Supianto | Minggu, 18/06/2023 19:15 WIB

Gambar selebaran yang disediakan oleh kepresidenan Iran menunjukkan Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan) menerima Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Teheran selama kunjungan pada 17 Juni 2023. (AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Iran, Ebrahim Raisi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan di Teheran pada Sabtu (17/6), di mana dia mengkritik keras Israel.

Arab Saudi dan Iran mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka telah mencapai kesepakatan, yang ditengahi oleh China, untuk membangun kembali hubungan diplomatik setelah tujuh tahun tanpa hubungan resmi.

"Hanya musuh Islam, yang dipimpin oleh rezim Zionis (Israel), yang kecewa dengan kemajuan kerjasama bilateral dan regional antara Iran dan Arab Saudi," kata Raisi kepada Pangeran Faisal, menurut kantor berita negara Iran IRNA.

Raisi juga menyatakan penentangannya terhadap upaya normalisasi hubungan dengan Israel, dengan mengatakan, "Rezim Zionis bukan hanya musuh Palestina, itu adalah ancaman bagi semua Muslim. Normalisasi hubungan dengan Israel tidak hanya gagal untuk meningkatkan keamanan tetapi juga bertentangan dengan pendapat umat Islam."

Kementerian luar negeri Saudi mengatakan diskusi antara Pangeran Faisal dan Presiden Raisi berfokus pada peninjauan hubungan bilateral dan menjajaki jalan untuk memperkuat dan memperluas kerja sama di berbagai bidang.

Kedua pejabat tersebut juga bertukar pandangan tentang perkembangan terkini di arena regional dan internasional, dan menyoroti upaya berkelanjutan yang dilakukan di bidang ini, tambahnya.

Sebelumnya pada hari Sabtu, diplomat top Arab Saudi bertemu dengan mitranya dari Iran Hossein Amir-Abdollahian. Keduanya mengadakan pembicaraan bilateral di gedung kementerian luar negeri Iran, yang dilanjutkan dengan konferensi pers bersama.

Pangeran Faisal menggambarkan pembicaraan itu sebagai "positif" dan mengatakan bahwa diskusi itu "menekankan perlunya tidak mencampuri urusan dalam negeri."

Dia menambahkan, Riyadh berharap pemulihan hubungan dengan Teheran akan berdampak positif, baik secara regional maupun internasional.

 "Saya ingin merujuk pada pentingnya kerja sama antara kedua negara dalam keamanan regional, khususnya keamanan navigasi maritim... dan pentingnya kerja sama di antara semua negara kawasan untuk memastikan bebas dari senjata. pemusnah massal," kata dia.

Diplomat top Saudi mengatakan bahwa dia akan menyampaikan undangan dari Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman kepada Raisi untuk mengunjungi Arab Saudi.

Amir-Abdollahian mengatakan bahwa kedua belah pihak menjajaki pembentukan "komite ekonomi, politik dan perbatasan bersama."

Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada bulan Maret, Riyadh dan Teheran setuju untuk membuka kembali kedutaan dan konsulat di wilayah masing-masing dan menerapkan perjanjian kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun yang lalu.

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 menyusul serangan pengunjuk rasa pro-rezim di kedutaannya di Teheran dan konsulat di Mashhad.

Iran membuka kembali kedutaannya di Riyadh awal bulan ini. Arab Saudi belum mengatakan kapan akan membuka kembali kedutaannya di Teheran, tetapi seorang koresponden Al Arabiya melaporkan pada Sabtu bahwa kedutaan Saudi di Teheran dan konsulat di Masyhad akan kembali beroperasi setelah hari raya Iduladha, yang diperkirakan akan dimulai pada akhir Juni dan berakhir pada awal Juli.