Strategi BI Kendalikan Harga Pangan dari Ancaman El Nino
Tirto.id Jenis Media: News
"Kami on the track untuk menjalankan GNPIP dalam mengatasi El Nino," ujar Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam konferensi pers di kutip Minggu, (25/6/2023).
Doni menyebut Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) juga terus didorong untuk mengantisipasi El Nino. Saat ini, TPIP ada di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) BI.
Bersama kementerian/lembaga, GNPIP juga melakukan pengawasan dan sistem peringatan dini terhadap kondisi cuaca. GNPIP juga mendorong optimalisasi percepatan tanam, penggunaan varietas tanah kering dengan dukungan alat mesin pertanian (alsintan), serta penambahan embung di daerah.
Per 11 Juni 2023, berbagai dukungan untuk langkah tersebut sudah mencakup 9.630 titik operasi pasar, 530 ribu bibit pangan mandiri, 31 klaster replikasi, 17 program hilirisasi pangan, 38 program pupuk organik, serta pembelian alsintan sekitar Rp5,2 miliar.
"Kami juga mendorong kerja sama antar daerah, sudah ada 106 mungkin," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Deputi Gubernur BI Aida Budiman mengatakan berdasarkan pengalaman, komoditas beras dan tanaman hortikultura cenderung terkena dampak El Nino. Maka dari itu, BI telah melakukan komunikasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan bahwa sudah beberapa negara yang mulai terkena El Nino.
"Di Indonesia, BMKG memperkirakan El Nino akan mulai sekitar bulan Juli. Paling besar yang terkena dampak mungkin Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Sumatera maupun Sulawesi," kata Aida dalam kesempatan yang sama.
Selain menjalin komunikasi dengan BMKG, Aida menyebutkan BI juga telah melakukan simulasi cuaca dengan hasil proyeksi inflasi tahun ini mencapai 2 persen sampai 4 persen dan 1,5 persen hingga 2,5 persen pada tahun 2024, meskipun terdapat El Nino.
Sentimen: negatif (91.4%)