Sentimen
Netral (64%)
25 Jun 2023 : 03.01
Tokoh Terkait
Syam Arjayanti

Syam Arjayanti

Batik Jogja Dipamerkan di Jakarta, Ceritakan Daur Hidup Manusia

25 Jun 2023 : 03.01 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Batik Jogja Dipamerkan di Jakarta, Ceritakan Daur Hidup Manusia

Krjogja.com - YOGYA - Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2023 dengan tajuk Borderless Batik bersiap dilaunching, 23 Juni di Jakarta. Kali ini, DIY bakal memamerkan batik Daur Hidup yang menggambarkan setiap tahapan kehidupan manusia mulai lahir hingga meninggal dunia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti, mengatakan JIBB dilaksanakan dua tahun sekali, namun setiap tahun ada festival batik untuk mempromosikan batik DIY melalui berbagai sektor.

"Tahun ini kita mulai launching 23 Juni 2023 di Jakarta. Mengapa Jakarta, agar batik kita bergema dengan lebih luas, dari ibukota," ungkapnya dalam temu media di Kepatihan, Rabu (21/6/2023).

Gatot Saptadi, Ketua Panitia JIBB, menambahkan dalam event dua tahunan ini, DIY menindaklanjuti predikat Jogja sebagai kota batik dunia dari World Craft Council (WCC) yang berafiliasi ke Unsesco. Ada syarat untuk mempertahankan predikat tersebut di mana dua tahun sekali akan dievaluasi oleh WCC.

"Inilah mengapa kita menggelar JIBB. Kita tunjukkan pada dunia bahwa Jogja kota batik dunia, mengacu pada nilai sejarah, pelestarian, nilai ekonomi, ramah lingkungan, nilai global dan berkelanjutan. Tahun ini mulai bulan Juni sampai akhir Desember dengan dukungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY juga berbagai pihak, kita lakukan dengan maksimal. Mengawali rangkaian, kami adakan launching JIBB di Jakarta untuk mengenalkan lebih luas Jogja sebagai kota batik dunia," tandas Gatot.

Di Jakarta nanti, JIBB akan memamerkan batik Daur Hidup yang menunjukkan siklus hidup manusia mulai lahir hingga tutup usia. Ternyata tiap motif batik memiliki makna berbeda yang harapannya bisa diketahui masyarakat secara lebih luas.

"Display batik daur hidup kita tampilkan mulai dari lahir sampai meninggal, motif punya arti dan digunakan saat momen-momen kehidupan. Saat ada sripah misalnya, kainnya berbeda makna dengan saat njagong manten, nah ini yang kita ingin sampaikan ke masyarakat luas," tambahnya.

Sementara, Sardi, anggota Badan Jogja Kota Batik Dunia mebambahkan di Jakarta akan tampilkan satu center of interest dari daur hidup manusia yakni Mitoni. Upacara Mitoni atau Siraman ternyata menggunakan motif batik yang beragam, salah satunya lurik untuk prosesi akhir.

"Siraman ini dilakukan dengan tujuh sumber air, setelahnya siraman untuk calon ibu. Nah, jumlah batik yang dipakai ada tujuh, terakhir dengan lurik. Ini yang akan kita tampilkan. Nanti seperti apa, kita lihat displaynya di sana," pungkas dia. (Fxh)

Sentimen: netral (64%)