampret.
Karena itu Prabowo lantas menyinngung soal rekonsiliasi nasional yang ia lakukan seusai Pilpres 2019.
Menurutnya, rekonsiliasi yang dia lakukan dengan lawan di pilpres terdahulu itu bertujuan untuk bersatu membangun negeri.
“Politik kita harus unik, harus khas. Politik kita harus bijaksana, cerdas, dan penuh kesadaran,” ujar Prabowo.
“Menghujat dan menghardik itu menurut saya tidak produktif. Rakyat tidak suka pemimpin yang saling mengejek dan mengekang,” sambungnya.
Prabowo juga menyatakan memiliki prinsip tidak pernah menganggap lawan politik dalam kontestasi sebagai ‘musuh’ permanen.
- Prabowo Subianto Sebut Dirinya Sangat Lembut, Bukan Capres Diktator
Sebaliknya, lawan dalam berkontestasi tidak lebih adalah pesaing hanya pada saat kontestasi itu berlangsung.
Dengan latar belakang negara yang luas dan beragam kebudayaan, Indonesia membutuhkan elite unsur pimpinan yang kompak dan mampu bekerja sama untuk mencapai potensi yang diinginkan.
“Kita harus bersatu membangun negeri ini. Itu keyakinan saya,” tandas Prabowo Subianto. (Guruh/Pojoksatu)
Sentimen: positif (79.8%)