PIKIRAN RAKYAT - Kasus yang terjadi di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) terus terkuak. Hal tersebut membuat mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menilai jika lembaga antirasuah tersebut menunjukkan kehancuran.

Pada beberapa waktu sebelumnya, kasus pertama yang muncul yaitu mengenai kebocoran dokumen yang diduga dilakukan oleh pimpinan KPK, Firli Bahuri. Setelah perkara tersebut, kemudian muncul kabar mengenai pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh pegawai lembaga antikorupsi tersebut.

Ada puluhan pegawai yang dikabarkan terlibat dalam kasus pungli itu. Uang yang dikumpulkan dari pungli tersebut mencapau Rp4 miliar.

Baca Juga: Kasus Mandalika Diaebut Cocok Untuk Perkara Korupsi, Pengamat Ungkap Penyebabnya

Kini, kasus baru kembali muncul. Petugas di rumah tahanan (rutan) KPK dikabarkan melakukan tindakan asusila kepada istri tahanan.

"Dewas melakukan analisis dan pemeriksaan terhadap pihak terkait, dilanjutkan sidang etik pada April 2023, dengan putusan pelanggaran etik sedang," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri.

Menanggapi hal tersebut, Dewas kemudian melakukan analisis dan pemeriksaan terhadap pihak terkait. Prosesnya kemudian dilanjutkan dengan sidang etik pada April 2023

Selain itu, KPK juga melakikan tindak lanjut mengenai kasus tersebut. Pemeriksaan kedisiplinan pegawai dilakukan oleh mereka.

Baca Juga: Megawati: Indonesia Sebenarnya Kaya Raya Cuma Belum Dibagi Bareng-bareng

"Penegakan kode etik oleh Dewas dan kedisiplinan oleh Inspektorat secara berlapis adalah untuk memastikan setiap perilaku dan perbuatan insan KPK tidak hanya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan. Namun, hal ini juga harus menjunjung tinggi kode etik institusi," ujar Ali Fikri.

Sejumlah kasus yang terjadi di KPK disorot Said Didu. Dalam kritikannya, ia menyebutkan jika lembaga tersebut hancur.

"Betapa hancurnya KALIAN wahai @KPK_RI. Dari tanah suci saya doakan semoga Allah menyadarkan KALIAN !!!!!!" ucap Said Didu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter miliknya.***