Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Washington
Tokoh Terkait
Dokumen Rahasia Bocor, MBS Ancam Goyang & 'Hancurkan' AS?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Dokumen rahasia terkait hubungan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi bocor. Ini diperoleh The Washington Post dan dirilis pada awal Juni lalu.
Hal ini terkait janji Presiden AS Joe Biden untuk memberlakukan 'konsekuensi' pada Arab Saudi atas keputusannya memangkas produksi minyak di tengah harga energi yang tinggi. Namun, di depan umum, pemerintah Arab Saudi membela tindakan Biden tersebut dengan sopan melalui pernyataan diplomatik.
Namun secara pribadi, sikap penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) sama sekali berbeda. MBS disebut mengancam akan mengubah hubungan AS-Saudi yang telah berlangsung puluhan tahun dan bakal membebankan biaya ekonomi yang signifikan pada Paman Sam jika memberlakukan 'konsekuensi' kepada negaranya.
"Putra mahkota mengklaim dia tidak akan berurusan dengan pemerintah AS lagi, menjanjikan konsekuensi ekonomi yang besar bagi Washington," menurut dokumen tersebut, dikutip Selasa (20/6/2023).
Tidak jelas apakah ancaman putra mahkota itu disampaikan langsung ke pejabat AS atau dicegat melalui penyadapan elektronik. Tetapi sikap MBS mengungkapkan ketegangan antara kedua negara.
Dokumen intelijen AS tersebut juga beredar di platform perpesanan Discord. Ini menjadi babak baru dari sejumlah kebocoran data intelijen AS terkait keamanan nasional yang sangat sensitif, selain soal perang Rusia-Ukraina pekan lalu.
Sementara itu, seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengatakan tidak mengetahui ancaman semacam itu dari Arab Saudi. AS, kata dia, terus bekerja sama sebagai mitra.
"Secara umum, dokumen-dokumen semacam itu seringkali hanya mewakili satu potret dari suatu momen dan tidak mungkin memberikan gambaran lengkap," kata pejabat itu yang berbicara tanpa menyebut nama.
"AS terus bekerja sama dengan Arab Saudi, mitra penting di kawasan ini, untuk memajukan kepentingan bersama kami dan visi bersama untuk kawasan yang lebih aman, stabil, dan sejahtera, yang saling berhubungan dengan dunia," tambah pejabat itu.
Beberapa waktu lalu Arab Saudi, lewat OPEC+, mengumumkan kembali memotong produksi minyak 1,16 juta barel per hari (bpd). OPEC+ adalah kumpulan negara penghasil minyak yang terdiri dari 13 anggota dan 11 negara penghasil minyak lain namun berada di luar OPEC, di mana salah satunya anggotanya plusnya termasuk Rusia.
Pemotongan OPEC+ ini di luar pemangkasan produksi Rusia 500.000 bpd. Hal itu merupakan balasan Kremlin atas sanki Barat soal perang Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Pemotongan OPEC+ terdiri dari Arab Saudi 500.000 bpd, Irak 211.000 bpd dan Uni Emirat Arab (UEA) 144.000 bpd. Lalu ada juga Kuwait 128.000 bpd, Aljazair 48.000 bpd dan Oman 40.000 bpd.
[-]
-
Sampai 100 Tujuan, Pangeran Arab MBS Buat Maskapai Baru
(sef/sef)
Sentimen: positif (93.4%)