Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Surabaya, Kudus, Cijantung, Kepulauan Seribu, Serang
Kasus: Teroris, teror
Tokoh Terkait
Berbaret Merah, 3 Pasukan Khusus TNI dengan Kemampuan Tempur Luar Biasa
Okezone.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA – Pasukan khusus di Indonesia bukan hanya Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang memakai baret merah. Namun, ada dua pasukan lainnya, yakni, Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI.
Dari ketiganya tidak berada dalam satu matra. Kopassus, pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD), sementara Kopaska, pasukan khusus TNI Angkatan Laut (AL).
Adapun Koopssus TNI, gabungan pasukan elite tiga matra yakni, Satgultor-81 Kopassus TNI AD, Denjaka dari TNI AL, dan Satbravo-90 dari TNI AU. Ketiga pasukan tersebut memakai Baret Merah. Melansir sindonews, berikut perbedaannya:
Pasukan elite ini terbilang baru dibentuk oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada 30 Juli 2019. Pasukan ini memiliki tugas untuk menanggulangi aksi-aksi terorisme.
Lewat Perpres Nomor 42 Tahun 2019 pasukan itu diresmikan sekaligu menegaskan bahwa tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme, merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Pasukan ini merupakan gabungan dari pasukan elite tiga matra, darat, laut dan udara. Sehingga tak berlebihan jika disebut sebagai pasukan super elite karena mereka gabungan dari Satbravo-90 dari TNI AU, Satgultor-81 dari TNI AD, dan Denjaka dari TNI AL.
Koopssus TNI menjalankan operasi di dalam maupun luar negeri. Penugasannya berkaitan dengan penanggulangan terorisme, kasus teror yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan Indonesia. Koopssus bertindak sebagai penangkal, penindak, dan pemulih terorisme di dalam dan luar negeri.
Mayoritas kegiatan Koopssus adalah intelijen (surveillance) alias observasi jarak dekat sebanyak 80 persen. Sisanya baru penindakan atau 20 persennya. Untuk tergabung menjadi Koopssus tidak sembaranga, harus prajurit yang memiliki kemampuan bisa melakukan berbagai jenis operasi khusus yang menuntut kecepatan dan keberhasilan.
Koopssus berada dalam wadah Badan Pelaksana Pusat yang secara struktural komando langsung di bawah Panglima TNI. Tujuannya, agar memudahkan dalam penerjunan pasukan.
Pasukan ini memakai Baret Merah Koopssus TNI, meski memiliki lambing yang berbeda. Lambang Koopssus terdiri dari tiga anak panah dan garis busur yang berada dalam bentuk segi lima dan memiliki dasar berwarna hitam.
Koopssus memiliki 400 anggota surveillance, serta satu kompi penindak. Kemampuan tempur mereka secara materil sama dengan pasukan elite yang ada di matra asalnya kendati berada di tingkat Mabes TNI.
Pasukan ini dipimpin Komandan Koopssus TNI (Dankoopssus TNI) setingkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI alias jenderal bintang dua. Ia bertanggung jawab kepada Panglima TNI.
Dankoopssus dibantu Wakil Komandan Koopssus (Wadankoopssus) dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI. Saat ini, Dankoopssus TNI dijabat oleh Mayjen TNI Joko Purwo Putranto. Adapun Wadankoopssus dijabat Brigjen TNI (Mar) Supriyono.
Berbagai operasi telah dijalankan Koopssus, di antaranya membasmi kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso dan Ali Kalora
Kopassus
Pasukan elite yang dimiliki TNI AD ini kemampuannya sudah mashur. Mereka bisa bergerak senyap dan cepat di setiap medan, menembak tepat, pengintaian serta antiteror.
Pasukan Kopassus awal mulanya digagas Letkol Slamet Riyadi dan diwujudkan Kolonel Inf. Alexander Evert Kawilarang. Satuan ini memiliki ciri khas yakni, Baret Merah.
Melansir buku “Kopassus untuk Indonesia” Jilid II, penggunaan Baret Merah oleh Kopassus mempunya filosofi mendalam. Warna merah pada baret Kopassus dimaknai sebagai keberanian yang luar biasa, motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan, kematangan dalam pola pikir dan olah rasa, mempunyai keseimbangan dalam Intelligent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ).
Dalam setiap penugasan, pasukan Kopassus harus mampu mencapai kemenangan dalam merebut sasaran yang diperintahkan. Selaras dengan harapan pendiri Kopassus Mayor Inf. Moch Idjon Djanbi.
Idjon Djanbi menginginkan pasukan yang dibinanya bisa dikenal seperti “The Red Devils” atau pasukan Para Inggris pada Perang Dunia (PD) II. Konsep “Baret Merah” baru digunakan ketika Kesatuan Komando Tentara Teritorium (Kesko TT)-III/Siliwangi diganti sebutannya menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) yang merupakan cikal bakal Kopassus.
Konsep Baret Merah diambil lantaran saat itu belum ada baret berwarna merah membara seperti sekarang. Saat itu, KKAD menerima baret berwarna cokelat sama seperti pasukan artileri.
Untuk memberi rona warna merah sekaligus membedakannya dengan baret cokelat biasa, baret pembagian direbus air teh dicampur dengan sabun. Sejak saat itu, baret merah menjadi ciri khas Kopassus dan kesatuan ini kerap disebut dengan Korps Baret Merah. Di Baret Merah terdapat emblem yang mengombinasikan pisau belati, jangkar, dan sayap yang dibingkai dalam bingkai segi delapan.
Pisau belati yang digunakan Kopassus dari bentuknya melambangkan operasi darat. Sedangkan jangkar lambang kemampuan maritim, dan sayap yang melambangkan kecepatan mobilitas.
Desain pisau Komando yang terhunus ke atas juga mengalami sedikit perubahan yaitu menjadi pisau Komando dengan tiga alur atau ulir pada gagangnya yang menggambarkan tiga kemampuan prajurit Komando dan tiga janji prajurit Komando.
Sejak 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup. Grup 1/Parakomando, di Serang; Banten Grup 2/Parakomando, di Kartasura, Jawa Tengah; Grup 3/Pusdikpassus di Batujajar, Jawa Barat; Grup 4/Sandhi Yudha di Cijantung, Jakarta Timur, dan Grup 5/Antiteror, di Cijantung, Jakarta Timur.
Saat ini, Mayjen TNI Deddy Suryadi menjabat sebagai Danjen Kopassus sejak dilantik pada 28 April 2023.
Bicara soal kehebatan dan ketangguhan pasukan Korps Baret Merah tidak perlu diragukan lagi, hampir setiap palagan Kopassus selalu menorehkan tinta emas, tidak hanya di dalam tapi juga di luar negeri. Terbukti, Kopassus sukses menjalankan misinya dalam Operasi Woyla.
Operasi pembebasan penumpang pesawat Garuda DC-9 yang sandera Komando Jihad di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand. Kemudian, Operasi Seroja di Timor-Timur, Operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) saat konfrontasi dengan Malaysia di pedalaman hutan Kalimantan, Operasi Trikora pembebasan Papua, penumpasan pemberontakan G30/S/PKI, Permesta, DI/TII, Operasi Mapenduma pembebasan peneliti Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera OPM di Papua, Operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dari perompak Somalia, dan operasi khusus lainnya.
Kehebatan dan ketangguhan Kopassus dalam perang hutan membuat pasukan ini kerap dijuluki sebagai “Hantu Rimba”.
Kopaska
Pasukan khusus TNI AL yang berkedudukan langsung di bawah Koarmada, dan bertanggung jawab langsung kepada KSAL. Pasukan khusus ini juga menggunakan Baret Merah sebagai ciri khasnya. Meski demikian, warna merah pada baret Kopaska sedikit lebih gelap atau merah marun.
Pada baret merah Kopaska terdapat emblem yang mengombinasikan antara tongkat trisula yang digenggam seekor katak, dengan jangkar kapal. Di atasnya terdapat kata “Kopaska” sedangkan di bawahnya tertulis semboyan
"Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "Tak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi". Korps yang secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Sama dengan pasukan khusus lainnya, Kopaska juga mengemban tugas operasi rahasia. Hanya saja, Kopaska lebih kepada aspek laut seperti, Operasi Amfibi, operasi khusus dan dukungan-dukungan lain guna memperlancar operasi-operasi TNI AL.
Tugas utama dari pasukan ini adalah, peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terrorism.
Satkopaska di setiap Koarmada memiliki 6 detasemen yang siap digerakan kapan pun, di antaranya Detasemen 1 Sabotase / anti-Sabotase (Teror); Detasemen 2 Operasi Khusus.
Kemudian, Detasemen 3 Combat SAR; Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut / Mine clearance; Detasemen 5 Underwater Demolition; Detasemen 6 Special Boat Units. Saat ini, Kopaska dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo Nur Sasongko yang dilantik pada 27 Juli 2020.
Aksi heroik Kopaska di medan operasi antara lain saat mengamankan kedaulatan Indonesia di perairan Ambalat dari ancaman musuh. Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus dari perompak di perairan Somalia pada 2011 lalu. Menemukan black box Flight Data Record (FDR) milik Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 2021.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Sentimen: positif (100%)