Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ITB
Kab/Kota: bandung, Guntur
Tokoh Terkait
Presiden Soekarno Pernah Doakan Anaknya Tak Jadi Presiden
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA— Presiden Soekarno yang berkuasa sejak 1945 hingga 1967 merupakan sosok kharismatik. Bung Karno bersama Bung Hatta merupakan tokoh yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Meski berkuasa selama 21 tahun, ternyata Bung Karno pernah mendoakan salah satu anaknya agar tak menjadi Presiden RI. Sosok anak yang didoakannya itu ternyata Guntur Soekarnoputra.
Kesaksian ini disampaikan Guntur Soekarnoputra saat wawancara khusus dengan Tribunnewscom di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Menurut Guntur, Bung Karno mengetahui betul wataknya, sehingga dia pernah didoakan ayahnya agar tak menjadi presiden.
“Bapak itu sudah tahu gimana watak saya. Jadi, jauh hari sebelumnya Bapak sudah ngomong, ‘saya tuh berdoa ke Tuhan Yang Maha Esa supaya si Guntur ini jangan jadi presiden lah’. Karena Bapak tahu watak saya,” kata Guntur.
-
Sejarah Istana Negara Jakarta, Awalnya Kediaman Pribadi Warga Belanda
Guntur mengaku sebagai anak presiden tak mau dikawal. Atau berpakaian rapi harus mengenakan dasi.
“Saya tuh paling enggak senang ada protokoler, ada pengawalan yah macam-macam, jemput tamu negara mesti pakai lengkap,dasi, apa segala macam,” ujarnya.
Menurut Guntur, saat menjalani pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di Jakarta, Guntur sudah meminta ke Bung Karno agar tak perlu dikawal-kawal lagi oleh pasukan pengawal presiden.
“Saya bilang sama Bapak waktu saya lulus SMA. Saya enggak berani. Saya bilang sama Bapak pasti marah. Saya bilang ke Ibu, ‘Bu aku sudah SMA, aku udah nggak mau dikawal-kawal lagi. Tolong sampaikan ke Bapak’. Ibu sampaikan,” ucapnya.
Permintaan Guntur pun tak serta merta dikabulkan sang proklamator kemerdekaan Indonesia itu.
“Bapak jawabannya waktu itu, ‘nanti akan dipikirkan’,” ungkapnya.
Guntur menuturkan melalui proses yang panjang hingga akhirnya Bung Karno mengabulkan permintaannya agar tak dikawal.
Akhirnya, Guntur tak dikawal lagi sejak menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Guntur Ikut Jamuan Presiden Kennedy
Guntur bercerita antara lain pengalaman ketika ikut perjalanan ayahnya, Bung Karno, ke Amerika Serikat (AS).
Guntur bercerita bahwa dia sempat bertemu dengan bintang film koboy tenar di tahun 1950-an yaitu Roy Rogers.
Pada pertemuan itu Guntur diberi uang 300 dolar AS yang kemudian digunakannya untuk membeli piringan hitam Elvis Presley.
Yang menarik lagi adalah cerita Guntur saat ikut jamuan makan malam kenegaraan dalam rangka kunjungan resmi Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia ke AS.
Karena tidak begitu biasa menggunakan pisau garpu untuk makan, yang ketika itu hidangannya adalah beefsteak istimewa favorit Presiden Kennedy, maka terpentallah daging yang tengah dipotong Guntur, ‘terbang’ ke dekat piring makan Presiden JF Kennedy.
Sambil tertawa lebar Bung Karno menyampaikan maaf kepada Presiden Kennedy karena puteranya telah mengirim ICBM (Inter Contnental Ballistic Missile) ke piring Presiden AS tersebut. Suasana pun mencair.
Dalam jamuan makan itu Presiden Kennedy sempat menanyakan kepada Guntur akan masuk ke mana selepas SMA.
Guntur mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk menjadi perwira Angkatan Laut dengan mendaftar ke Akademi Angkatan Laut (AAL).
Bila tidak bisa diterima masuk AAL, Guntur mengatakan dia ingin masuk ke ITB (Institute Teknologi Bandung), mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang insinyur.
Saat mendengar keinginan Guntur menjadi insinyur, Presiden Kennedy langsung memberikan tawaran agar Guntur melanjutkan sekolah di MIT (Massachusetts Institute of Technology).
Namun pada 22 November 1963 di Dallas Texas pukul 12.30, Presiden Kennedy tewas ditembak.
Dan pada akhirnya, Presiden JF Kennedy tak sempat membalas kunjungan resmi Presiden Soekarno tersebut ke Indonesia.
Ketika Kennedy berjanji mau datang ke Indonesia pada musim semi tahun 1964, Sukarno sudah menyiapkan sebuah guest house untuknya. Namun, Kennedy tak pernah datang. Kennedy dibunuh pada 22 November 1963. (ikror/pojoksatu)
Sentimen: positif (91.4%)