Sentimen
Negatif (96%)
22 Jun 2023 : 17.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Inflasi Pangan | KRJOGJA

22 Jun 2023 : 17.05 Views 2

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Inflasi Pangan | KRJOGJA

Krjogja.com - MINGGU yang lalu kick off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2023, telah dilaksanakan bertempat di Bangsal Kepatihan Yogyakarta (KR, 16/06/23). Kegiatan ini mengusung tema “Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Digitalisasi dan Reformasi Kawasan Produksi Pangan Berkelanjutan”. Kegiatan GNPIP bertujuan menggaungkan langkah pengendalian inflasi dari sisi pasokan yang lebih integratif, masif, dan berdampak nasional dalam pengendalian harga.

Dalam acara tersebut, Gubernur DIY menjelaskan strategi pengendalian inflasi dapat dilakukan dengan instrumen 4K. Strategi termaksud meliputi strategi keterjangkauan harga, strategi ketersediaan pasokan, strategi kelancaran distribusi, dan strategi komunikasi yang efektif Gubernur DIY juga menekankan pentingnya reformasi di tingkat kelurahan untuk mengendalikan laju inflasi.

Selanjutnya Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) DIY, menyatakan tingginya curah hujan sepanjang tahun 2022 menyebabkan menurunnya produktivitas pada sektor pertanian. Rata-rata produktivitas padi di DIY tahun 2022 adalah 50,64 kuintal perhektar atau menurun dari tahun sebelumnya yakni 51,77 kuintal perhektar. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi tekanan inflasi komoditas pangan di DIY, khususnya untuk komoditas padi.

Menurut Bank Indonesia (2023), GNPIP yang dimulai pada bulan Juli 2022 mampu menekan inflasi pangan nasional pada bulan Agustus yang sebesar 11,47 persen menjadi 5,61 persen di akhir tahun 2022. GNPIP dilakukan BI dalam bentuk operasi pasar, kerjasama antar daerah, subsdi biaya angkut, menyalurkan polybag untuk gerakan tanam cabai. Di samping itu juga dilakukan replikasi bisnis, menyalurkan alat dan mesin pertanian serta menjalankan digitalisasi data dan informasi. Kegiatan tersebut dilakukan oleh Kantor Perwakilan BI yang lokasinya tersebar di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Mei 2023 besarnya inflasi mencapai 4,00 persen (year on year/yoy).

Penyebabnya terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran dan kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang sebesar 4,27 persen. Untuk Kota Yogyakarta terjadi inflasi sebesar 4,72 persen (yoy) pada bulan Mei 2023. Terjadinya inflasi tersebut karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang paling tinggi yaitu 6,46 persen.

Dalam teori ekonomi, terjadinya inflasi dapat disebabkan baik dari sisi permintaan (demand pull inflation) dan sisi penawaran (cost push inflation). Dari sisi permintaan, inflasi terjadi karena meningkatnya permintaan dan tidak diimbangi pasokan barang di pasar. Sedangkan kenaikan harga karena naiknya biaya produksi menjadi penyebab inflasi dari sisi penawaran.

Untuk inflasi pangan ketersediaan hasil produksi beserta distribusinya di pasar menjadi kunci pengendalian pangan. Dari hulu harus dipastikan ketersediaan hasil produksi (baik produksi produksi domestic dan impor). Di sisi hulu ketersediaan hasil produksi pangan harus mampu mencukupi kebutuhan pasar. Dengan demikian jalur distribusi dari produsen sampai penjual dan konusmen harus dijamin tanpa hambatan.

Untuk menekan inflasi pangan telah dirumuskan 7 program unggulan, yaitu (Bank Indonesia, 2023): (1) Optimalisasi anggaran Kementerian Lembaga (K/L) dan Pemda untuk operasi pasar dan Ketersediaan Pangan dan Stabilisasi Harga (KPSH) serta untuk menjaga daya beli. (2) Perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD). (3) Optimalisasi fasilitasi distribusi pangan strategis. (4) Peningkatan pemanfaatan alat mesin pertanian (Alsintan) dan sarana produksi (Saprodi). (5) Memperkuat ketahanan komoditas hortikultura dan pasokan pangan strategis lainnya. (6) Penguatan infrastuktur TIK, digitalisasi, data dan informasi pangan. (7) Penguatan koordinasi dan komunikasi.

Ke-7 program unggulan tersebut jika diimplementasikan dengan sinergi dan kolaborasi antara KPwBI dengan TPID (Provinsi dan Kabupaten/Kota) maka pengendalian inflasi pangan menjadi lebih oprimal. Selamat bekerja keras dalam pemantauan secara periodik atas pasokan dan harga komoditas pangan. Keberhasilan pengendalian inflasi pangan akan berdampak nyata dalam pengendalian inflasi secara keseluruhan. (Dr. Y. Sri Susilo. Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FBE UAJY, Pengurus Psat ISEI dan Pengurus KADIN DIY)

Sentimen: negatif (96.2%)