Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Palu, Moskow
Kasus: HAM
Tokoh Terkait
Mengenal Wagner Group, Tentara Bayaran Sahabat Lama Putin
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Yevgeny Prigozhin kian mencuat di perang Rusia-Ukraina setelah kelompok tentara bayarannya, Wagner Group, mampu menduduki kota Bakhmut, Ukraina timur pada April lalu.
Dari kawan seolah menjadi lawan, secara mengejutkan Prigozhin mengerahkan pasukan ke Ibu kota Rusia, Moskow, untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Ia menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu memerintahkan serangan roket ke kamp lapangan Wagner di Ukraina, menewaskan banyak tentaranya.
"Kementerian Pertahanan sedang mencoba untuk menipu masyarakat dan presiden menceritakan kepada kami sebuah kisah tentang bagaimana ada agresi gila dari Ukraina dan bahwa mereka berencana untuk menyerang kami dengan seluruh NATO," kata Prigozhin dalam klip video yang dirilis di Telegram oleh layanan persnya, dilansir Al Jazeera.
Namun, secara tiba-tiba, Prigozhin mengatakan dia telah membatalkan pawai pasukannya di Moskow dan memerintahkan mereka untuk keluar dari Rostov. Di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Belarusia, Prigozhin setuju untuk meninggalkan Rusia dan pindah ke Belarusia.
Dia tidak akan menghadapi dakwaan dan pasukan Wagner yang mengambil bagian dalam pemberontakan tidak akan menghadapi tindakan apa pun sebagai pengakuan atas pengabdian mereka sebelumnya ke Rusia.
Dalam sebuah pernyataan, Prigozhin mengatakan bahwa dia ingin menghindari pertumpahan darah Rusia.
"Sekarang saatnya telah tiba ketika darah bisa ditumpahkan," katanya. "Oleh karena itu, menyadari semua tanggung jawab atas fakta bahwa darah Rusia akan tertumpah dari satu sisi, kami akan memutar konvoi kami dan pergi ke arah yang berlawanan dengan kamp lapangan kami."
Sebelumnya, Prigozhin mengeklaim pasukan Wagner kembali dari Ukraina dan menyeberang ke Rusia. Pihaknya pun sempat menduduki Rostov.
Putin tidak diam, dalam pidato darurat yang disiarkan televisi, dia mengatakan bahwa "pemberontakan bersenjata" oleh Wagner Group merupakan pengkhianatan dan siapapun yang mengangkat senjata melawan militer Rusia akan dihukum.
Sahabat Putin
Keberanian Wagner yang berbalik coba menyerang Rusia menunjukkan kekuatan yang tidak sembarang. Usut punya usut, ternyata Prigozhin merupakan sahabat lama Putin.
Prigohzin membuka bisnis restoran di Saint Petersburg pada 1990-an setelah keluar penjara usai menjalani hukuman 12 tahun akibat perampokan dan penyerangan. Di kota ini, Ia mengenal Putin, yang saat itu menjabat sebagai wakil walikota.
Dia menggunakan koneksi itu untuk mengembangkan bisnis katering dan memenangkan kontrak pemerintah Rusia yang menguntungkan. Ia pun mendapat julukan, "koki Putin". Tak puas, ia berekspansi ke bidang lain, termasuk media dan "pabrik troll" internet terkenal yang menyebabkan dakwaannya di AS karena ikut campur dalam pemilihan presiden 2016.
Prigozhin kemudian mengakui telah mendirikan, memimpin, dan membiayai perusahaan bayangan Wagner.
Dia mengatakan dia memiliki 50.000 orang yang siap membantunya "di saat-saat terbaik", dengan sekitar 35.000 di garis depan setiap saat. Dia tidak mengatakan apakah jumlah ini termasuk narapidana, tetapi dia diketahui telah melakukan tur ke penjara Rusia untuk merekrut pejuang serta menjanjikan pengampunan jika mereka bergabung dengan Wagner.
Prigozhin juga mengatakan bahwa setelah kehilangan puluhan ribu tentara bayaran di Ukraina timur, Wagner Group miliknya harus merekrut lebih banyak orang dan "berubah menjadi tentara dengan ideologi".
Perang Rusia-Ukraina bukan kali pertama, Wagner pertama kali terlihat beraksi di Ukraina timur segera setelah konflik separatis meletus di sana pada April 2014, dalam minggu-minggu setelah pendudukan semenanjung Krimea Ukraina oleh Rusia.
Personel Wagner juga dikerahkan ke Suriah, di mana Rusia mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dalam perang. Di Libya, mereka bertempur bersama pasukan komandan pemberontak Khalifa Haftar. Kelompok ini juga diyakini beroperasi di Republik Afrika Tengah dan Mali.
Sebuah video online tahun 2017 menunjukkan sekelompok orang bersenjata yang dilaporkan adalah Wagner, menyiksa seorang warga Suriah dan memukulinya sampai mati dengan palu godam sebelum memutilasi dan membakar tubuhnya. Otoritas Rusia mengabaikan permintaan media dan aktivis HAM untuk menyelidiki.
Pada 2022, video lain menunjukkan mantan kontraktor Wagner dipukuli sampai mati dengan palu godam setelah dia diduga melarikan diri ke pihak Ukraina dan dipulangkan. Terlepas dari kemarahan publik dan tuntutan untuk penyelidikan, Kremlin menutup mata.
[-]
-
'Koki Putin' Sebut Militer Rusia Blunder Besar, Ini Buktinya
(luc/luc)
Sentimen: negatif (100%)