Sentimen
Positif (100%)
22 Jun 2023 : 05.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Blora, Rembang, Jepara, Pati, Kudus, Solo

Tokoh Terkait

Dari Supersoccer Arena akan Lahir 'Muthia Datau' Pesepakbola Putri Masa Depan

22 Jun 2023 : 05.10 Views 1

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Dari Supersoccer Arena akan Lahir 'Muthia Datau' Pesepakbola Putri Masa Depan

Krjogja.com - KUDUS - Supersoccer Arena merupakan stadion baru milik Djarum yang berlokasi di Jalan Mayor Kusmanto, turut Desa Rendeng Kecamatan Kota Kudus Jawa Tengah. Dari stadion yang berdiri megah di "Kota Kretek" tersebut, diharapkan akan muncul talenta- talenta terbaik lahirnya calon pesepakbola putri masa depan Indonesia.

Sepak bola putri pernah mencapai kejayaan pada tahun 1980-an, era Muthia Datau- kiper klub Buana Putri yang menjadi andalan tim nasional Indonesia.

Setelah itu kiprah sepak bola putri meredup hingga sekarang ini. Sempat muncul pemain putri Safira Ika Putri, pemain belakang (bek) kelahiran 2003 yang memperkuat klub Persis Solo. Namun kiprah tim bola putri nasional tak semoncer tahun 1980-an.

Kini, Bakti Olahraga Djarum Foundation tengah berusaha membangun pondasi untuk membangkitkan kembali kejayaan sepak bola putri Indonesia.

Diawali dari nol dengan menyelenggarakan kejuaraan sepak bola putri usia dini dalam turnamen "MilkLife Soccer Challenge" yang baru saja digelar di Supersoccer Arena selama beberapa hari sejal 15 Juni lalu.

Turnamen sepak bola putri itu mempertemukan 32 sekolah dasar di Kudus Jawa Tengah. Jumlah peserta 729 siswi sekolah dasar, terbagi dalam 61 tim kategori U-10 dan U-13.

Di putaran akhir babak final yang berlangsung di Supersoccer Arena Rendeng Kudus, SD 2 Rendeng berhasil menjadi juara untuk kategori U-13. Asyifa Sholawa Farizqi menjadi pahlawan bagi timnya SD 2 Rendeng, sekaligus mengukuhkan kapten dan striker itu sebagai top skor dengan mencetak 31 gol.

Sementara SD NU Nawa Kartika Kudus meraih titel juara di kelompok usia U-10. Namun untuk top skor atau pencetak gol terbanyak kategori U-10 diraih Kalea Kikandrya Ardiansyah, pemain asal SD 1 Barongan dengan mencetak 17 gol.

Dari turnamen "MilkLife Soccer Challenge 2023" juga dikukuhkan pemain terbaik U-10 Fanny Khusna ‘Asila serta best goalkeeper U-10 Amira Sailin, keduanya dari SD NU Nawa kartika. Sedang untuk predikat best player U-13 disandang Della Citra Ayu asal SD 1 Pedawang dan kiper terbaik Kayla Alifia dari MI NU Baitul Mukminin.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, awal pencarian bibiT- bibit DAN pemain berbakat sepak bola putri memang masih sebatas di lingkup Kabupaten Kudus. Turnamen ini akan digelar minimal tiga kali dalam satu tahun.

Ke depan akan diperluas melibatkan kabupaten sekitar Kudus, seperti Jepara, Pati, Rembang dan Blora. Setelah itu dikembangkan ke tingkat Jawa Tengah, dan bahkan nasional.

Bahkan tidak menutup kemungkinan pencarian bibit pemain terbaik Indonesia nantinya dapat dijaring melalui kegiatan audisi sepak bola pemain putri usia dini.

"Kami berharap kelak akan lahir Muthia Datau dan Safira baru di kancah sepak bola putri Indonesia, guna meraih kembali kejayaan seperti era 1980-an," ujar Yoppy, Selasa (20/6/2023).

Menurutnya, digelarnya turnamen sepak bola putri bertajuk "MilkLife Soccer Challenge 2023" ini tak hanya bertujuan mencari calon atlet masa depan sepak bola putri Indonesia semata.

Turnamen ini juga diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan sosial dan emosional anak sehingga kelak menjadi pribadi yang berkarakter dan tangguh. "Kecerdasan sosial dan emosional akan terbentuk melalui sepak bola putri," ungkapnya.

Karena olahraga ini melatih kerjasama tim yang mampu meningkatkan kepercayaan diri anak, menumbuhkan sikap disiplin, jiwa kemimpinan dan pantang menyerah.

Sepak bola putri itu olahraga beregu yang sangat dinamis di lapangan, sehingga anak-anak dilatih untuk berpikir kreatif, fokus dalam berkonsentrasi, mudah dalam memahami sesuatu. "Melalui olahraga beregu ini, mereka dilatih dapat memecahkan masalah lebih baik," jelas Yoppy Rosimin.

Yoppy mengatakan, kecerdasan sosial dan emosional merupakan aspek penting dalam pengembangan atlet-atlet sejak dini. Dua keterampilan lunak (soft skills) tersebut ditunjang dengan kepiawaian teknik di lapangan hijau akan membuat para atlet memiliki peluang besar menjadi atlet unggulan yang kelak mengharumkan nama bangsa di masa mendatang.

"Selain dalam rangka mencari bibit unggul yang kelak mengharumkan nama bangsa, kegiatan ini juga memberikan dampak positif pada perkembangan kecerdasan sosial dan emosional anak yang dapat meningkatkan kemampuan akademis mereka," tegasnya.

Sementara, pelatih kenamaan Indonesia Timo Scheunemann, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Pemain Usia Dini PSSI mengatakan, tak hanya menghadirkan pertandingan sepak bola putri, namun juga digelar perlombaan Skill Challenge.

Skill challenge dapat memacu potensi dan kemampuan para siswi secara individu seputar penguasaan teknik dasar dalam sepak bola. Kegiatan ini dikemas secara fun juga kompetitif, untuk membangkitkan kecintaan dan motivasi untuk meraih kemenangan.

"Karena peserta kebanyakan memang dari nol, hanya beberapa yang punya skill yang cukup mumpuni. Jadi memang harus belajar beragam teknik dasar untuk diaplikasikan di lapangan ketika mereka bertanding sebagai tim," kata Timo.

Pada gelaran MilkLife Soccer Challenge berikutnya pihaknya akan melihat perkembangan mereka dan apa yang perlu dievaluasi untuk menjadi lebih baik.

Pada Skill Challenge, salah satu teknik yang dipertandingkan adalah dribbling, teknik dasar yang paling penting dan menjadi kunci dalam bermain sepak bola, untuk memiliki reaksi yang cepat dan penguasaan bola.

Para siswi ditantang untuk mengitari lintasan dengan rintangan beberapa kerucut berukuran 4 meter di setiap sisinya.

Sementara passing and control dimainkan oleh tiga siswi dengan model lintasan passing segitiga, ukuran sisi 4 meter. Dengan tujuan agar para siswi untuk memahami keadaan lawan dan posisi tim di sekitarnya, serta melatih ketajaman untuk memanfaatkan peluang gol.

Lalu three on three peserta bertanding di atas lapangan berukuran 4x6 meter dengan durasi 5 menit. Sedangkan pada shooting on target, para siswi ditantang untuk menendang bola ke arah beberapa target dengan poin yang menentukan kemenangan mereka, dengan tujuan meningkatkan akurasi tendangan.

Sama halnya dengan penalty kick untuk membiasakan peserta mengarahkan bola ke gawang yang dapat menciptakan poin di pertandingan sungguhan.

Timo berharap, melalui kejuaraan ini kelak akan lahir pesepakbola putri andal yang kelak bisa membangkitkan kejayaan sepak bola putri Indonesia seperti beberapa dekade lalu.

Hal itu bisa terwujud jika ekosistem cabang olahraga ini berputar dengan baik, salah satunya dengan banyaknya kejuaraan yang rutin digelar.

"Kejuaraan-kejuaraan seperti ini menjadi pondasi sebelum mereka melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, mulai dari masuk sekolah sepak bola (SSB) hingga menjadi pemain nasional," tegasnya. (Trq)

Sentimen: positif (100%)