Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Negeri Padang (UNP)
Kasus: kekerasan seksual
Fakta Inses Bukittinggi, Sosiolog : Faktor Hiperseks dan Pelayanan Suami Kurang Maksimal
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA- Sosiolog dari Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni menyebut ada berbagai faktor penyebab persetubuhan ibu dan anak terjadi di Bukittinggi.
Diantaranya, faktor karena sang ibu mengalami kelainan seksual, atau disebut sebagai hiperseks.
Biasanya, ibu rumah tangga haus belaian seorang suami dapat melakukan tindakan tak terduga.
Faktor utamanya bisa disebabkan karena sang suami sudah tak bisa memberikan pelayanan maksimal di atas ranjang.
Selain itu, hubungan yang buruk antar istri dan suami juga dapat mempengaruhi seorang ibu menjadi hiperseks.
Sehingga, katanya, anak yang sudah remaja akan menjadi sasaran untuk memenuhi hasrat birahi seorang ibu.
“Si ibu, bisa saja tergolong hiperseks, sehingga ketidakpuasan oleh si ayah, maka akan menjadi sasaran untuk pemuasannya,” bebernya seperti dikutip.
Kedua, lanjut Erianjoni, hubungan inces dapat disebabkan kohesi sosial yang salah.
Ia menyebut hubungan terlarang ibu dan anak dapat terjadi karena adanya kedekatan belebihan antara ibu dan anak.
Kata Erianjoni, seharusnya terdapat sekat-sekat hubungan tertentu untuk menghindari perilaku tidak benar di dalam keluarga.
Simpelnya, jika seorang ibu punya hubungan yang berlebihan dengan anak laki-laki, hal ini akan menjadi potensi dan celah masalah yang timbul saat ini
Persetubuhan ibu dan anak di Bukittinggi tak lepas dari disfungsi peran seorang ayah.
Diketahui, kasus inses ibu dan anak di Bukittinggi dilakukan di dalam rumah selama 11 tahun.
Di sisi lain, ternyata selama ibu dan anak itu berhubungan terlarang terdapat seorang pria dewasa yang tak lain kepala tumah tangga keluarga tersebut.
Menurut Erianjoni, hal ini menunjukkan kurangnya fungsi seorang ayah yang dapat memproteksi dan memberi perlindungan dalam keluarga dari berbagai persoalan hidup.
“Jadi dari relasi sosial yang salah itu atau hubungan sosial yang terlarang tersebut lama kelamaan terbentuk dalam hubungan simbiotik atau saling membutuhkan antara ibu dan anak,” jelasnya.
Persetubuhan Ibu dan Anak di Bukittinggi Kasus Langka
Erianjoni mengklaim dirinya juga terkejut dengan pemberitaan kasus ini.
Ia menilai, sebenarnya kasus inses atau persetubuhan darah ibu dan anak di Bukittinggi termasuk langka.
Kalau pun ada, kata Erianjoni, hubungan inses ini biasanya terjadi dilakukan seorang ayah terhadap anak perempuan.
Itupun, lanjut dia, dilakukan dengan tindak kekerasan seksual dan eksploitasi seksual.
Diberitakan sebelumnya, Inses atau hubungan sedarah terjadi antara ibu dan anak di Bukittinggi, Sumatera Barat. Peristiwa itu terbongkar setelah keduanya menjalin hubungan selama 11 tahun
Cerita hubungan sedarah yang diungkapkan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, menimbulkan kehebohan di kalangan warga Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Betapa tidak, sang wali kota menyampaikan kasus inses atau persetubuhan sedarah yang melibatkan ibu dan anak kandungnya.
Seorang ibu dan anak di Bukittinggi terlibat dalam hubungan inses, yang berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan sejak sang anak masih duduk di bangku SMA.
“Anak tersebut, yang kini berusia 28 tahun, telah berhubungan badan dengan ibunya, yang kini sudah berusia 51 tahun, selama kurang lebih 11 tahun. Ini bukan cerita fiktif atau plot sinetron, ini nyata dan terjadi di tengah-tengah kita’, ujar Erman
Editor : Adhey
Sentimen: positif (64%)