Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Berlin
Mengungkap Ilmu Kemampuan Berjalan di atas Air
Krjogja.com Jenis Media: News
Ilustrasi
Krjogja.com - SELAMA berabad-abad manusia membayangkan suatu hari nanti kita bisa berjalan di atas air. Mulai dari sepatu penemuan Leonardo da Vinci, hingga peranan Remy Bricka menyebrangi Laut Atlantik.
Mungkin kita terinspirasi dari lebih dari 1.200 spesies hewan yang dapat berjalan di atas air. Hewan berukuran kecil seperti laba-laba dan serangga gunakan tegangan permukaan untuk mengambang di air.
Beberapa hewan lain menciptakan gaya agar tetap mengambang di atas air, seperti bunglon, akibat ukurannya yang jauh lebih besar dibandingkan serangga.
Seperti ditulis Merdeka.com, agar manusia dapat berlari layaknya bunglon di atas air ternyata ada ilmunya. Yaitu manusia harus berlari dengan kecepatan 67 meter per jam, secepat kecepatan berlari dari cheetah.
Artinya, manusia paling tidak harus berlari 15 kali lebih cepat dari pelari tercepat Jamaika, Usain Bolt yang terekam berlari dengan kecepatan 23,5 meter per jam pada Kejuaraan Atletik Dunia 2009 di Berlin, Jerman.
Bagaimanapun, keterbatasan tersebut tidak menyurutkan kegigihan manusia untuk berjalan di atas air. Setidaknya 50 tahun belakangan ini, sudah ada 50 alat untuk berjalan di air yang telah dipatenkan.
Jadi, meskipun kita tidak dapat berjalan di atas air dengan begitu saja, kita dapat mengakalinya dengan dua cara, "meningkatkan daya apung atau daya angkat dinamis," ujar matematikawan John Bush dari Institut Teknologi Massachusetts.
Sebagian besar alat yang dipatenkan untuk keperluan berjalan di atas air utamanya menggunakan prinsip peningkatan daya apung milik da Vinci.
Sementara itu, daya angkat dinamis utamanya memerlukan gaya eksternal yang memengaruhi tubuh manusia paralel terhadap permukaan air, kata Bush. (*)
Sentimen: positif (99.8%)