JEDDAH, AYOBANDUNG.COM - Hingga hari ke-23 operasionalisasi haji 1444 H/2023, jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia mencapai 63 orang. Angka ini, lebih tinggi dibandingkan dengan hari yang sama pada tahun 2017 lalu.

Menjelang puncak haji di Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna), pemerintah sangat fokus memerhatikan kesehatan para jemaah haji. Hal ini, dilakukan dalam upaya untuk menekan angka kematian jemaah haji Indonesia.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat, mengatakan, untuk menekan angka kematian jemaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan mencoba mendekatkan pelayanan kesehatan kepada jemaah melalui layanan satelit yang ada di hotel.

Baca Juga: LIPUTAN KHUSUS HAJI 2023: Puncak Haji Tinggal Menghitung Hari, Jemaah Haji Diimbau Jaga Kondisi

"Kita siapkan bukan bukan lagi di sektor ya, sektor kan terdiri dari beberapa hotel. Nah sekarang kita buka di setiap hotel," ujarnya.

Menurutnya, dengan keberadaan fasilitas kesehatan tersebut maka diharapkan jemaah haji akan mudah untuk mengaksesnya. Jemaah haji hanya cukup turun dari kamarnya untuk mendapatkan layanan kesehatan satelit di lantai bawah hotelnya masing-masing.

"Para jemaah haji tinggal turun dari kamar ke lantai paling bawah ada di situ layanan satelit. Mereka bisa sekedar memeriksa tensi setelah pulang dari masjid," ungkapnya.

Dijelaskan, adanya fasilitas ini diharapkan membuat semua jemaah haji sadar terhadap kesehatan dirinya masing-masing. Kesadaran ini sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji.

Baca Juga: LIPUTAN KHUSUS HAJI 2023: Bidang Kesehatan Daker Makkah Gelar Penguatan Kegawatdaruratan Kesehatan Haji

"Dalam hal ini mereka sadar betul kesehatan, ini menjadi sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Saya kira ini langkah yang positif, langkah maju supaya salah satunya yang menekan angka kematian juga ya dengan model seperti itu," terangnya.